Tujuan Hipotesis Manfaat Penelitian

1.2 Tujuan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melakukan seleksi awal untuk sifat resistensi beberapa aksesi handeuleum terhadap D. bisaltide. Penelitian ini juga bertujuan mengidentifikasi mekanisme resistensi tanaman handeuleum terhadap serangan D. bisaltide.

1.3 Hipotesis

1. Terdapat aksesi handeuleum yang resisten terhadap D. bisaltide. 2. Terdapat informasi mengenai mekanisme resistensi 13 aksesi handeuleum terhadap serangan D. bisaltide.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan informasi tentang mekanisme dan tingkat resistensi 13 aksesi tanaman handeuleum. Informasi mengenai tingkat resistensi dan kandungan fitokimia pada handeuleum dapat digunakan sebagai sumber genetik pada program perakitan varietas. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai salah satu program pengendalian hama secara terpadu. 1.5 Kerangka Pemikiran Bagian tanaman handeuleum yang banyak dimanfaatkan sebagai obat adalah daun. Daun tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati wasir, rematik, bisul, peluruh air seni, darah menstruasi, serta darah nifas setelah melahirkan Anonim 2008. Selain itu daun handeuleum juga dapat digunakan untuk mengobati luka, bengkak, borok, penyakit kulit, lever, telinga, batu ampedu, batuk darah, dan berfungsi sebagai obat pencahar Wibowo 2000. Di sisi lain, beberapa aksesi handeuleum diketahui memiliki kandungan bahan bioaktif yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian awal yang telah dilakukan oleh Khumaida et al. 2008, masalah utama dalam pengembangan handeuleum adalah serangan D. bisaltide sebagai hama dominan pada tanaman ini. Penggunaan insektisida untuk mengendalikan serangga ini bukanlah langkah yang tepat, karena kekhawatiran adanya residu insektisida pada daun. Sejauh ini musuh alami D. bisaltide belum diteliti, sehingga salah satu cara yang mungkin ditempuh untuk menanggulangi serangan hama adalah dengan membudidayakan tanaman yang resisten terhadap D. bisaltide. Untuk keperluan tersebut, dibutuhkan perakitan varietas yang resisten terhadap serangan hama tersebut. Dalam program perakitan tanaman, pengamatan karakteristik morfologi dan fitokimia tanaman diperlukan untuk mengetahui tingkat resistensi tanaman terhadap D. bisaltide. Untuk mengamati fitokimia tanaman, diperlukan infestasi larva D. bisaltide ke tanaman tersebut. Hal ini dilakukan karena sebagian besar senyawa fitokimia yang berperan dalam resistensi tanaman bersifat inducible, sehingga produksinya perlu dirangsang melalui gigitan hama pada daerah tersebut. Untuk mengetahui tingkat ketertarikan serangga D. bisaltide pada suatu aksesi handeuleum secara ilmiah, diperlukan pengujian peletakan telur oleh imago. Semakin banyak imago yang meletakkan telur pada suatu aksesi, serta semakin tinggi aktivitas makan larva pada aksesi tertentu, semakin tinggi pula tingkat preferensi D. bisaltide terhadap aksesi tersebut sedangkan tingkat resistensi tanaman akan semakin rendah. Hasil perbandingan uji kandungan fitokimia, aktivitas makan, dan peletakan telur pada tanaman handeuleum diharapkan dapat memberi gambaran mengenai mekanisme resistensi tanaman terhadap D. bisaltide. Hal ini berdasarkan hasil studi literatur Fraenkel 1969; Jermy 1984; Schoonhoven et al. 2005 yang menyebutkan bahwa sebagian besar tanaman mempertahankan diri melalui produksi senyawa metabolit sekunder. Setiap tanaman memiliki kandungan metabolit sekunder yang berbeda, bergantung pada jenis, kadar, dan lokasi senyawa tersebut pada tubuh tanaman. Bagan alir penelitian disajikan pada Gambar 1.1. Gam b aar 1.1 Ba g an A llir Pene liti an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA