109
VI ANALISIS LINGKUNGAN PEMBUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG KECAMATAN CIAMPEA BOGOR
Analisis lingkungan pembudidaya ikan lele sangkuriang di kecamatan Ciampea merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen
strategis yang bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan pembudidaya ikan lele sangkuriang di kecamatan Ciampea. Pada umumnya lingkungan pembudidaya
ikan lele sangkuriang di kecamatan Ciampea terdiri dari lingkungan eksternal dan internal.
6.1. Analisis Lingkungan Internal
Identifikasi faktor internal perusahaan harus dilakukan seiring dengan identifikasi faktor eksternal. Lingkungan internal memiliki kemampuan untuk
merubah suatu perusahaan menjadi apa yang dicita-citakan oleh manajemen. Lingkungan internal merupakan proses pengidentifikasian terhadap faktor-faktor
yang menjadi kekuatan dan kelemahan. Lingkungan analisis internal pembudidaya ikan lele sangkuriang di kecamatan Ciampea meliputi sumber daya manusia,
produksi dan operasi, pemasaran serta keuangan.
6.1.1. Sumber Daya Manusia
Orang atau keryawan merupakan bagian terpenting dalam usaha. Karyawan merupakan orang yang terlibat dalam pemberian jasa dan merupakan
faktor intern yang memiliki peran cukup besar dalam mewujudkan jasa yang dikehendaki oleh konsumen. Penggunaan karyawan yang memiliki keahlian
sesuai dengan yang dibutuhkan adalah sesuatu yang membantu peran keberhasilan usaha. Karyawan yang kurang memiliki keahlian akan memberikan efek kurang
optimalnya produktifitas yang diinginkan. Para pembudidaya di kecamatan Ciampea yang menggunakan jasa karyawan biasanya hanya didasarkan pada
pengalaman kerja, bahkan ada yang menggunakan yang belum berpengalaman sehingga pada proses produksinya sering tidak optimal. Jumlah karyawan yang
digunakan adalah dua orang. Di pekarangan kolam budidaya disediakan pondokan untuk tempat berkumpul dan beristirahat, tempat ini disediakan untuk
mempermudah para karyawan untuk menjaga serta melakukan kegiatan budidaya
110 lainnya. Sebelum melaksanakan proses budidaya, karyawan biasanya diberikan
arahan dari pemilik untuk memperoleh hasil yang diharapakan. Motivasi kerja penting kaitannya dengan semangat kerja karyawan.
Motivasi kerja ini biasa berupa insentif atau tambahan gaji di luar gaji pokok. Tapi di kalangan pembudidaya sendiri tidak menggunakan hal tersebut karena
keterbatasan uang sebagai usaha kecil. Sehingga untuk insentif jangka panjang atau yang lebih besar dari itu tidak pernah dilakukan.
6.1.2 Produksi dan Operasi
Budidaya ikan lele yang berada di kecamatan Ciampea menggunakan bermacam-macam jenis kolam seperti kolam tanah, terpal, semi permanen bahkan
sampai kolam permanen, tapi rata-rata masih menggunakan kolam tanah. Luasan kolam pun bervariasi, ada yang luasnya 2 x 3 m, 4 x 3 m, 6 x 3 m. Pemberian
pakan berupa pelet diberikan 2 kali sehari yaitu pagi sekitar jam 07.00 WIB dan sore sekitar jam 15.00 WIB. Proses pemanenan dilakukan sesuai permintaan, yaitu
pagi atau sore. Hal ini dikarenakan suhu pada waktu pagi dan sore hari masih tergolong rendah sehingga ikan lele tersebut terhindar dari stres. Sarana dan
prasarana yang tersedia di kolam-kolam budidaya ikan lele biasanya terdiri dari kolam-kolam budidaya, saung atau pondok, tempat penyimpanan pakan dan
peralatan lain seperti jaring untuk panen, timba untuk wadah pemanenan ikan lele, seser atau sejenis jala untuk penyortiran ikan lele serta kelengkapan lainnya.
Kecamatan Ciampea memiliki sumber air tanah yang baik dan menunjang keberhasilan ikan lele, begitu pula dengan ketersediaan benih yang
berada di daerah itu sendiri. Ketersediaan tenaga kerja pun melimpah, walaupun keahlian mereka diragukan tapi dengan alasan faktor sosial maka pemilik dan
karyawan tersebut dapat berbagi ilmu dan pengalaman. Pembudidaya ikan lele di kecamatan Ciampea memproduksi ikan lele
sesuai dengan permintaan pasar. Apabila pasar menghendaki ukuran 9-10 ekor kg, maka ikan lele yang mulai benih ukuran 4-6 cm akan segera di panen sekitar
umur 2 bulan. Hal ini dikarenakan pasar memiliki kendali permintaan yang beragam sesuai dengan daerah yang meminta seperti dari daerah Bogor, Jakarta
maupun Lampung.
6.1.3. Pemasaran