Berdasarkan hal di atas, maka tahapan untuk menentukan daya dukung wilayah pesisir yang ditunjukan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
adalah: 1 menetapkan batas-batas boundaries, vertikal dan horizontal terhadap
garis pantai coastline, wilayah pesisir sebagai “a management unit” , seperti Catchment area atau watershed,
2 menghitung luasan wilayah pesisir yang kita kelola, atas dasar butir 1, 3 mengalokasikan melakukan pemintakatan atau zonation wilayah pesisir
tersebut menjadi 3 zona utama: 1 preservasi preservation, 2 konservasi conservation, dan 3 pemanfaatan utilization,
4 melakukan penghitungan tentang potensi dan distribusi SDA dan JASLING yang tersedia,
5 menyusun tata ruang pembangunan pada zona konservasi dan zona pemanfaatan,
6 melakukan assessment kapasitas asimilasi, 7 melakukan assessment permintaan internal dan permintaan eksternal
terhadap SDA dan JASLING pesisir.
2.5. Perencanaan Lanskap
Simonds 1983 mendefinisikan lanskap sebagai bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu, dimana elemen-elemen lanskap dibagi menjadi
elemen-elemen utama dan penunjang. Gold 1980 mengemukakan bahwa proses perencanaan merupakan suatu alat yang sistematis yang digunakan untuk
memadukan keadaan tapak pada saat awal, keadaan yang diinginkan, serta cara dan model terbaik untuk mencapai keadaan yang diinginkan pada tapak tersebut.
Tarigan 2008 menjelaskan bahwa perencanaan dapat berarti hal yang berbeda untuk orang yang berbeda. Definisi yang paling sederhana disebutkan bahwa
perencanaan adalah menetapkan suatu tujuan yang dapat dicapai setelah memperhatikan faktor-faktor pembatas dalam mencapai tujuan tersebut dan
memilih serta menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
Tarigan 2008 berpendapat bahwa terdapat empat elemen dasar perencanaan, yaitu:
1. merencanakan berarti memilih,
2. perencanaan merupakan alat pengalokasian sumberdaya,
3. perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan, dan
4. perencanaan berorientasi pada masa depan.
Tujuan perencanan wilayahlanskap adalah menciptakan kehidupan yang efisien, nyaman, serta lestari dan pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang
menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan, baik oleh pihak pemerintah maupun oleh pihak swasta.
III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu
Rencana Pengembangan Lanskap Pantai Tanjung Baru sebagai Kawasan Wisata Berbasis Ekologis ini dilaksanakan di Desa Pasirjaya, Kecamatan
Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian adalah area wisata pantai di Pantai Tanjung BaruPTB. Gambar 3 adalah peta
orientasi lokasi penelitian. Kegiatan studi perencanaan lanskap pantai wisata ini dilakukan selama enam bulan efektif, yaitu dari Februari 2010-Juli 2010 dan
dilanjutkan dengan penyusunan laporan.
Gambar 2. Peta Orientasi Perencanaan RTH
PETA JAWA BARAT
U
DESA PASIRJAYA
Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Penelitian
TANPA SKALA
KEC.CILAMAYA KULON
KEC.CILAMAYA WETAN
KEC.LEMAHABANG KEC.TEMPURAN
TANPA SKALA
LAUT JAWA DESA PASIRJAYA
U
U
KABUPATEN KARAWANG
KAB.SUBANG KAB.BOGOR
KAB.BEKASI
TANPA SKALA
LAUT JAWA KEC.CILAMAYA
KULON
KAB.PURWAKARTA
LOKASI STUDI