Simpulan Saran Studi Tatanan Lanskap Situs Ratu Boko, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Upaya Pelestariannya

a. Rekreasi b. Meneliti c. Interpretasi d.Lainnya……………… Pertanyaan 1. Dari mana anda mengatahui informasi mengenai Candi Ratu Boko? a. Teman b. Keluarga c. Media cetak d. Media elektronik e. Lainnya…. 2. Apakah anda mengetahui sejarah dari Candi Ratu Boko ini? a. Tahu b. Tidak tahu 3. Apakah anda tahu karaktersitik dari Candi Ratu Boko? a. Ya b. Tidak 4. Jika ya, apa karakteristiknya? a. Candi b. Keraton c. Lainnya…. 5. Apakah anda mengetahui tentang tatanan lanskap? a. Ya b. Tidak 6. Apakah lingkungan sekitar ruang terbuka merupakan bagian kesatuan dari Candi Ratu Boko? a. Ya b. Tidak 7. Menurut anda, apakah citra kawasan wisata ini? a. IndahTidak Indah b. UnikTidak unik c. TeraturSemerawut d. Bernilai sejarahTidak bernilai sejarah e. Memperhatikan kepentingan wargatidak memperhatikan 8. Menurut anda, apakah yang paling menarik? a. Tata Letak Situs b. Bangunan candikeratonsumur pemandian c. Pemandangan 9. Apakah Candi Ratu Boko perlu dilesetarikan? a. Ya b. Tidak 10. Jika ya, apa bentuk pelestariannya? a. Dipertahankan apa adanya b. Mempertahankan karakter bangunannya dan dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat c. Memadukan bangunan baru tapi tetap mempertahankan identitasnya 11. Menurut anda, siapa yang bertanggung jawab untuk melestarikan situs ini? a. Masyarakat sekitar situs b. Pemerintah c. Pihak swasta d. Kombinasi ketiganya e. Lainnya………...…………… 12. Kontribusi apa yang akan anda berikan untuk pelestarian tersebut? a. Mendukung secara pasif b. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan menyumbangkan pikiran c. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan menyumbangkan tenaga d. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan menyumbangkan pikiran dan tenaga e. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan menyumbangkan finansial f. Lainnya……………………………………………………………………... 13. Apakah anda sudah berpartisipasi?dengan media? a. Ya, Media : Aktifitas : b. Tidak Terima Kasih Lampiran 2 Kuisioner Persepsi Masyarakat sekitar Terhadap Situs Ratu Boko LEMBAR KUISIONER Selamat pagisiangsoremalam. Perkenalkan nama saya Bulan Ramafriani. Saya mahasiswi semester 8, program studi Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor. Saya sedang melakukan penelitian mengenai Studi Tatanan Lanskap Situs Ratu Boko. Oleh karena itu, saya mohon bantuan untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan dibawah ini dengan sebenar-benarnya. Terima kasih. Data Pribadi Responden 1. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 2. Umur : a. 18-22 thn b. 23-30 thn c. 31-40 thn d. 41-50 thn e. 51-60 thn f. 60 thn 3. Pekerjaan; a. Pelajar b. Mahasiswa c. Karyawan Swasta d. PNS e. Wiraswasta f. Lainnya…………………… 4. Alamat DesaKecamatan : …………………………………………………. 5. Pendidikan Terakhir : a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMA e. Akademik f. Sarjana g. Lainnya…………………… 6. Berapa lama tinggal disekitar Candi Ratu Boko : a. 1 tahun b. 1-5 tahun c. 5-10 tahun d. 10 tahun 7. Apakah anda betah tinggal di sekitar Candi Ratu Boko: YaTidak Alasan :………………………………................................................................ Pertanyaan 1. Apakah anda mengetahui sejarah Candi ratu Boko? a. Tahu b. Sedikit c. Tidak tahu 2. Jika tahu, dari mana anda mengetahuinya? a. Orang tua b. Keluarga c. Teman d. Media elektronikcetak c. Lainnya………………. 3. Apakah Candi Ratu Boko telah mengalami perubahan sejak anda tinggal disini? c. Ya d. Tidak 4. Jika ya, apa perubahannya?.......................................................................... 5. Menurut anda, apa yang menjadi identitas kawasan ini? a. Bangunan keratoncandi b. Wisata sunset c. Pemandangan d. Lainnya…. 