2000 hama yang menyerang handeuleum meliputi Coccus Sp., Pseudococcus longispinus, Planococcus lilacinus, Valanga Sp.,
dan D. bisaltide. Serangga Doleschallia bisaltidae
memiliki tingkat penyerangan paling tinggi dibandingkan kelima jenis serangga lainnya. Penurunan kualitas dan kuantitas hasil akibat
serangan hama ini dapat mencapai 70. Oleh karena itu, pengetahuan tentang cara mengelola hama tersebut diperlukan untuk menghindari penurunan kualitas
dan kuantitas hasil yang terjadi.
2.2 Khasiat Handeuleum Sebagai Tanaman Obat
Handeuleum diketahui memiliki kandungan unsur kalsium pada bagian
batang, Kalium, Natrium, Magnesium, minyak atsiri, tanin, alkaloid nontoksik, asam folat, lemak, fenol, polifenol, saponin, flavonoid, steroid, glikosida dan
lendir, serta emolien Perry 1980; Willaman 1995. Kandungan flavonoid pada tanaman handeuleum merupakan zat yang memiliki efek katartik dan dapat
mematikan bakteri , sedangkan senyawa steroid berperan sebagai antiinflamasi Willaman 1995. Selain steroid, Wiart 2006 menyatakan kandungan glikosida
pada tanaman juga dapat berefek antiinflamasi. Berdasarkan pengujian pada Pithyum ultinum, Rhizoctonia solani,
Sclerotium rolsfii, dan Phytophtora parasitica di laboratorium, Goun et al. 2003
menyimpulkan bahwa ekstrak tanaman handeuleum dapat berfungsi sebagai anticendawan. Lebih lanjut Goun et al. 2003 menyatakan bahwa ekstrak G.
pictum 100 mgml juga dapat menurunkan pertumbuhan Xanthomonas
campestris . Nendra 2008 melaporkan bahwa handeuleum juga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Aktivitas bakteri ini akan menyebabkan plak pada gigi sehingga handeuleum juga dapat berfungsi
sebagai penghambat pembentukan plak gigi. Berdasarkan hasil penelitian Isnawati 2003, tanaman handeuleum juga diketahui mengandung antosianin dan
leukoantosianin. Pemeriksaan lebih lanjut menggunakan UV iluminator diketahui bahwa handeuleum juga mengandung asam protokatekuat, flavon, dan flavonol
3-hidroksi tersubtitusi. Wibowo 2000 melaporkan bahwa daun handeuleum dapat digunakan
untuk pengobatan terhadap luka, bengkak, borok, penyakit kulit, lever, telinga,
batu ampedu, dan batuk darah. Hasil penelitian Mu’minah 2007 menyebutkan bahwa ekstrak etanol pada daun handeuleum dapat menurunkan kadar total lipid
dan kolesterol LDL dalam serum darah. Selain menurunkan kolesterol, ekstrak etanol yang diaplikasikan pada mencit juga menurunkan berat badan. Selain
bagian daun, bunga handeuleum juga dapat digunakan untuk mengatasi gangguan menstruasi. Sumastuti 2000 menyatakan bahwa tanaman ini diduga mengandung
senyawa yang dapat merangsang pergerakan dinding usus. Saat ini, handeuleum telah terdaftar di BPOM sebagai salah satu bahan baku obat herbal. Pengakuan
handeuleum sebagai tanaman obat juga terlihat dari adanya tanaman ini sebagai salah satu tanaman obat yang dipamerkan pada ulang tahun Taman Lindung
Cibodas ke-156 Darmawan 2008.
2.3 Krakteristik Doleschallia bisaltide