76 Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas
Peternakan dan Perikanan kecamatan Ciampea bahwa produksi perikanan terutama ikan lele dirasa kurang mencukupi dengan perkembangan industri
makanan ikan konsumsi yang terus bertambah dengan tren yang terus meningkat. Sedangkan permintaan yang ada baik berasal dari daerah Bogor maupun daerah
Sumatera seperti Lampung adalah diatas 75 tonsiklus produksi. Oleh karena itu perlunya pengembangan lebih lanjut terhadap usaha pemebesaran ikan lele di
kecamatan Ciampea. Selain potensi sumber daya alam seperti pasokan sumber air yang bersih dan melimpah juga akses distribusi yang mudah dijangkau.
Meskipun setiap hambatan maupun ancaman yang ada harus ditinjau kembali dengan mengukur kekuatan dan peluang yang ada, sehingga dapat
dirumuskan langkah strategi yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Identifikasi faktor-faktor internal maupun eksternal yang meliputi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perlu dilakukan guna memetakan formulasi strategi dalam mengembangkan usaha pembesaran ikan lele dengan
konsep SWOT dan menentukan prioritas strategi dalam QSPM. Beberapa permasalahan yang akan di analisis dalam penelitian ini adalah:
1. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha ikan lele di kecamatan Ciampea ?
2. Bagaimana alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat untuk
diterapkan oleh masyarakat kecamatan Ciampea? 3.
Prioritas strategi seperti apa yang tepat bagi masyarakat kecamatan Ciampea dalam mengembangkan usahanya di masa yang akan datang?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjawab seluruh rumusan permasalahan yang diidentifikasi dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini
yaitu: 1.
Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha ikan lele di
kecamatan Ciampea.
77 2.
Merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat untuk diterapkan oleh masyarakat kecamatan Ciampea.
3. Merumuskan prioritas strategi dalam pengembangan usaha oleh masyarakat
kecamatan Ciampea.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini yaitu meliputi analisis faktor-faktor internal dan eksternal dari masyarakat pembudidaya
ikan lele sangkuriang kecamatan Ciampea, serta perumusan dan penentuan prioritas strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh masyarakat
kecamatan Ciampea
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembudidaya, penulis maupun pembaca, serta masyarakat yang berminat melakukan usaha pada budidaya ikan
lele. Hasil yang diperoleh melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Masyarakat kecamatan Ciampea Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbang saran positif bagi masyarakat
kecamatan Ciampea mengenai strategi pengembangan usaha pembesaran ikan lele yang dihasilkan, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi penciptaan laba bagi
masyarakat ini khususnya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
2. Lembaga Pemerintahan Sebagai bahan masukan dan informasi yang terkait dengan kebijakan
pengembangan usaha kecil berbasis perikanan dengan komoditi unggulan ikan lele.
78
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Ikan Lele Sangkuriang
Ikan lele termasuk hewan bertulang belakang yang mempunyai insang untuk bernafas. Badan berbentuk memanjang dan berkulit licin tidak bersisik
sedangkan kepala berbentuk pipih berbatok kepala tulang keras, memiliki sungut atau kumis sebanyak 4 pasang.
Habitat ikan lele adalah semua perairan tawar. Mempunyai alat pernapasan tambahan yang memungkinkan ikan lele mengambil oksigen langsung dari udara.
Karena itulah ikan lele tahan hidup di perairan yang airnya mengandung sedikit oksigen. Ikan lele bersifat nokturnal yaitu hewan yang aktif di malam hari atau
menyukai tempat yang gelap. Ikan lele bersifat karnivora atau pemakan daging, ikan lele juga makan sisa-sisa tumbuhan yang membusuk Suyanto 1989.
Pada usaha pembesaran ikan lele, kolam dapat terbuat dari kolam tanah, kolam terpal, atau kolam beton, tergantung dengan kondisi tanah dan modal yang
dimiliki. Air kolam untuk pemeliharaannya pun tidak harus yang mengalir. Hanya perlu pergantian air beberapa kali per bulan. Proses pemupukan diberikan pada
kolam tanah untuk memperbanyak pakan alami. Untuk pakan buatan yang diberikan biasanya berupa pelet dengan kandungan protein hewani yang banyak
atau dapat pula diberikan sisa makanan dapur atau tumbuh-tumbuhan utnuk menghemat biaya. Pemanenan biasanya dilakukan dalam jangka waktu 2-3 bulan
tergantung ukuran benih yang ditebar Suyanto dan Hernowo 2000. Morfologi ikan lele sangkuriang hampir sama dengan ikan lele pada
umumnya. Ikan lele sangkuriang mempunyai beberapa kelebihan dibanding lele pada umumnya yaitu jumlah telur yang dihasilkan lebih tinggi dari ika lele pada
umunya yaitu 33,33 persen, pertumbuhan pada saat pendederan dan pembesaran yaitu masing-masing 40 persen dan 10 persen Pamunjtak, 2010.
2.2. Definisi Usaha Kecil Menengah