Tabel 16. Rencana fasilitas
No. Fasilitas
Ukuran m Jumlah
Panjang Lebar
Tinggi
1 Fasilitas Pelayanan:
Gerbang Masuk Utama 3
22 8
1 Gerbang Masuk Sekunder
3 10
8 2
Pos tiket 4
4 2,5
3 Gedung Pengelola dan Pusat Informasi
20 10
5 4
Aula dan Ruang Multimedia 20
10 5
1 Kios 20
5 5
1 Payung makan
D=3 18
Mushala 10 10
4 1
Toilet 3 3
2,5 7
Klinik 6 3
4 1
Shelter Supir
3 1
2 2
Tong Sampah 0,5
0,5 0,5
50 Pos Keamanan
3 1
2 10
Lapangan Olahraga L=1.260 m²
1 Area Parkir
L=6.400 m² 10 titik
Area Piknik L=6.500 m²
1 titik 2
Fasilitas Wisata:
Shelter Boardwalk 5
3 2,5
7 Shelter
5 3 2,5 16
Halte Mobil Wisata L=100 m²
2 Mobil Wisata
4 2
1,5 20
Menara Pandang D=6
10 4
Gedung Pusat PengembanganPenelitian 15
10 5
5 Darmaga PerahuKanoing
6 2
4 PerahuKano 4
2 25
Lapangan Outbond L=19.900 m²
1 Camping Ground
L=9.900 m² 1
Area Pembibitan L=2.000 m²
2 Galeri Alam
15 10
5 1
Outdoor Classroom D=8
1 Papan Informasi
1 0,5
1,5 50
Keterangan: DÆDiameter LÆLuas
5.4.5. Rencana Daya Dukung
Daya dukung maksimum merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam merencanakan sebuah kawasan wisata. Dengan
memperhatikan daya dukung kawasan pada saat perencanaan lanskap maka kenyamanan wisatawan dan kelestarian tapak dapat terjaga dengan baik. Area
camping ground sudah memiliki standar berdasarkan Douglas 1982, tetapi yang
lainnya didapat berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Berikut merupakan luas area yang dibutuhkan per orang berdasarkan kegiatan tertentu
Tabel 17.
Tabel 17. Kebutuhan ruang per orang dalam melakukan program tertentu
Atraksi Standar Kebutuhan Ruang
Keterangan
• Jalur Interpretasi Board Walk atau
Pedestrian Path Jarak antar wisatawan 10 m
Sebayang 1996 •
Outdoor Classroom 4 m²
Sebayang 1996
•
Gedung GaleriPusat Penelitian 4 m²
Sebayang 1996 •
Hasil Olahan Tambak 8,75 m²
Sebayang 1996 •
Area Outbond 30 m²
Saraswati 2010 •
Camping Ground 90 m²
Douglas 1982 •
Cottage 4 orangcottage Hendriani
2003 •
Gedung Galeri Budaya 30 m²
Saraswati 2010 •
Warung Makan 8,75 m²
Sebayang 1996 •
Kios Suvenir 2 m²
Sebayang 1996 •
Area PengomposanMedia Tanam 25 m²
Saraswati 2010 •
Area Penanaman Mangrove 2 m²
Sebayang 1996 •
Area Pembibitan Vegetasi 2 m²
Sebayang 1996
Ruang wisata utama area board walk dan jalur perahu direncanakan memiliki daya dukung rendah, sehingga jumlah pengunjung dibatasi dengan
menyederhanakan fasilitas yang ada. Daya dukung pada area tersebut dihitung berdasarkan fasilitas sirkulasi, yang merupakan satu-satunya akses aktivitas
pengunjung pada ruang ini. Penggunaan ruang berwisata yang berbasis ekologis pada area ini dibatasai sebesar 40 dari total daya dukungnya. Hal tersebut
dikarenakan kawasan wisata PTB sebagai kawasan konservasi dan sesuai dengan pendektan ekologis yang dipergunakan dalam perencanaan area ini persentase
untuk fungsi wisata hanya sebesar 40. Penghitungan daya dukung pada beberapa atraksi wisata dihitung berdasarkan jarak nyaman dalam melakukan
interpretasi jalur board walk, pedestrian path pada area hutan dan tambak silvofishery
serta jalur perahu. Adapun penghitungan daya dukung lainnya berdasarkan standar kebutuhan ruang wisatawan pada area tertentu. Luasan yang
dipergunakan pada beberapa area tertentu, seperti pada area ruang galeri penghitungan area tidak 100 berdasarkan luasan area yang diperuntukkan bagi
wisatawan dari luasan suatu area, karena terdapat pembagian ruang baik untuk fasilitas sirkulasi, ruang display, ruang administrasi pengelola, dan lain-lain.