6. Apakah Candi Ratu Boko perlu dilesetarikan? c. Ya d. Tidak 7. Jika ya, apa bentuk pelestariannya? a. Dipertahankan apa adanya b. Mempertahankan karakter bangunannya dan dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat c. Memadukan bangunan baru tapi tetap mempertahankan identitasnya 8. Menurut anda, siapa yang bertanggung jawab untuk melestarikan situs ini? a. Masyarakat sekitar situs b. Pemerintah c. Pihak swasta d. Kombinasi ketiganya e. Lainnya………...…………… 9. Kontribusi apa yang akan anda berikan untuk pelestarian tersebut? a. Mendukung secara pasif b. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan menyumbangkan pikiran c. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan menyumbangkan tenaga d. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan menyumbangkan pikiran dan tenaga e. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan menyumbangkan finansial f. Lainnya……………………………………………………………………... 10. Apakah anda sudah berpartisipasi?dengan media? c. Ya, Media : Aktifitas : d. Tidak Terima Kasih Lampiran 3 Jumlah Pengunjung Tahun 2005-2010 Bulan 2005 2006 2007 2008 WL WM SUNSET TOTAL WL WM SUNSET TOTAL WL WM SUNSET TOTAL WL WM SUNSET TOTAL Januari 2197 55 10 2262 2607 48 14 2669 2741 89 47 2877 2802 111 21 2934 Februari 1230 50 32 1312 941 44 26 1011 1361 61 29 1451 1470 123 42 1635 Maret 2121 44 25 2190 1219 72 27 1318 1602 45 33 1680 2504 107 27 2638 April 1420 52 28 1500 2712 51 18 2781 2162 120 26 2308 2492 146 62 2700 Mei 1396 53 44 1493 1999 50 47 2096 2183 101 52 2336 2918 151 108 3177 Juni 1689 60 26 1775 983 17 7 1007 3170 75 53 3298 3074 173 144 3391 Juli 2225 50 75 2350 1887 61 53 2001 2872 181 123 3176 3346 223 165 3734 Agustus 1168 89 73 1330 1192 52 69 1313 1865 232 110 2207 2950 321 229 3500 September 1814 131 88 2033 1406 33 50 1489 1307 145 109 1561 1036 273 125 1434 Oktober 1259 51 30 1340 1689 45 26 1760 2664 88 41 2793 3503 117 29 3649 November 2640 35 23 2698 1064 41 46 1151 1654 146 34 1834 2279 164 50 2493 Desember 2316 51 57 2424 1463 61 34 1558 3188 118 54 3360 5161 180 61 5402 JUMLAH 21475 721 511 22707 19162 575 417 20154 26769 1401 711 28881 33535 2089 1063 36687 orang Lampiran 3 Jumlah Pengunjung Tahun 2009 Lanjutan No. Bulan WL Jumlah WM Jumlah Sunset Jumlah Shutle Boko- Brd Jumlah TOTAL Umum Dispen Anak Umum Asita Dispen WL WM WL WM 1. Januari 3817 1146 7 4970 59 55 9 123 10 75 85 1728 25 1753 6931 2. Februari 2148 820 35 3003 32 86 18 136 29 37 66 770 29 799 4004 3. Maret 3118 633 3751 28 59 24 111 25 76 101 969 16 985 4948 Lampiran 3 Jumlah Pengunjung Tahun 2009 Lanjutan No. Bulan WL Jumlah WM Jumlah Sunset Jumlah Shutle Boko- Brd Jumlah TOTAL Umum Dispen Anak Umum Asita Dispen WL WM WL WM 4. April 3129 1207 4336 64 27 14 105 11 126 137 643 41 684 5262 5. Mei 2961 1316 4277 84 70 30 184 39 121 160 770 61 831 5452 6. Juni 3164 1610 4774 55 58 30 143 13 162 175 1041 16 5 1062 6154 7. Juli 4281 593 22 4896 92 63 45 200 10 332 342 1385 98 4 1485 6923 8. Agustus 3351 243 4 3598 92 99 65 256 31 323 354 469 104 573 4781 9. September 4807 65 305 5177 41 66 30 137 3 149 152 2318 44 13 2375 7841 10. Oktober 2584 703 3 3290 41 101 18 160 5 122 127 351 56 407 3984 11. November 3112 832 34 3978 71 22 13 106 10 76 86 499 52 9 560 4730 12. Desember 4785 1111 5896 52 32 22 106 4 92 96 2521 44 2565 8663 JUMLAH 41257 10279 410 51946 711 738 318 1767 190 1691 1881 13464 586 29 14079 69673 orang Lampiran 3 Jumlah Pengunjung Tahun 2010 Lanjutan No. Bulan WL Jumlah WM Jumlah Sunset Jumlah Shutle Boko- Brd Jumlah TOTAL Umum Dispen Anak Umum Asita Dispen WL WM WL WM 1. Januari 4798 642 5440 66 28 7 101 2 78 80 1034 12 1046 6667 2. Februari 3241 764 13 4018 73 47 16 136 1 67 68 799 799 5021 3. Maret 3440 686 4126 45 38 17 100 68 68 403 403 4697 4. April 3375 1525 4900 80 48 27 155 1 73 74 436 436 5565 5. Mei 4940 1908 6848 88 24 21 133 73 73 987 987 8041 6. Juni 4299 4464 8763 78 74 20 172 78 78 1184 1184 10197 Lampiran 3 Jumlah Pengunjung Tahun 2010 Lanjutan No. Bulan WL Jumlah WM Jumlah Sunset Jumlah Shutle Boko- Brd Jumlah TOTAL Umum Dispen Anak Umum Asita Dispen WL WM WL WM 7. Juli 5201 2615 658 8474 127 76 65 268 3 78 81 1528 34 1562 10385 8. Agustus 2684 86 2770 121 27 44 192 53 117 170 560 560 3692 9. September 4858 551 5409 113 39 24 176 60 60 3919 3919 9564 10. Oktober 3426 1090 4516 95 59 24 178 7 78 85 4439 4439 9218 11. November 1805 405 2210 18 6 24 3 3 1938 9 1947 4184 12. Desember 4035 1791 5826 87 7 6 100 23 23 7551 21 7572 13521 JUMLAH 46102 16527 671 63300 991 467 277 1735 67 796 863 24778 76 24854 90752 orang Lampiran 4 Rencana Pemugaran Tahun 2002 Sampai Tahun 2010 No. Tahun Anggaran Sasaran Target Ketua Unit Pengawas Arkeologi TA 1. 