Penutupan Lahan Land Cover Objek dan Atraksi Wisata Akustik dan visual

kawasan ini. Selain sebagai area penyangga diharapkan keberadaan area tersebut dapat mendukung kegiatan wisata, mengundang kehadiran satwa habitat satwa, dan fungsi ekonomi misalnya sistem tambak yang ditanam dengan mangrovesilvofishery. Area sempadan pantai minimal 100 meter dari titik arus pasang tertinggi sesuai dengan Undang-undang Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Kondisi eksisting di tapak menunjukkan area sempadan pantai telah beralih fungsi menjadi area warungkios makanan. Hal ini bertentangan dengan kondisi ideal yang sebaiknya tercipta untuk melindungi wisatawan dan lingkungan sekitarnya dari bahaya. Relokasi warung makankios penting dilakukan karena letaknya yang tidak sesuai dan dapat menghalangi view wisatawan ke arah laut. Relokasi warungkios dapat dilakukan ke zona pemanfaatanbudidaya yang letaknya di belakang area penyanggasempadan pantai. Selain itu panggung hiburan dapat direlokasi atau dihilangkan diganti karena letaknya terlalu dekat dengan garis pantai. Analisis penggunaan lahan dapat dilihat pada Gambar 27. Konversi lahan yang ada saat ini merupakan hasil konversi lahan yang harus diperbaiki ke arah yang lebih baik. Tentu hal tersebut perlu didukung dengan perencanaan yang sesuai dengan kondisi ekologi pantai.

d. Penutupan Lahan Land Cover

Secara umum penutupan lahan di kawasan PTB terbagi menjadi 3 jenis yaitu penutupan lahan alami, penutupan lahan semi alami, dan penutupan lahan terbangun Gambar 28. Penutupan lahan alami berupa pasir, tanah, badan air sungaikali, vegetasi mangrove dan pes-caprae. Penutupan lahan semi alami berupa air tambak dan padiair sawah. Sedangkan penutupan lahan terbangun berupa struktur bangunan. Penutupan lahan yang dominan di tapak yaitu berupa penutupan lahan semi alami. Alih guna lahan dari penutupan lahan alami mangrove menjadi area olahan berupa sawah dan tambak dan juga menjadi penutupan lahan terbangun merupakan penyebab terjadinya hal tersebut. Hal tersebut tidak boleh terus berlanjut karena terkait dengan fungsi penutupan lahan alami yang merupakan green belt sempadan pantai yang perannya sangat penting bagi keberlanjutan area PTB baik sebagai area wisata maupun lingkungan alami. 51 Gambar 27. Peta Analisis Penggunaan Lahan 52 Gambar 28. Peta Analisis Penutupan Lahan Aspek Ekologi

e. Kualitas Ekologi

Berdasarkan analisis spasial pada tiga variabel kualitas terestrial yaitu bahaya abrasi, penggunaan lahan land use, dan penutupan lahan land cover akan didapatkan peta kualitas terestrial dan setelah di overlay dengan aspek kesejarahan kualitas akuatik akan didapatkan peta overlay kualitas ekologi. Peta overlay kualitas ekologi berisi empat kategori tingkat kualitas yang didasarkan pada hasil skoring pada ketiga variabel tersebut. Kualitas ekologi tersebut memiliki 4 klasifikasi yaitu kualitas ekologi baik, sedang, kurang, dan buruk. Selang yang akan menunjukkan kualitas ekologi dapat dihitung sebagai berikut: S , Keterangan selang: 85 ≤ x 117,5 : Kualitas Ekologi Buruk 117,5 ≤ x 150 : Kualitas Ekologi Kurang 150 ≤ x 182,5 : Kualitas Ekologi Sedang 182,5 ≤ x ≤ 215 : Kualitas Ekologi Baik Selang tersebut dijadikan dasar dalam penentuan kualitas aspek ekologi pada tapak yang dapat dilihat pada Gambar 29. Sedangkan Gambar 30 memperlihatkan overlay antara kategori kualitas terestrial dengan sejarah luasan mangrove kualitas akuatik. Sejarah luasan mangrove didapatkan berdasarkan wawancara dengan penduduk lokal PTB. Berdasarkan Gambar 30 terlihat bahwa area yang berada di dekat garis pantai memiliki kualitas ekologi yang buruk warna merah. Hal ini dikarenakan adanya area terbangun yang berada di green belt pantai yang seharusnya dialokasikan untuk ditanami mangrove sebagai buffer yang akan melindungi pantai dari bahaya alam. Kualitas ekologi sedang warna kuning umumnya digunakan sebagai area tambak. Keberadaannya akan sedikit berpengaruh terhadap kualitas air pantai akibat limbah sisa makananpupuk yang dibuang ke pantai saat panenpergantian air tambak. Tetapi area ini masih tergolong sebagai area terbuka sehingga dinilai kualitas ekologi masih sedang. Adapun area berwarna jingga mengindikasikan area dengan kualitas ekologi yang kurang. Area ini adalah area pesawahan salah satu bentuk area terbuka. Tetapi intensitas pencemaran terhadap air laut lebih tinggi dibandingkan tambak karena penggunaan pupuk dan pestisida lebih intensif pada lahan sawah. Dengan demikian area tersebut termasuk kategori kualitas ekologi kurang. Area dengan warna hijau mengindikasikan area tersebut memiliki nilai kualitas ekologi baik berupa area terbuka dan badan airkali yang relatif masih alami. 55 Gambar 29. Peta Overlay Kualitas Terestrial 56 Gambar 30. Peta Overlay Kesesuaian Kualitas Ekologi 5.1.3. Aspek Wisata 5.1.3.1. Potensi Sumberdaya Wisata

