Kecerahan Perairan Kecepatan Arus Kedalaman Dasar Perairan Tipe Pantai

Tabel 10. Data jumlah dan rata-rata pengunjung Pantai Tanjung Baru Periode Jenis Kunjungan Roda Empat unit Roda Dua unit Pengunjung orang SMT II 2009 138 953 3.960 SMT I 2010 112 513 3.726 Total 250 1.466 7.686 Rata-ratabulan 21 123 641 Rata-rataminggu 6 31 161 Rata-ratahari 1 5 23 Keterangan SMT I: Jan, Feb, Maret, April, Mei, Juni SMT II: Juli, Agst, Sept, Okt, Nov, Des Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karawang, 2009 Berdasarkan pengamatan Disbudpar Kabupaten Karawang penurunan jumlah wisatawan tersebut diakibatkan tingginya curah hujan pada saat liburan menjelang natal dan tahun baru. Biasanya jumlah wisatawan akan meningkat pada hari libur. Selain itu, faktor aksesibilitas menuju kawasan turut menjadi kendala bagi wisatawan untuk berkunjung ke kawasan ini. Kondisi jalan yang rusak dan angkutan umum yang tidak sampai ke PTB menjadi penyebab keenganan wisatawan untuk berkunjung. Hal lain yang menjadikan kawasan ini mengalami penurunan jumlah pengunjung adalah dari segi atraksi wisata yang disediakan.

5.1.3.4. Kesesuaian Tapak untuk Wisata

Variabel yang dianalisis pada aspek wisata yaitu kecerahan perairan, kecepatan arus, kedalaman dasar perairan, tipe pantai, penutupan lahan, dan variasi kegiatan. Variabel yang dianalisis secara deskriptif dan spasial skoring adalah tipe pantai, penutupan lahan, dan variasi kegiatan. Variabel kecerahan perairan, kecepatan arus, dan kedalaman dasar perairan hanya dianalisis secara deskriptif.

a. Kecerahan Perairan

Sebaran sedimen dasar laut di PTB merupakan endapan lumpur, sehingga kecerahan perairan termasuk kategori buruk kurang dari 5 m berdasarkan standar kesesuaian wisata pantai Hardhowigeno dan Widiatmaka, 2001. Walaupun kualitas air berwarna cokelat, tetapi wisatawan masih dapat melakukan aktivitas wisata berenang walaupun kurang sesuai dari aspek visual air. Tingkat pencemaran air laut hanya terbatas dari sisaresidu zat kimia dari tambak atau sawah.

b. Kecepatan Arus

Kecepatan arus di PTB relatif kecil dan termasuk kategori baik 0-017 mdetik berdasarkan standar kesesuaian wisata pantai Hardhowigeno dan Widiatmaka, 2001. Kecepatannya relatif kecil turut dipengaruhi keberadaan sisa terumbu karang. Keberadaan mangrove akan turut mempengaruhi kecepatan arus, karena mangrove, terumbu karang, dan padang lamun merupakan salah satu buffer alami pantai dalam mereduksi kecepatan arus laut.

c. Kedalaman Dasar Perairan

Kedalaman dasar perairan di PTB termasuk kategori baik 0-3 m berdasarkan standar kesesuaian wisata pantai Hardhowigeno dan Widiatmaka, 2001. Hal ini terkait batimetri topografi laut Pantai Utara umumnya termasuk PTB yang landai.

d. Tipe Pantai

Secara umum tipe pantai di kawasan PTB dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu pantai berpasir Gambar 36a dan pantai berlumpur Gambar 36b. Keberadaanya terbagi di bagian barat yang memiliki tipe pantai berpasir cokelat keputihan dan di bagian timur merupakan pantai berlumpur Gambar 37. Tipe pantai ini akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan dan atraksikegiatan wisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan. Pantai tipe berlumpur memiliki sedimen dasar laut berupa lumpur yang cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan habitat mangrove. Selain sebagai green belt pantai, mangrove juga dapat menjadi atraksi wisata edukasi bagi pengunjung. Sehingga keberadaannya sangat penting dan akan berpengaruh terhadap kelangsungan pantai serta bahaya alami dari gerusan lahan pantai oleh arus pantai. Sedangkan bagian pantai berpasir tentu pula membutuhkan vegetasi yang mampu mempertahankan keberadaan pasir pantai. Pasir pantai rawan untuk tergerus oleh arus laut dan terbawa ke laut. Untuk melindunginya tentu harus terdapat pelindung yang dapat meminimalisir kecepatan arus laut baik berupa mangrove, bangunan pemecah gelombang, maupun vegetasi pes-caprae yang akarnya dapat mengikat pasir pantai sehingga dapat mengurangi gerusan pasir oleh arus laut. a b Keterangan: a Tipe Pantai Berpasir b Tipe Pantai Berlumpur Kondisi pantai yang berpasir dan berlumpur terkait dengan rencana pengembangan vegetasi pantai yang sesuai pada zona-zona tersebut sebagai area sempadan pantai. Rencana rehabilitasi vegetasi mangrove atau non-mangrove selain berfungsi sebagai buffer pantai dan objek wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Gambar 36. Tipe Pantai di PTB 68 Gambar 37. Peta Analisis Tipe Pantai

e. Penutupan Lahan