Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang ( Clarias gariepinus strain sangkuriang) (Kasus UKM Budidaya Lele) di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor

92  Daya Tawar Pemasok Pemasok dapat mempengaruhi perusahaan dengan kemampuan mereka untuk menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk dan pelayanan. Pemasok atau kelompok pemasok kuat jika memenuhi persyaratan antara lain : jumlah pemasok sedikit, produk atau jasa unik dan atau produk itu memiliki biaya pengganti yang menambah kekuatan, produk pengganti tidak tersedia, pemasok dapat mengintegrasi ke depan dan bersaing secara langsung dengan pelanggan, serta kepentingan pelanggan lebih tinggi.  Daya Tawar Konsumen Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan melalui kemampuan mereka untuk menekan turunnya harga, permintaan terhadap kualitas mutu dan pelayanan serta memainkan peran untuk melawan satu pesaing dengan lainnya. Beberapa kondisi yang mungkin dihadapi perusahaan sehubungan dengan kekuatan ini antara lain yaitu pembeli membeli sebagaian besar dari produk perusahaan, pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan, sifat produk tidak terdeferensiasi dan banyak pemasok, switching value pemasok kecil, pembeli mempunyai tingkat keuntungan rendah sehingga sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis, dan produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli sehingga pembeli mudah mencari subsitusinya. Ketika konsumen berkonsentrasi atau berbelanja atau membeli dalam volume besar, daya tawar mereka dapat mempresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Usaha pembesaran ikan lele sangkuriang di Ciampea ini menggunakan kolam setengah permanen yaitu pinggiran menggunakan penampang beton serta dasar berupa tanah kolam untuk membudidayakan ikan lele sangkuriang. Usaha pembesaran ikan lele sangkuriang banyak menghadapi kendala. Sumber-sumber yang menjadi faktor penyebabnya dalam bidudaya ikan lele sangkuriang tersebut antara lain adalah kondisi cuaca dan iklim yang saat ini sulit diprediksi serta serangan hama dan penyakit yang sulit dikendalikan serta penyedian pakan yang 93 kurang memadai. Selain itu, tingkat keterampilan yang dimiliki tenaga kerja pada usaha ini masih belum memadai dalam melaksanakan kegiatan proses produksi. Kerugian akibat hal tersebut yang dialami antara lain adalah jumlah produksi yang rendah dan kualitas hasil panen juga menurun. Rendahnya produksi tersebut berdampak terhadap pendapatan yang diterima petani. Sehingga diperlukan strategi pengembangan usaha yang diperhitungkan dengan tepat. Agar usaha pembesaran ikan lele sangkuriang yang dikembangkan oleh kecamatan Ciampea Bogor dapat berkembang dengan baik, diperlukan suatu perumusan strategi pengembangan usaha yang tepat untuk dapat diterapkan oleh kecamatan Ciampea Bogor. Perumusan strategi pengembangan usaha ini akan melalui tiga tahap kerangka pengambilan keputusan, yang diawali dengan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha pembesaran ikan lele sangkuriang di kecamatan Ciampea Bogor tersebut. Analisis lingkungan internal yaitu berupa identifikasi kekuatan dan kelemahan dari usaha tersebut, yang kemudian dirangkum dalam matriks Internal Factor Evaluation IFE. Sedangkan analisis lingkungan eksternal yaitu berupa identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh usaha tersebut, yang kemudian dirangkum dalam matriks Eksternal Factor Evaluation EFE. Tahap berikutnya yaitu menggabungkan antara analisis faktor-faktor internal dan faktor- faktor eksternal dalam suatu bentuk matriks SWOT. Melalui analisis ini, kekuatan dan kelemahan usaha, serta peluang dan ancaman yang dihadapi usaha tersebut akan dicocokkan satu sama lainnya sehingga akan terbentuk empat tipe strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang SO, strategi kelemahan-peluang WO, strategi kekuatan-ancaman ST, dan strategi kelemahan-ancaman WT. Keluaran dari alternatif-alternatif strategi tersebut akhirnya akan di analisis kembali melalui Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM untuk menentukan alternatif strategi mana yang terbaik yang sebaiknya diterapkan pada usaha pembesaran ikan lele di kecamatan Ciampea Bogor. QSPM merupakan tahap ketiga atau tahap terakhir dari tahap kerangka pengambilan keputusan strategi. Keluaran dari matriks QSPM yaitu berupa skor, dimana strategi dengan skor tertinggi merupakan strategi yang harus diprioritaskan untuk diterapkan. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2. 94 Gambar 2 . Kerangka Pemikiran Operasional Srategi Pengembangan Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Di Kecamatan Ciampea Pembudidaya ikan lele sangkuriang di kecamatan Ciampea Bogor Kurangnya produksi ikan lele sangkuriang dengan permintaan pasar ikan lele di pasaran Matriks SWOT Analisis Lingkungan Eksternal:  Aspek Politik  Aspek Ekonomi  Aspek Sosial Budaya,  Demografi dan Lingkungan  Aspek Teknologi  Aspek Persaingan Analisis Lingkungan Internal:  Aspek SDM  Aspek Pemasaran  Aspek KeuanganAkuntansi  Aspek ProduksiOperasi Rekomendasi Prioritas Strategi Matriks IE Matriks IFE Matriks EFE Alternatif startegi Matriks QSP 95 IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian