50
Diamante et al. 2004 menjabarkan bahwa model Caurie sangat baik dalam manggambarkan data sorpsi manisan mangga kering yang disimpan pada suhu 25-
45°C. Berdasarkan penjabaran kemampauan model Caurie dalam mendeskripsikan sifat isotermi sorpsi jagung titi, snack mi instan jagung, susu manis, dan manisan
mangga kering, dapat dikatakan bahwa model Caurie gagal mendeskripsikan data kadar air kritis jagung titi karena model Caurie hanya cocok untuk diterapkan pada
produk pangan yang berkadar gula tinggi.
3. Model Chen Clayton
Perbandingan antara kurva sorpsi isotermi jagung titi hasil percobaan pada ketiga tingkatan suhu penyimpanan dengan model Chen Clayton serta persamaan linear
kurva sorpsi isotermi jagung titi berdasarkan hasil perhitungan dengan model Chen Clayton beserta nilai modulus deviasi P dapat dilihat pada gambar 11 dan 12.
Dengan nilai P berkisar 9.19 hingga 9.27, mengindikasikan bahwa model Chen Clayton cukup baik dalam mendeskripsikan data percobaan jagung titi pada seluruh
tingkatan aktivitas air dan suhu penyimpanan.
Mok dan Hettiarachchy 2006 melaporkan bahwa model Chen Clayton sangat baik dalam medeskripsikan data sorpsi biji
bunga matahari dan produk olahannya.
Gambar 11. Perbandingan data percobaan dan data prediksi KAK menggunakan Model Chen Clayton pada jagung titi yang disimpan pada
suhu 25°C
5 10
15 20
25
0.2 0.4
0.6 0.8
1 KAK BK
Aktivitas Air P = 9.19
lnln1aw = 1.4378 – 13.6307Me Model Chen Clayton suhu 25°C
51
Gambar 12. Perbandingan data percobaan dan data prediksi KAK menggunakan Model Chen Clayton pada jagung titi yang disimpan pada suhu
a 30°C dan b 35°C
4. Model Halsey
Model Halsey tidak terlalu baik dalam mempresentasikan data percobaan, dengan nilai P rata-rata 17.63. Wang dan Brennan 1991 serta Al-Muhtaseb 2004
melaporkan bahwa model Halsey tidak cocok untuk mempersentasikan sorpsi isotermi tepung kentang, dengan niali P berturut-turut adalah 70.4 dan 51.3.
Jagung titi adalah bahan makanan bertepung dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, hampir sama dengan kentang, sehingga model Hasley juga gagal
5 10
15 20
25
0.2 0.4
0.6 0.8
1 KAK BK
Aktivitas Air
5 10
15 20
0.2 0.4
0.6 0.8
1 KAK BK
Aktivitas Air P = 8.91
P = 9.19 lnln1aw = 1.4782 – 15.8820Me
lnln1aw = 1.5090 – 19.2381Me
b a
Model Chen Clayton suhu 30°C
Model Chen Clayton suhu 35°C
52
mempresentasikan data percobaan sorpsi isotermi jagung titi. Hal ini didukung oleh Wang dan Brennan 1991 serta Menkov 2000 melaporkan bahwa model Halsey
gagal untuk mendeskripsikan sorpsi isotermi kentang dan biji lentil berturut-turut. Selain itu, Sholehuddin 2005 juga melaporkan kegagalan model Halsey dalam
menggambarkan kadar air kesetimbangan mie jagun instan, dengan nilai P sebesar 52.80. Namun Model Halsey juga sangat baik dalam mendeskripsikan kadar air
kesetimbangan jagung DGGS distillers dried grains with solubles Kingsly dan Ileleji, 2009.
Gambar 13. Perbandingan data percobaan dan data prediksi KAK menggunakan Model Halsey pada jagung titi yang disimpan pada suhu a 25°C
dan b 30°C
5 10
15 20
25 30
35 40
0.2 0.4
0.6 0.8
1 KAK BK
Aktivitas Air
5 10
15 20
25 30
0.2 0.4
0.6 0.8
1 KAK BK
Aktivitas Air P = 19.71
b
logln1aw = -1.3821 – 1.3137logMe
logln1aw = -1.4990 – 1.3605logMe
a
P = 18.83 Model Halsey suhu 25°C
Model Halsey suhu 30°C
53
Gambar 14. Perbandingan data percobaan dan data prediksi KAK menggunakan Model Halsey pada jagung titi yang disimpan pada suhu 35°C
5. Model Henderson