2002 Pemugaran kaki Candi Pembakaran sisi utara Drs. Tri Hartono, M. Hum Darmojo, B. A 2. 2003 Pemugaran kaki Candi Pembakaran sisi timur Drs. Tri Hartono, M. Hum Darmojo, B. A 3. 2004 125 hari Pemugaran kaki Candi Pembakaran sisi selatan 442 m 3 200 m 2 Drs. Tri Hartono, M. Hum Darmojo, B. A a. Pembongkaran 15 m 3 b. Penggalian tanah 100 m 3 Lampiran 4 Rencana Pemugaran Tahun 2002 Sampai Tahun 2010 Lanjutan No. Tahun Anggaran Sasaran Target Ketua Unit Pengawas Arkeologi TA 3. 2004 125 hari c. Pemasangan pondasi dan plat beton 104 m 3 d. Pembuatan batu pengganti 98 m 3 e. Penysunan kembali 125 m 3 f. Pembersihan mekanis 100 m 2 h. Pemahatan halus 350 blok i. Pemasangan tanda batu 350 blok 4. 2005 50 hari Pemugaran kaki Candi Pembakaran sisi barat, selatan tangga 82 m 3 21 m 2 Drs. Tri Hartono, M. Hum Darmojo, B. A a. Pembongkaran 32 m 3 b. Penggalian tanah 10 m 3 c. Pemasangan pondasi dan plat beton 15 m 3 d. Pembuatan batu pengganti 7 m 3 e. Penyusunan kembali 18 m 3 f. Pembersihan mekanis 11 m 2 g. Pengawetan 10 m 2 h. Pemahatan halus 50 blok i. Pemasangan tanda batu 50 blok Lampiran 4 Rencana Pemugaran Tahun 2002 Sampai Tahun 2010 Lanjutan No. Tahun Anggaran Sasaran Target Ketua Unit Pengawas Arkeologi TA 5. 2006 75 hari Pemugaran kaki Candi Pembakaran sisi barat, utara tangga 82 m 3 21 m 2 Dra. Tri Hartini Drs. Indung Panca Putra, M. Hum Darmojo, B. A a. Pembongkaran 32 m 3 b. Penggalian tanah 10 m 3 c. Pemasangan pondasi dan plat beton 15 m 3 d. Pembuatan batu pengganti 7 m 3 e. Penyusunan kembali 18 m 3 f. Pembersihan mekanis 11 m 2 g. Pengawetan 10 m 2 h. Pemahatan halus 205 blok i. Pemasangan tanda batu 205 blok 6. 2007 65 hari Pemugaran tangga Candi Pembakaran 95 m 3 55 m 2 Dra. Tri Hartini Dra. Andi Riana Darmojo, B. A a. Pembongkaran 30 m 3 b. Pemasangan batu isian bersepsi 30 m 3 Lampiran 4 Rencana Pemugaran Tahun 2002 Sampai Tahun 2010 Lanjutan No. Tahun Anggaran Sasaran Target Ketua Unit Pengawas Arkeologi TA c. Pembuatan batu pengganti 5 m 3 d. Penyusunan kembali 30 m 3 f. Pembersihan mekanis 30 m 2 g. Pengawetan 25 m 2 h. Pemahatan halus 211 blok i. Pemasangan tanda batu 211 blok 7. 2008 92 hari Pemugaran lantai teras I, dinding teras II sisi barat Candi Pembakaran 140,8 m 3 140 m 2 Dra. Tri Hartini Dra. Sri Muryantini Sigit Yulianto a. Pembongkaran susunan percobaan 15 m 3 b. Pembongkaran batu isian pondasi 10 m 3 c. Pemasangan batu isian bersepsikonstruksi penguat 51 m 3 d. Pembuatan batu pengganti 15,8 m 3 e. Penyusunan kembali 32 m 3 f. Pemahatan halus 17 m 3 Lampiran 4 Rencana Pemugaran Tahun 2002 Sampai Tahun 2010 Lanjutan No. Tahun Anggaran Sasaran Target Ketua Unit Pengawas Arkeologi TA g. Pembersihan khemis 70 m 2 h. Pembersihan mekanis 70 m 2 8. 2009 Pemugaran didnding teras II sisi selatan Candi Pembakaran Dra. Tri Hartini Antar Nugraha Margono 9. 2010 Pemugaran didnding teras II sisi ti mur Candi Pembakaran 131 m 3 190 m 2 Dra. Tri Hartini Drs. Indung Panca Putra, M. Hum Titik Retnowati STUDI TATANAN LANSKAP SITUS RATU BOKO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN UPAYA PELESTARIANNYA BULAN RAMAFRIANI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 RINGKASAN BULAN RAMAFRIANI. Studi Tatanan Lanskap Situs Ratu Boko, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Upaya Pelestariannya. Dibimbing oleh NURHAYATI HS ARIFIN. