Model Henderson Model Matematis Isotermi Sorpsi

53 Gambar 14. Perbandingan data percobaan dan data prediksi KAK menggunakan Model Halsey pada jagung titi yang disimpan pada suhu 35°C

5. Model Henderson

Bila dibandingkan dengan model Chen Clayton, nilai rata-rata P model Henderson untuk ketiga suhu penyimpanan lebih rendah, yaitu 8.37. Ini menunjukkan bahwa model Henderson adalah model yang terbaik dalam mendeskripsikan data kadar air kesetimbangan jagung titi yang disimpan pada suhu 25°C, 30°C, dan 35°C. Sholehuddin 2005 juga melaporkan bahwa model Henderson dapat merepresentasikan sorpsi isotermi snack mie jagung, dengan nilai P sebesar 8.69. Tetapi, hasil yang berbeda dilaporkan oleh Al-Muhtaseb 2004, dimana model Henderson gagal dalam merepresentasikan sorpsi isotermi tepung kentang. Sholehuddin 2005 dan Sianipar 2008 juga melaporkan bahwa model Henderson sangat buruk dalam mendeskripsikan sorpsi isotermi mie jagung instan dengan nilai P 100.28 dan bumbu instan binthe biluhuta dengan nilai P 66.54, berturut-turut. Persamaan linear model Henderson dan nilai modulus deviasi P serta perbandingan antara kurva sorpsi isotermi jagung titi hasil percobaan pada ketiga tingkatan suhu penyimpanan dengan model Henderson dapat dilihat pada gambar 15. 5 10 15 20 25

0.2 0.4

0.6 0.8

1 KAK BK Aktivitas Air P = 14.33 logln1aw = -1.7771 – 1.5299logMe Model Halsey suhu 35°C 54 Gambar 15. Perbandingan data percobaan dan data prediksi KAK menggunakan Model Henderson pada jagung titi yang disimpan pada suhu a 25°C, b 30°C, dan c 35°C 5 10 15 20 25 30

0.2 0.4

0.6 0.8

1 KAK bk Aktivitas air 5 10 15 20 25

0.2 0.4

0.6 0.8

1 KAK bk Aktvitas air 5 10 15 20

0.2 0.4

0.6 0.8

1 KAK bk Aktvitas air a b c logln11-aw = 1.2830 + 1.6473logMe logln11-aw = 1.4252 + 1.7017logMe logln11-aw = 1.7064 + 1.8530logMe P = 8.72 P = 8.48 P = 7.92 Model Henderson suhu 25°C Model Henderson suhu 30°C Model Henderson suhu 35°C 55 Model Henderson adalah salah satu model yang dapat mendeskripsikan karakteristik air dari produk pertanian yang bersifat higroskopis, dimana model ini banyak diterapkan pada biji-bijian Chirife dan Iglesias, 1978. Jagung titi walaupun dalam proses pembuatannya mengalami proses pemanasan dan pemipihan, namun tidak merubah komposisi fisik butiran jagung, dimana lapisan perikarp, endosperm, dan lembaga jagung tidak dihilangkan. Oleh karena itu, model Henderson dapat mendeskripsikan kadar air kesetimbangan lebih baik bila dibandingkan dengan model lainnya. Corzo dan Fuentez 2004 menyatakan bahwa model Henderson cukup baik dalam mendeskripsikan kadar air kesetimbangan pigeon pea dan kacang lima dengan niali deviasi sebesar 7, 3, 2, dan 3 berturut-turut untuk suhu penyimpanan 18, 28, 38, dan 48°C. Model Henderson juga cukup baik dalam mendeskripsikan data bibit jagung hibrid 647 Soleimani et al., 2006 dengan nilai deviasi sebesar 8. Kadar air kesetimbangan tepung jagung dapat dideskripsikan cukup baik oleh model Henderson pada suhu penyimpanan 30, 45,da 60°C Peng et al., 2009.

6. Model Oswin