a. Objek dan Atraksi Wisata

Objek wisata pantai di kawasan ini secara garis besar dibagi menjadi tiga macam yaitu wisata bahari, wisata pantai, dan wisata kuliner. Atraksi yang dapat dilakukan oleh wisatawan antara lain berenang, bermain pasir pantai, duduk- duduk, jalan-jalan, viewingmenikmati pemandangan alam pantai dan sekitarnya, serta makan-makankuliner. Keberadaan mangrove selain sebagai penyangga pantai dan habitat satwa dapat difungsikan pula menjadi wisata pendidikanedukasi bagi pengunjung. Adanya mangrove yang memiliki berbagai jenis spesies tentu akan berpengaruh terhadap keberagaman satwa yang memliki habitat di area mangrove tersebut. Hal tersebut dapat menjadi potensi atraksi wisata yang sangat bermanfaat bagi pengunjung seperti di tempat lainnya.

b. Akustik dan visual

Bunyi merupakan salah satu unsur yang mendukung kenyamanan dalam suatu kawasan rekreasi. Bunyi yang terdapat dalam tapak terdiri dari bunyi alami dan non-alami. Bunyi alami berasal dari suara deburan ombak, arus sungai, dan suara gesekan daun yang tertiup angin. Bunyi non-alami berasal dari kendaraan bermotor dan perahu yang menimbulkan kebisingan Ulfah, 2006. PTB memiliki keindahan laut yang dapat dinikmati dari pinggir pantai. Gulungan dan hempasan ombak ke arah pantai merupakan pemandangan indah good view yang dinamis dan dramatik. Selain itu, potensi estetik dapat berasal dari pemandangan barisan tanaman pes-caprae berupa Ipomoea pes-caprae sejenis tumbuhan menjalar dan berbunga ungu di sebelah ujung barat tapak. Herba rendah yang dapat mengikat pasir ini dapat ditemukan menjalar di beberapa titik. Pada pagi hari sekitar pukul 08.00-09.00 WIB dapat pula ditemui kawanan burung blekok berwarna putih Ardeola speciosa yang sedang mencari makan di empangtambak. Lokasi warung makan yang berada sepanjang kawasan dan menutup view laut dari jalan menjadi sebuah bad view selain kondisi endapan lumpur yang berasal dari kali yang bermuara di PTB. Peta analisis visual dapat dilihat pada Gambar 31. Ga m b ar 3 1 . Pet a An al is is Vi su al

5.1.3.2. Fasilitas Pendukung Wisata a. Fasilitas Wisata Eksisting di Tapak

Fasilitas wisata yang terdapat di PTB kondisinya sudah sangat tidak terawat dan rusak. Fasilitas pendukung wisata diantaranya papan penunjuk arah orientasi, gerbang masuk, jalan lokaldesa, mushala, toilet, dan warung makan seperti terlihat pada Tabel 9. Tabel 9. Potensi dan kendala saranafasilitas wisata di PTB No Fasilitas Jumlah Potensi Kendala Foto 1 Loket Karcis 2 unit a. Fasilitas penarikan retribusi tiketing b. Letaknya di dekat gerbang utamaÆorient asi wisatawan Tidak terawat dan tidak dipergunakan lagi 2 Pintu Gerbang 1 unit a.Welcome Area b. Penanda kawasan orientasi c. Pembatas dengan lingkungan a. Kurang menarikmonoton b. Dominan hard material kurang elemen soft material 3 Jalan 1 a. Penghubung kawasan wisata dengan lingkungan sekitar b. Sarana transportasi wisatawan a. Pengelolaan kurang baikÆ kondisi jalan rusak a. Material: tanah berbatu sisa hotmix 4 Mushola 1 unit Sarana beribadah Lokasi terlalu jauh dan unit kurang 5 ToiletWC 7 unit Sarana kebersihan bagi wisatawan Kondisinya tidak terpakai dan ada yang rusak 6 Panggung Hiburan 1 unit a. Sarana hiburan wisatawan b. Tempat pertunjukan atraksi budaya a.Kondisinya tidak terpakai dan penuh coretan b.Letaknya menutup view laut 7 Tempat Parkir 1 a. Sarana parkir kendaraan wisatawan dan area transisitransit kendaraan umum b. Area istirahatrest area supir Kondisinya tidak terpakai dan tidak jelas 8 Area Motor Cross 1 unit a. Salah satu daya tarik wisataAtraksi wisata b. Area bermain anak-anak dan remaja a. Kondisinya tidak terpakai dan rusak b.Sumber polusi udara 9 Warung makan 57 unit a. Daya tarik utama b. Rest area c. Area sosialisasi a. Ada yang terpakai dan ada yang tidak. Umumnya masih bersifat semi permanen b. Letaknya tidak sesuai di pinggirmelebihi garis pantai c. Menghalangi view pantai d. Bad view 10 Instalansi Listrik 1 unit Sarana penerangan dan kebutuhan lainnya Instalansi listrik masih menggunakan tiang listrik belum di dalam tanah 11 Jembatan 4 unit Penghubung antar area antar kawasan wisata dan dengan lingkungan sekitar karena adanya kali Kondisinya cukup baik baik yang permanenbeton maupun semi permanenkayu 12 Papan Penunjuk Lokasi 2 unit Orientasi Pengunjung Kondisinya cukup baik tetapi kurang jelas Lanjutan Tabel 9. Potensi dan kendala saranafasilitas wisata di PTB

b. Aksesibilitas menuju Tapak