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang memiliki banyak warisan budaya dan sejarah. Salah satu tempat bersejarah yang berada pada lanskap yang unik dan telah dijadikan sebagai tempat wisata adalah Situs Ratu Boko. Situs Ratu Boko merupakan hamparan bangunan batuan yang biasa diduga sebagai candi. Namun ternyata bangunan yang ada bukan hanya candi tetapi ada beberapa bangunan yang mengarah kepada bentukan sebuah kerajaan. Keberadaan Situs Ratu Boko terkait dengan keberadaan candi-candi di sekelilingnya, yaitu Candi Prambanan di sebelah utara dan Candi Kalasan di sebelah barat. Kurang teridentifikasinya karakter situs ini menjadi salah satu masalah yang ada di kawasan Situs Ratu Boko. Masalah lainnya yaitu belum adanya penataan lanskap wisata sejarah sehingga pengunjung belum memahami fungsi dan makna kawasan tersebut sebagai situs sejarah. Tujuan dari penelitian ini, yaitu mengidentifikasi dan menganalisis tatanan lanskap dan elemen pembentuk lanskap Situs Ratu Boko, menganalisis pemanfaatan kawasan sebagai kawasan wisata, dan memberikan usulan konsep pelestarian lanskap sesuai dengan potensi pemberdayaannya. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai tatanan lanskap Situs Keraton Ratu Boko dan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan perencana dalam melakukan perencanaan dan pengembangan kawasan. Penelitian ini mengenai kajian tatanan lanskap Situs Ratu Boko serta hal-hal yang mempengaruhi pelestariannya. Penelitian dilakukan di Situs Ratu Boko yang berada di antara Dusun Dawung Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan dan Dusun Sumberwatu Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan. Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap yang dijabarkan oleh Goodchild 1990 yaitu, tahap survei tapak, tahap analisis dan assesment, dan tahap formulasi rencana pengelolaan dan pelestarian. Sedangkan metode yang digunakan dalam analisis yaitu analisis secara spasial, deskriptif, dan analisis SWOT untuk mendapatkan strategi pelestarian. Situs ini dibangun di perbukitan dan diduga kuat berkaitan dengan konsep kosmologis. Konsep ini adalah konsep yang mengedepankan kesejajaran atau keseimbangan antara makrokosmos dan mikrokosmos, yaitu antara alam semesta dan dunia manusia. Diduga alasan dibangunnya situs ini di atas perbukitan selain karena kesakralan dalam melakukan ibadah juga erat kaitannya dengan faktor kekuasaan. Keberadaan Situs Ratu Boko ini juga terkait dengan Candi Prambanan dan Candi Kalasan yang terletak di sebelah utara dan barat situs. Keterkaitan antar candi dan situs ini adalah berdasarkan sejarah pembangunannya. Situs Ratu Boko dan Candi Kalasan dibangun oleh orang yang sama, yaitu Rakai Panangkaran. Adapula yang mengatakan bahwa Situs Ratu Boko merupakan kerajaan dari Prabu Boko yang merupakan ayah dari Lara Jonggrang. Lara Jonggrang merupakan salah satu candi yang terletak di kompleks Candi Prambanan. Sampai saat ini fungsi situs belum diketahui dengan pasti. Namun dari hasil penelitian yang telah banyak dilakukan, situs ini diduga memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai pemukiman, sebagai pertahanan atau perlindungan, dan sebagai tempat peribadahan. Konsep tatanan lanskap Situs Ratu Boko didasari dari konsep filosofis agama Hindu dan agama Budha. Konsep filosofis Kompleks Situs Ratu Boko ini dibagi menjadi tiga bagian, berdasarkan tingkat kesakralannya, antara lain area profan, area transisi, dan area sakral. Di dalam konsep filosofis tersebut terdapat lagi pengelompokan- pengelompokan berdasarkan fungsi bangunan. Area profan merupakan area yang sifatnya umum dan terletak pada teras pertama. Area ini hanya berupa hamparan rumput yang luas. Area selanjutnya yaitu area transisi. Area transisi merupakan area yang bersifat netral dan terletak pada teras kedua dan teras ketiga. Batas dari area profan dengan area transisi ditandai dengan tangga menuju Gapura Utama. Pada area transisi terdapat dua kelompok fungsi bangunan, yaitu kelompok Gapura Utama