Area hutan mangrove merupakan area wisata utama. Atraksi wisata yang berada di area tersebut adalah pada jalur board walk dan jalur perahu. Panjang
jalur board walk yaitu sepanjang 2.400 m atau 2,4 km. Waktu yang dibutuhkan untuk melalukan interpretasi pada jalur ini yaitu selama 2 jam 30 menit, sehingga
dalam sehari dapat dilakukan 4 shift program tersebut 4 kali rotasi. Dari kebutuhan kegiatan interpretasi di area tersebut yaitu jarak antar wisatawan
sebesar 10 m maka daya dukung pada jalur board walk sebanyak 240 orang. Dengan pembatasan jumlah wisatawan 40 pada area konservasi wisata utama
maka daya dukung pada area tersebut yaitu sebanyak 96 orang dalam satu kali rotasi atau 384 orang dalam sehari. Adapun pada jalur perahu direncanakan
memiliki jalur sepanjang 1.665 m. Waktu yang dibutuhkan mulai dari persiapan dan briefing di darmaga awal hingga darmaga akhir yaitu selama 1 jam, sehingga
dalam sehari dapat dilakkan rotasi sebanyak 8 shift. Dari kebutuhan kegiatan pada atraksi tersebut yaitu dengan jarak antar perahu sejauh 100 meter, jumlah
wisatawan yang dapat naik pada satu perahu sebanyak 5 orang, dan pembatasan jumlah pengunjung 40 dari total daya dukung pada area tersebut maka daya
dukung pada atraksi ini yaitu 32 orang dalam satu kali rotasi atau 256 orang dalam sehari.
Atraksi wisata pada ruang wisata penunjang terbagi menjadi kegiatan pasif dan aktif. Kegiatan pasif seperti pada jalur interpretasi dan gedung-gedung pada
area-area tertentu. Adapun kegiatan aktif seperti pada area outbond. Jalur interpretasi hutan vegetasi non-mangrove dan area tambak silvofishery yang
dikelola oleh masyarakat tambak bagian barat memiliki panjang jalur interpretasi sepanjang 900 meter. Dengan waktu tempuh selama 1 jam, sehingga
dalam sehari dapat dilakukan 8 shift rotasi. Dari kebutuhan kegiatan interpretasi di area tersebut yaitu jarak antar wisatawan sebesar 10 m maka daya dukung pada
jalur board walk sebanyak 36 orang. Adapun dalam sehari dapat digunakan oleh 288 orang.
