diperuntukkan bagi pengelola dan wisatawan juga disediakan fasilitas yang mengakomodasikan kebutuhan masyarakat sekitar mata pencaharian baik berupa
kios cinderamata dan fasilitas pendukung lainnya.
5.4. Perencanaan Lanskap
Rencana lanskap PTB sebagai kawasan wisata berbasis ekologis adalah hasil akhir perencanaan yang merupakan penggabungan dari rencana ruang,
rencana sirkulasi, rencana vegetasi, dan rencana aktivitas serta fasilitas. Rencana lanskap ini menyajikan lokasi atraksiobjek wisata di kawasan perencanaan
beserta fasilitas pendukungnya. Untuk memahami rencana lanskap tersebut, disajikan gambar perencanaan lanskap Gambar 48. Rencana lanskap tersebut
selanjutnya dibagi kedalam tiga segmen Gambar 49, 50, dan 51. Adapun ilustrasi suasana atraksi wisata pada beberapa titik dapat dilihat pada gambar
ilustrasi suasana Gambar 52. Strategi perencanaan yang diterapkan adalah optimalisasi aktivitas wisata
yang berbasis ekologis dengan memanfaatkan sumberdaya mangrove hasil rehabilitasi dan konservasi. Dengan pemanfaatan mangrove sebagai objek utama
wisata di PTB diharapkan tidak akan terjadi lagi penebangan liar mangrove. Hal ini akan berdampak terhadap kelestarian sumberdaya mangrove baik bagi
ekosistem pantai maupun bagi wisata.
5.4.1. Rencana Ruang
Berdasarkan konsep perencanaan lanskap wisata pantai berbasis ekologis dan data yang telah dianalisis maka kawasan perencanaan lanskap wisata PTB
memiliki luas 83,3 Ha yang terbagi menjadi tiga ruang utama. Tiga ruang tersebut meliputi ruang pedukung wisata 12,5 Ha15, ruang wisata penunjang 50
Ha60, dan ruang wisata utama 20,8 Ha25. Ruang pendukung wisata sendiri terbagi menjadi ruang penerimaan, ruang transisi, dan ruang pelayanan.
Sedangkan ruang wisata utama dan ruang wisata penunjang terbagi menjadi ruang inti, ruang transisi dan ruang penyangga.
Ruang pendukung wisata yang terdiri dari ruang penerimaan, ruang transisi, dan ruang pelayanan berfungsi sebagai area penyambut dan pelayanan
wisatawan. Atraksi wisata yang direncanakan pada ruang ini merupakan aktivitas
wisata berbasis non-konservasi. Karakter ruang yang direncanakan bersifat estetik dan mendukung penuh kebutuhan pelayanan wisata. pengembangan yang sesuai
adalah wisata belanja, kuliner, atraksi budaya, dan piknik di area terbuka. Ruang wisata penunjang memiliki karakter pelayanan wisata penunjang
wisata utama dan pada ruang ini direncanakan dengan rehabilitasi formasi pantai dan konservasi dari bahaya abrasi. Pengembangan yang sesuai pada area ini
adalah untuk wisata pendidikan tambak silvofishery, wisata praktik perbanyakanpenanaman mangrove, area penelitian, dan outbond. Karakter ruang
wisata utama dari kawasan ini merupakan ekosistem alami hutan mangrove. Hal tersebut diawali dengan program rehabilitasi mangrove secara bertahap.
Rehabilitasi yang dilakukan secara bertahap dengan harapan pertumbuhan dan perkembangan mangrove hasil rehabilitasi dapat berfungsi dengan baik.
Pertumbuhan dan perkembangan mangrove yang baik pada nantinya akan bermanfaat baik secara fisik, biologi, maupun ekonomi. Berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa kedalaman dasar perairan PTB dari garis pantai sampai jarak 30-50 meter ke arah laut berkisar antara 0,5-1 meter. Penanaman
mangrove dapat dilakukan secara bertahap dari garis pantai ke arah laut dimulai selebar 30 meter dan panjang 100-200 meter sesuai dengan lokasi sepanjang garis
pantai di tapak. Gerakan air yang lambat terkait dengan keberadaan akar mangrove berdampak terhadap pengendapan lumpur dan lumpur akan terkumpul
di dasar Dahuri, 2003. Tegakan mangrove akan dapat menjerat sedimen lumpur sehingga akan terjadi pengendapan dan pendangkalan lahan sebagai habitat
mangrove serta nantinya berdampak terhadap perluasanlebar mangrove ke arah laut sebagai salah satu pelindung pantai alami. Atraksi wisata yang dapat
dikembangkan merupakan wisata di dalam maupun di sisi ekosistem mangrove vegetasi dan satwa. Aplikasi perencanaan yang dilaksanakan pada tapak adalah
pengembangan arsitektur alamiah.
99
Gambar 48. Rencana Lanskap Pantai Tanjung Baru
100
Gambar 49. Detail Plan Segmen 1
101
Gambar 50. Detail Plan Segmen 2
102
Gambar 51. Detail Plan Segmen 3
Gambar 52. Gambar Ilus
trasi Kawas an
5.4.2. Rencana Sirkulasi