dan kelompok Paseban. Area yang terakhir atau area yang tingkatannya paling tinggi adalah area sakral. Area ini terletak paling belakang dan pada tatanan yang paling tinggi. Area sakral dibagi ke dalam dua area, yaitu area ibadah dan area pribadi. Area ibadah terletak di atas bukit. Area ini diduga menjadi area peribadahan yang sangat dijunjung kesucian dan kesakralannya sesuai dengan filosofis agama Hindu dan Budha, yaitu tempat suci berada pada tingkatan yang paling tinggi. Pada area ibadah terdapat satu kelompok fungsi, yaitu kelompok Gua. Sedangkan area lainnya pada area sakral yaitu area pribadi. Area pribadi letaknya di teras yang lebih rendah dibandingkan dengan area ibadah namun masih dalam garis vertikal yang sama dengan area skaral. Area pribadi ini termasuk ke dalam area sakral karena pada area ini diduga sebagai pusat kegiatan pribadi anggota kerajaan. Pada area pribadi terdapat dua kelompok fungsi bangunan, yaitu kelompok Pendapa dan kelompok Keputren. Aktivitas wisata yang dilakukan di kawasan ini antara lain wisata sejarah Situs Ratu Boko, bersemedi dan ritual keagamaan, berkemah, tracking, dan menikmati pemandangan sekitar. Untuk berbagai aktivitas wisata yang dilakukan di kawasan Situs Ratu Boko, pengelola menyediakan berbagai fasilitas yang menunjang. Tetapi kurang didukung dengan sistem pengelolaan dan media interpretasi yang baik. Hal ini menyebabkan pengunjung kurang memahami makna situs sehingga keinginan untuk melestarikan situs juga kurang. Selain itu, zonasi pelestarian yang ditetapkan oleh BP3 saat ini masih perlu dilakukan revisi khususnya pada zona penyangga. Tata guna lahan dan aktivitas masyarakat sekitar kawasan Situs Ratu Boko juga dapat mempengaruhi keberlanjutan situs. Situs Ratu Boko terletak di dua desa, yaitu Desa Bokoharjo dan Desa Sambirejo. Tetapi kawasan situs lebih dominan di Desa Bokoharjo, tepatnya di Dukuh Dawung. Penataan kawasan di luar situs saat ini diawasi dan dikembangkan oleh pemerintah. Pada RDTR Kecamatan Prambanan tahun 2009-2018, rencana pengembangan sarana kebudayaan dan wisata tidak sejalan lurus dengan peta eksisting pelestarian yang ditetapkan BP3 sehingga adanya perbedaan antara rencana pengembangan pemerintah dengan pelestarian yang dilakukan saat ini. Di lain sisi, keberadaan situs berpengaruh baik untuk kawasan sekitarnya, begitu juga sebaliknya. Pengaruh baik ini yaitu dalam aspek ekonomi, aspek fisik seperti perbaikan infrastruktur, dan aspek sosial. Dari aspek ekonomi, dengan dijadikannya Situs Ratu Boko sebagai kawasan wisata menyebabkan ekonomi masyarakat sekitar meningkat. Pemerintah juga memperbaiki infrastruktur dan mengembangkan kawasan sehingga dapat mendukung aktivitas wisata. Selain itu, aktivitas masyarakat sekitar juga tidak mengganggu keberlanjutan situs, bahkan masyarakat turut melestarikan Situs Ratu Boko. Untuk dapat menjadikan Situs Ratu Boko sebagai lanskap yang berkelanjutan, dilakukan analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. Faktor internal dan eksternal ini berdasarkan tatanan lanskap Situs Ratu Boko, pemanfaatan sebagai kawasan wisata, dan tata guna lahan serta aktivitas masyarakat sekitar. Strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT antara lain, pengembangan dan perbaikan potensi sumber daya Situs Ratu Boko dan kawasan sekitarnya, perencanaan pengembangan kawasan yang mendukung keberlanjutan Situs Ratu Boko, pengembangan aktivitas dan fasilitas wisata, penataan lahan di dalam kawasan yang terintegrasi dengan lanskap sekitar, perbaikan sistem pengelolaan wisata dan situs sejarah, pengembangan kerjasama antar pemerintah dan pengelola swasta untuk keberlanjutan situs dan sekitarnya serta peninjauan sistem pengelolaan wisata dan situs sejarah, dan strategi yang terakhir yaitu meningkatkan perlindungan kawasan situs sejarah. Strategi yang ini diarahkan pada kegiatan pelestarian lanskap Situs Ratu Boko serta integrasinya dengan kawasan sekitar. Strategi yang diperoleh