Salah satu kegiatan di dalam ruangan pada ruang wisata penunjang yaitu pada area galeri tambak silvofishery. Ruang galeri tambak silvofishery yang
memiliki luas sebesar 97 m² dan berlangsung selama 45 menit dapat dilakukan 10 shift
dalam sehari. Atraksi terakhir sekaligus lokasi makan siang pada tema ini adalah di area olahan hasil tambak silvofishery. Di lokasi ini wisatawan dapat
menikmati olahan hasil tambak. Luas area tersebut adalah 400 m². Standar kebutuhan ruang dihitung berdasarkan luas satu meja makan yaitu 8,75 m², maka
jumlah meja yang dapat disediakan sebanyak 18 dan satu meja dapat digunakan
oleh 6 orang sehingga daya dukung pada area ini sebesar 108 orang per rotasi. Kegiatan di area outdoor classroom dilakukan di ruangan khusus yang berukuran
97 m² dan berlangsung selama 2 jam, sehingga dapat dilakukan 4 shift dalam sehari. Asumsi kebutuhan ruang untuk program ini adalah 4 m². Penghitungan
daya dukung menghasilkan jumlah ideal pengunjung adalah 25 orang. Area pengomposan memiliki beberapa atraksi wisata, yaitu gedung
penelitian kompos, area pengomposan, dan area pasca panen kompos. Gedung penelitian kompos yang memiliki luas sebesar 400 m² dan berlangsung selama 45
menit dapat dilakukan 10 shift dalam sehari. Berdasarkan standar kebutuhan ruang individu sebesar 4 m², maka daya dukung pada area ini sebanyak 16 orang. Area
pengomposan memiliki luasan 500 m² dan berlangsung selama 30 menit dapat dilakukan 16 shift dalam sehari. Berdasarkan standar kebutuhan ruang individu
sebesar 25 m², maka daya dukung pada area ini sebanyak 8 orang dalam satu kali rotasi. Adapaun pada ruang pasca panen kompos yang memiliki luas 165 m² dan
berlangsung selama 30 menit dapat dilakukan 16 shift dalam sehari. Berdasarkan standar kebutuhan ruang individu sebesar 4 m², maka daya dukung pada area ini
sebanyak 17 orang. Atraksi wisata di area nursery terdiri dari green house, area pembuatan dan
pengolahan media tanam, area pembibitan, area praktik penanaman, dan area pengepakan. Green house di area tersebut seluas 80 m² dengan standar kebutuhan
ruang sebesar 4 m², maka daya dukungnya sebanyak 4 orang. Waktu yang dibutuhkan pada area tersebut selama 30 menit sehingga dapat dilakukan 16 shift.
Adapun pada area pembuatan dan pengolahan media tanam dengan luas 500 m² memiliki daya dukung 8 orang dengan standar kebutuhan ruang individu sekitar
25 m². Kegiatan di area ini sekitar 30 menit sehingga dapat dilakukan 16 shift. Pada area pembibitan, praktik penanaman, dan pasca panen wisatawan dapat
terlibat atau melakukan praktik. Luas area ini sekitar 584 m² dengan standar kebutuhan ruang sekitar 4 m²individu maka daya dukung pada area ini sekitar 88
orang. Waktu yang dihabiskan di area ini sekitar 90 menit sehingga dapat dilakukan rotasi 5 kali.
Area pusat olahan dan penelitian mangrove memiliki beberapa atraksi, yaitu gedung pusat olahan mangrove, galeri hasil olahan mangrove, dan gedung
pusat penelitian mangrove. Gedung pusat olahan mangrove memiliki luas sebesar 600 m² dan berlangsung selama 1 jam dapat dilakukan 8 shift dalam sehari.
Berdasarkan standar kebutuhan ruang individu sebesar 4 m², maka daya dukung pada area ini sebanyak 90 orang. Adapun pada galeri hasil olahan mangrove yang
memiliki luas sebesar 200 m² dapat menampung 45 orang standar kebutuhan ruang individu sebesar 4 m². Waktu yang dihabiskan pada area ini selama 45
menit sehingga dapat dilakukan 10 shift dalam sehari. Pada area pusat penelitian mangrove yang memiliki luas sebesar 400 m² dapat menampung sekitar 90 orang
dalam waktu 45 menit menikmati atraksi wisata ini. Rotasi dalam sehari dapat dilakukan sebanyak 10 shift.
Kegiatan di area wisata penunjang yang tergolong aktif adalah pada area outbond
. Area ini menyediakan beberapa pilihan kegiatan. Luas total area ini sebesar 20.000 m² atau 2 ha. Standar kebutuhan ruang per individu di area
outbond sebesar 30 m² sehingga daya dukung kawasan ini sebesar 200 orang.
Durasi satu kali rotasi pada area tersebut sekitar 4 jam sehingga dalam sehari jam operasional kawasan PTB dapat dilakukan 2 shift.
