7
1. Penggilingan basah
Pegolahan jagung dengan penggilingan basah merupakan salah satu cara untuk memisahkan pati dari biji jagung. Prinsip utama dalam proses ini adalah steeping
perendaman dalam air yang mengandung SO
2
dan diikuti degan proses penggilingan Sunarti, 2002. CRA 2003 menyatakan bahwa sebelum digiling, jagung harus
dilunakkan dengan proses perendaman, agar proses pemisahan komponen-komponen jagung terjadi secara optimum. Perendaman dilakukan dengan menggunakan air
hangat 48-52°C yang mengandung 0.1-0.3 SO
2
selama 30-40 jam. Proses perendaman ini akan melunakkan protein gluten dan melepas kulit, serta melarutkan
garam, karbohidrat terlarut, dan protein, sehingga menghasilkan empat jenis produk utama, yaitu starch tepung pati, gluten protein, fiber serat, dan germ oil
minyak.
2. Penggilingan kering
Penggilingan kering dilakukan dengan menggunakan biji jagung dengan kadar air tidak lebih dari 21, lalu dimasukan dalam alat yang bekerja dengan sistem rotasi
agar hull dan germ lepas dari endospermnya. Kemudian biji dikeringanginkan hingga berkadar air 15, agar memudahkan penggilingan dan pengayakan, sedangkan hull
dibuang dengan bantuan udara. Penggilingan endosperm diatur untuk mendapatkan bentuk pipilan, serpihan, atau dalam bentuk tepung jagung Indah, 2003.
3. Produk pangan berbasis jagung yang dimasak dalam alkali
Jagung yang diolah dengan menggunakan basa alkali, dibuat dengan cara memanaskan jagung dalam larutan kalsium hidroksida ± 0.5-1.0 atau abu kayu
bakar. Suhu campuran kemudian ditingkatkan hingga kurang lebih 82°C selama ± 1 jam. Jagung kemudian disimpan dalam wadah dan didinginkan pada suhu kamar
selama 12 jam. Kemudian dicuci untuk menghilangkan kelebihan kalsium hidroksida dan perikarp, selanjutnya dihaluskan dan produk halus ini disebut masa. Masa
merupakan bahan dasar untuk pembuatan sejumlah produk seperti tortila dan corn chips. Meskipun tidak mengandung gluten, masa merupakan salah satu adonan yang
mempunyai sifat kohesif, namun tidak seelastis adonan tepung terigu.
8
4. Jagung titi