dari analisis SWOT ini dikembangkan dalam konsep pelestarian. Konsep pelestarian yang diusulkan yaitu pelestarian kawasan Situs Ratu Boko untuk membentuk suatu kesatuan lanskap yang berkelanjutan baik dari aspek sejarah, sosial, dan wisatanya. Prinsip pelestarian ini adalah mempertahankan dan melestarikan kesatuan kawasan di dalam situs dan di luar situs, serta memanfaatkannya untuk menunjang kehidupan saat ini sesuai dengan kebijakan pemerintah dan perkembangan zaman. Implementasi strategi yang diperoleh adalah dengan membuat revisi zonasi pelestarian dengan dasar peta pelestarian BP3 dan peta RDTR Kecamatan Prambanan tahun 2009-2018 serta membuat usulan aksesibilitas dan jalur sirkulasi. Untuk usulan zonasi pelestarian, tidak dilakukan perubahan dari zona inti dan zona pengembangan yang ditetapkan BP3, sedangkan pada zona penyangga dilakukan revisi dari hasil analisis. Zona inti mencakup seluruh kawasan Situs Ratu Boko. Zona inti ini diperuntukkan sebagai wisata sejarah. Pada zona penyangga dilakukan perluasan ke sebelah selatan dengan menambah area persawahan dan jalur sirkulasi. Zona penyangga mencakup kawasan di sekitar Situs Ratu Boko dengan memperhatikan permukiman sekitar, aktivitas masyrakat, aksesibilitas, tatanan lahan, dan hutan yang sesuai dengan karakter situs dapat mendukung dan tidak mengancam keberlanjutan situs. Kegiatan rekreasi alam yang direncanakan pemerintah dalam RDTR dapat dikembangkan dalam zona penyangga ini. Pada zona pengembangan juga tidak dilakukan perubahan dan sesuai dengan yang telah ditetapkan BP3. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap daerah biasanya memiliki ciri atau identitas yang dapat menunjukkan karakter dari daerah tersebut. Identitas ini dapat dilihat dari segi budaya masyarakatnya dan juga peninggalan sejarah dari masa lampau. Identitas atau ciri suatu daerah dapat berupa adat istiadat, arsitektur bangunan, keraton, maupun kepercayaan. Budaya ataupun sejarah yang menjadi identitas merupakan warisan nenek moyang yang patut dijaga dan dilestarikan. Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman nilai budaya atau sejarah semakin tergerus dan semakin lama semakin hilang. Hal ini tentu akan berdampak pada identitas dan karakter daerah tersebut. Suatu kawasan atau masyarakat akan semakin sulit diidentifikasi karakternya apabila terjadi penurunan nilai budaya atau sejarah yang terkandung. Menurut Nurisjah dan Pramukanto 2001, faktor-faktor yang dapat menyebabkan hilangnya kawasan yang bernilai sejarah dan budaya, antara lain kerusakan akibat faktor alam, kerusakan akibat tangan manusia vandalisme, dan faktor kelembagaan yang sering kurang mendukung pelestarian kawasan atau situs budaya dan sejarah ini. Hal ini dapat dilihat dari, kesalahan dan tidak tepat dalam penggunaan, perubahan tata guna lahan atau tata ruang kota serta pembangunan sarana transportasi yang kurang atau tidak memperhatikan keberadaan dan nilai kawasan sejarah dan budaya. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang memiliki banyak warisan budaya dan sejarah. Banyaknya warisan budaya dan sejarah yang menyebabkan banyaknya wisatawan yang datang ke Yogyakarta untuk lebih mengenal budaya dan sejarah di dalamnya. Salah satu tempat bersejarah yang berada di lanskap yang unik dan telah menjadi tempat wisata adalah Situs Ratu Boko. Situs ini dibangun pada masa Wangsa Sailendra Rakai Panangkaran dari Kerajaan Medang Mataram Hindu dan diperkirakan sejak tahun 700 M. Situs Ratu Boko terletak di lanskap perbukitan tepatnya di antara Dusun Dawung Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan dan Dusun Sumberwatu Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan. Saat ini Situs Ratu Boko telah dijadikan sebagai kawasan wisata sejarah oleh pemerintah. Sejauh ini, karakter yang terlihat dari kawasan situs adalah keraton atau kerajaan. Namun, sebagian besar pengunjung menyebut situs ini sebagai candi karena komplek situs ini terdiri dari