Kegiatan di ruang pendukung wisata di kawasan PTB antara lain pada area convention hall
dan galeri alam, cottage, camping ground, area olahraga, warung makan, pusat cinderamata, gedung dan panggung pertunjukan budaya, area parkir
serta area piknik. Convention Hall
memiliki luas sebesar 625 m². Standar kebutuhan ruang pada area ini adalah 4 m² sehingga daya dukungnya sebesar 100 orang. Waktu
rotasi di area ini sekitar 1 hari sehingga dapat dilaksanakan 1 shift. Fasilitas camping
atau berkemah dilakukan di area dekat area outbound. Kebutuhan ruang per orang saat berkemah adalah 90 m² dan waktu yang dibutuhkan adalah 1-2 hari,
sehingga hanya dapat dilakukan satu shift dalam sehari. Luas area ini adalah 9.900 m² sehingga daya dukung program ini adalah 110 orang. Sementara fasilitas
menginap selain di area camping ground juga disediakan cottage yang dapat menampung 4 orangcottage. Jumlah cottage sebanyak 30 sehingga daya
dukungnya sebesar 120 orang. Area olahraga berupa kolam renang, lapangan tenis, dan lapangan futsal.
Luas kolam renang adalah 2.500 m². Standar kebutuhan ruang sebesar 20 m²
sehingga daya dukungnya adalah 125 orang. Lapangan tenis memiliki daya dukung 2-4 oranglapangan sedangkan lapangan futsal memiliki daya dukung 10
oranglapang. Warung makan memiliki luas sebesar 737 m². Standar kebutuhan ruang pada area ini adalah 8,75 m²meja sehingga daya dukungnya sebesar 60
orang per rotasi. Adapun pusat cinderamatasuvenir memiliki luas 400 m². Kebutuhan ruang per individu di area ini adalah 2 m² sehingga daya dukungnya
sebanyak 48 orang per rotasi. Area atraksi budaya di kawasan PTB terdiri dari galeri budaya dan
panggung pertunjukan seni dan budaya. Luas galeri budaya yang direncanakan sebesar 350 m². Standar kebutuhan ruang untuk area ini adalah 30 m² sehingga
daya dukung area ini sebesar 10 orang. Waktu yang dihabiskan di area ini yaitu selama 2 jam sehingga dapat dilakukan 4 shift. Area pertunjukan seni dan budaya
memiliki luas sebesar 94 m² untuk area penonton dengan kebutuhan ruang per individu 0,25 m², maka daya dukung di area ini sebesar 150 orang. Waktu satu
kali rotasi adalah 2 jam sehingga dalam jam operasional pengelola kawasan dapat dilakukan 4 shift.
Area piknik terletak di sekitar area parkir kendaraan wisatawan. Luas area ini adalah 6.500 m². Standar kebutuhan ruang per individu di ruang terbuka hijau
adalah 20 m²individu Sidabutar, 2007 sehingga daya dukungnya adalah sebesar 92 orang. Daya dukung per area lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Daya dukung pada setiap area
Keterangan: Jam buka kawasan PTB mulai pukul 08.00-16.00 WIB 8 jam Daya dukung per objek sebesar 40 dari daya dukung normal
Fasilitas Wisata Luas
Panjang Jumlah
Waktu ∑
Rotasi Daya
Dukung Normal
Orang Daya
Dukung Ekologis
Orang Daya
Dukung Hari
Orang
• Jalur Board Walk
2.400 m 2,5 jam
4 240
96 384
• Jalur Perahu
1.665 m 1 jam
8 80
32 256
• Jalur Interpretasi
Formasi Pantai dan Tambak Silvofishery
900 m 1 jam
8 90
36 288
• Galeri Tambak
Silvofishery 97 m²
45 menit
10 10 4 40
• Area Olahan Hasil
Tambak Silvofishery 400 m²
1 jam 8
70 28
224 •
Area Outdoor Classroom
97 m² 2 jam
4 63
25 100
• Gedung Penelitian
Kompos 400 m²
45 menit
10 40 16 256
• Area Pengomposan
500 m² 30
menit 16 20 8
128 •
Ruang Pasca Panen Kompos
165 m² 30
menit 16 18 7
112 •
Green House 80 m²
30 menit
16 10 4 64
• Area Pembuatan dan
Pengolahan Media Tanam
500 m² 30
menit 16 20 8
128 •
Area Pembibitan, Praktik Penanaman
Mangrove, dan Pasca Panen
584 m² 90
menit 5 150 60
300
• Gedung Pusat Olahan
Mangrove 600 m²
1 jam 8
60 24
192 •
Galeri Hasil Olahan Mangrove
200 m² 45
menit 10 20 8
80 •
Area Pusat Penelitian Mangrove
400 m² 45
menit 10 40 16
160 •
Area Outbond 2 ha
4 jam 2
500 200
400 •
Convention Hall 625 m²
1 hari 1
250 100
100 •
Area Camping Ground 9.900 m²
1-2 hari 1
275 110
110 •
Cottage 30 unit
1-2 hari 1
300 120
120 •
Kolam Renang 2.500 m²
- -
- -
125 •
Lapangan Tenis 2 unit
4 jam 2
8 8
16 •
Lapangan Futsal 1 unit
2 jam 2
10 10
20 •
Tempat Makan 737 m²
2 jam 4
150 60
240 •
Pusat Cinderamata •
Suvenir 400 m²
2 jam 4
120 48
292 •
Galeri Budaya 350 m²
2 jam 4
25 10
40 •
Area Pertunjukan Seni dan Budaya
94 m² 2 jam
4 375
150 600
• Area Piknik
6.500 m² 1 hari
1 228
92 92
Daya Dukung Total per Hari 4.759
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Pada awal tahun 2003 setelah peresmian Pantai Tanjung Baru menjadi salah satu wisata pantai di Kabupaten Karawang, area ini menjadi salah satu daya
tarik wisata bagi masyarakat Kabupaten Karawang maupun dari luar Kabupaten Karawang. Hal ini tidak diimbangi pengelolaan yang baik pada sarana dan
prasarana serta kondisi ekologi alami pada kawasan pesisir. Degradasi lingkungan, keterbatasan atraksi wisata baik kerusakan pada fasilitas atraksi
wisata serta pengelolaan yang kurang baik menjadikan minat wisatawan terus- menerus menurun seiring waktu.
Hasil analisis aspek ekologi berdasarkan kualitas terestrial dan akuatik diperoleh 4 kategori, yaitu zona dengan kualitas ekologi buruk, kurang, sedang,
dan baik. Sedangkan berdasarkan hasil analisis aspek wisata didapatkan 4 kategori, yaitu zona dengan kualitas wisata buruk, kurang, sedang, dan baik.
Overlay terhadap kedua aspek tersebut dengan bobot aspek ekologi:wisata adalah
6:4 menghasilkan peta komposit dengan 4 zona kualitas ekologi dan wisata, yaitu kualitas buruk, kurang, sedang, dan baik. Zona dengan kualitas ekologi dan wisata
buruk, kurang, dan baik diprioritaskan sebagai ruang rehabilitasi, konservasi, dan wisata utama. Zona dengan kualitas ekologi dan wisata sedang ditujukan ke arah
rehabilitasi, konservasi, dan pengembangan wisata penunjang area wisata utama serta ruang pendukung wisata. Pembagian ruang dalam block plan rencana blok
berdasarkan hasil analisis secara umum dibagi menjadi 3, yaitu ruang rehabilitasi mangrove dan wisata utama, ruang rehabilitasi formasi pantai dan wisata
penunjang, serta ruang pendukung wisata. Konsep perecanaan dalam studi ini adalah mengembangkan wisata pantai
berbasis ekologi ekosistem mangrove di PTB. Selanjutnya wisata pantai dibagi menjadi wisata berbasis konservasi dan non-konservasi. Rencana lanskap wisata
PTB terdiri dari rencana ruang, rencana sirkulasi, rencana vegetasi, rencana aktivitas dan fasilitas wisata, serta rencana daya dukung.