126 Ciampea Bogor. Bobot faktor harga yang diberikan sesuai dengan produk yang
dihasilkan memperoleh bobot yang tertinggi sebesar 0,095 mengindikasikan bahwa faktor ini merupakan kekuatan utama usaha budidaya ikan lele di
kecamatan Ciampea. Kelemahan utama yang dimiliki usaha budidaya ikan lele di kecamatan
Ciampea adalah kemampuan usaha tersebut menghasilkan modal jangka panjang dengan peringkat 0,127 dan skor bobot tertinggi pada faktor kelemahan yaitu
0,254. Hal ini menyebabkan penekanan-penekanan biaya produksi. Kelemahan kedua adalah faktor kecukupan modal jangka pendek dengan skor bobot 0,118.
7.4. Analisis Matriks EFE External Factors Evaluation
Hasil analisis lingkungan eksternal adalah lima peluang yang dapat dimanfaatkan dan enam ancaman yang harus diatasi oleh pembudidaya ikan lele
sangkuriang kecamatan Ciampea Bogor. Lima peluang yang dihasilkan antara lain meningkatnya minat masyarakat terhadap ikan lele, akses jalan dan transportasi,
isu flu burung dan antraks, peraturan pemerintah dan dinas terkait serta penerapan manejemen pakan. Sedangkan kenaikan BBM dan TDL, harga pakan mahal,
cuaca dan iklim, hama dan penyakit, stabilitas politik dan keamanan serta pengaruh adanya produk substitusi merupakan ancaman-ancaman dari lingkungan
eksternal pembudidaya ikan lele sangkuriang kecamatan Ciampea Bogor yang harus diatasi. Penilaian bobot dan rating untuk faktor eksternal dijelaskan di
Lampiran 4 dan Lampiran 5. Hasil pengolahan matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 12.
Setelah melakukan
penentuan faktor-faktor
eksternal, dilakukan
pembobotan dari masing-masing variabel eksternal. Nilai pembobotan yang digunakan pada matriks EFE merupakan hasil rata-rata dari dua responden yang
dipilih. Pemberian peringkat rating dilakukan oleh responden yang sama dan merupakan nilai rata-rata dari lima responden dengan memasukkan hasil
identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal, kemudian diberi bobot dan peringkat maka diperoleh hasil pada Tabel 10.
Hasil keseluruhan perhitungan faktor strategis eksternal menghasilkan skor sebesar 2,470 mengindikasikan bahwa usaha budidaya ikan lele di kecamatan
Ciampea merespon kurang baik peluang dan ancaman yang ada dalam
127 industrinya. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif kurang mampu
menarik keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh negatif potensial dari ancaman eskternal.
Tabel 10. Matriks EFE External Factors Evaluation
Faktor Eksternal Kunci Bobot
Rating Nilai
Tertimbang
Peluang
1. Adanya peraturan pemerintah atau dinas
terkait setempat 2.
Isu flu burung dan antraks 3.
Meningkatnya minat masyarakat terhadap ikan lele
4. Peranan teknologi manajemen pakan
5. Akses jalan dan transportasi
0,103 0,101
0,112 0,067
0,094 3,5
3 4
3 3,5
0,360 0,302
0,449 0,199
0,328
Ancaman
1. Pengaruh stabilitas politik dan keamanan
2. Harga pakan mahal
3. Kenaikan BBM dan TDL
4. Pengaruh produk substitusi
5. Hama dan penyakit
6. Cuaca dan iklim
0,064 0,124
0,099 0,048
0,092 0,096
2 1
2 2
1,5 1,5
0,128 0,123
0,197 0,096
0,137 0,144
Total 2,470
Sumber : Data Primer Hasil evaluasi matrik EFE, pada faktor peluang terlihat bahwa meningkatnya
minat masyarakat terhadap ikan lele memperoleh bobot tertinggi sebesar 0,112 dan diperlihatkan skor peringkat 4 mengindikasikan bahwa faktor ini direspon sangat baik
oleh pembudidaya ikan lele di kecamatan Ciampea. Dengan adanya peluang ini, maka perlunya peningkatan produktifitas ikan lele khususnya jenis sangkuriang.
Hasil identifikasi faktor eksternal berupa ancaman bagi pembudidaya yaitu harga bahan baku seperti pakan ikan yaitu pelet memperoleh bobot tertinggi yaitu 0,124. Hal ini
sangat menjadi perhatian pembudidaya, mengingat pakan merupakan biaya terbesar dalam budidaya. Sedangkan faktor perekonomian nasional juga yang menyebabkan
kenaikan biaya produksi.
128
7.5. Analisis Matriks IE