bangunan-bangunan yang berasal dari batu, biasa disebut dengan candi. Elemen yang ada di kawasan ini bukan hanya candi tetapi juga bangunan-bangunan yang diduga sebagai tempat tinggal, gapura, pagar, dan kolam. Karena eskavasi yang belum menyeluruh serta penelitian yang kurang mendalam menyebabkan karakter dan fungsi situs belum diketahui secara pasti. Media interpretasi yang disediakan pengelola juga masih kurang memadai dalam mengnyampaikan sejarah, makna, dan fungsi kawasan. Hal inilah yang menjadi kendala dalam memahami fungsi dan makna Situs Ratu Boko, serta menyebabkan hubungan antara satu ruang dengan ruang lainnya di dalam kawasan Situs Ratu Boko dinilai kurang kuat. Aksesibilitas yang sulit untuk mencapai kawasan merupakan masalah lain yang perlu diperhatikan dalam studi ini. Akibat dari akses yang sulit ini, ketertarikan wisatawan untuk mengunjungi Situs Ratu Boko dan mengenal sejarahnya akan rendah. Keberadaan Situs Ratu Boko terkait dengan keberadaan candi-candi di sekitarnya. Situs ini berkaitan dengan Candi Prambanan di sebelah utara dan Candi Kalasan sebelah barat. Hal tersebut dilihat dari hubungan sejarah dan hubungan ruang antara situs dan candi-candi tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi tatanan lanskap Situs Ratu Boko agar dapat mengidentifikasi karakteristik kawasan dan dapat mengembangkan potensi wisata sejarah serta fungsi dari kawasan ini. Selain itu, hasil studi ini juga dapat ditindaklanjuti untuk menyusun langkah-langkah pelestarian yang harus dilakukan terhadap Situs Ratu Boko.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini antara lain : a. Mengidentifikasi dan menganalisis tatanan lanskap dan elemen pembentuk lanskap Situs Ratu Boko. b. Menganalisis pemanfaatan kawasan sebagai kawasan wisata. c. Memberikan usulan konsep pelestarian lanskap sesuai dengan potensi pemberdayaannya.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : a. Memberikan informasi mengenai tatanan lanskap Situs Ratu Boko. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan perencana dalam melakukan perencanaan, pelestarian, dan pengembangan kawasan.

1.4 Kerangka Pikir

Situs Ratu Boko merupakan salah satu situs sejarah yang terletak di Kabupaten Sleman, DIY. Situs ini telah dijadikan sebagai objek wisata sejarah oleh pemerintah. Dari aktivitas wisata, pengunjung tidak mendapatkan interpretasi tentang lanskap kawasan situs dan maknanya. Informasi tentang tatanan lanskap sangat penting dalam menginterpretasikan kawasan Situs Ratu Boko secara menyeluruh. Maka perlu dilakukan studi mengenai tatanan lanskap. Tatanan lanskap Situs Ratu Boko dapat diidentifikasi melalui analisis data dari aspek lanskap alami, aspek lanskap situs, dan aspek sosial-budaya. Dalam aspek lanskap alami, data landform, hidrologi, iklim, vegetasi, dan view menjadi hal yang dinilai perlu dipertimbangkan. Sedangkan tata ruang, orientasi situs, serta elemen dan tata letaknya merupakan data-data yang perlu diketahui dari aspek lanskap sejarah. Dari aspek sosial budaya, data yang diperlukan adalah sejarah perkembangan hindu-budha dan sejarah berdirinya Situs Ratu Boko. Selain itu dilihat juga segi filosofi dibangunnya Situs Ratu Boko tersebut. Dari data yang diperoleh berdasarkan ketiga aspek tersebut, yaitu aspek lanskap alami, aspek lanskap sejarah, dan aspek sosial budaya maka dapat diidentifikasi tatanan lanskap situs. Kondisi tatanan lanskap seperti keutuhankeaslian dan makna serta informasinya akan mempengaruhi interpretasi. Sedangkan kondisi keberlanjutan tatanannya sangat dipengaruhi oleh aspek pengelolaan, pelestariannya, serta pengaruh dari luar kawasan peran mayarakat, pemerintah dan landuse sekitar kawasan. Hal yang perlu diperhatikan dalam aspek pengelolaan, antara lain peraturan yang mendukung keberadaan situs, pihak pengelola, sistem pengelolaan dan pelestarian yang diterapkan, pemanfaatan kawasan sebagai objek wisata, pengaruh landuse sekitar terhadap situs, dan aksesibilitas internal dan eksternal. Melalui analisis keberlanjutan tatanan laskap dapat dihasilkan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk melestarikan dan menciptakan keberlanjutan lanskap. Upaya pelestarian tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengelola dan meningkatkan kualitas lanskap Situs Ratu Boko. Kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian Upaya Pelestarian Situs Ratu Boko, DIY Lanskap Alami: b. Landform c. Hidrologi d. Iklim e. View Lanskap Situs: a. Tata ruang b. Orientasi c. Elemen dan Tata Letak Aspek Sosial- Budaya: a. Sejarah b. Filosofi Tatanan Lanskap Kawasan Situs Ratu Boko Analisis Keberlanjutan Situs Ratu Boko Pengelolaan: a. Peraturan Aspek LegalRTRW b. Pengelola c. Sistem Pengelolaan Pelestarian d. Pemanfaatan sebagai Objek Wisata e. Landuse sekitar f. Aksesibilitas TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap Budaya dan Lanskap Sejarah

Lanskap sangatlah erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Suatu lanskap dikatakan seimbang apabila memiliki dua aspek, yaitu aspek fungsional dan aspek estetik. Simonds 1983 mendefinisikan lanskap sebagai suatu bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati keberadaannya melalui seluruh indera yang dimiliki oleh manusia. Dikenal dua bentuk lanskap, yaitu lanskap alami natural landscape dan lanskap buatan atau binaan man made landscape. Lanskap alami adalah lanskap yang tercipta secara alami, baik berdasarkan perilaku manusia, lingkungan, atau interaksi antar keduanya. Salah satu faktor pembentuk lanskap alami adalah budaya. Dari suatu budaya dapat terbentuk suatu lanskap yang unik dan berkarakter. Lanskap budaya sendiri merupakan refleksi dari interaksi antara manusia dengan lingkungan alam lebih dari ruang dan waktu. Alam adalah teman bagi manusia, keduanya adalah hal yang dinamis dalam membentuk suatu lanskap Platcher dan Mechtild, 1995. Sedangkan mendefinisikan lanskap budaya sebagai suatu model atau bentuk dari lanskap binaan, yang dibentuk oleh suatu nilai budaya yang dimiliki suatu kelompok masyarakat yang dikaitkan dengan sumber daya alam dan lingkungan yang ada pada tempat tersebut Platcher dan Mechtild, 1995. Berbeda dengan Sauers dalam Trishler 1982 dalam Nurisjah dan Pramukanto 2001 yang mengemukakan bahwa lanskap budaya adalah kawasan geografis yang menampilkan lanskap alami oleh suatu kebudayaan. Selain budaya, sejarah juga merupakan hal yang dapat membentuk lanskap alami. Sejarah merupakan peristiwa yang pernah terjadi dan direpresentasikan melalui bangunan-bangunan peninggalan atau artefak lain sebagai bukti pernah terjadinya suatu peristiwa di daerah tersebut. Definisi lanskap sejarah menurut Harris dan Dines 1988 adalah peristiwa atau kejadian masa lalu yang terdiri dari bukti fisik dari keberadaan manusia di atas bumi ini. Ketahanan hidup mereka menyajikan hal yang mewakili kontinuitas dari masa lalu dan masa kini yang memungkinkan pemahaman, apresiasi, dan stabilitas lingkungan dasar kita. Kehidupan mereka menuntut suatu pelayanan pengetahuan berkomitmen untuk konservasi. Pendapat lain menyatakan lanskap sejarah secara sederhana dapat dinyatakan sebagai bentukan lanskap tempo dulu, merupakan bagian dari bentuk lanskap budaya yang memiliki dimensi waktu di dalamnya Nurisjah dan Pramukanto, 2001.

2.2 Keraton

Robson 2003 mengatakan dalam bukunya The Kraton bahwa arti keraton dalam bahasa Jawa umumnya adalah sebagai tempat tinggal raja. Di dalam keraton terdapat aturan yang jelas yang mengatur kehidupan di dalamnya khususnya masyarakat Jawa. Robson juga menambahkan bahwa bangunan keraton tidak hanya terdiri dari satu bangunan, tapi terdiri dari banyak bangunan sehingga membentuk suatu kompleks. Keberadaan keraton sangat erat kaitannya dengan konsep kosmologis. Poin yang terpenting dalam konsep kosmologis keraton adalah arah kardinalnya. Istana dibangun dengan cara tertentu yang menunjukkan konsentrasi khusus pada titik kardinalitas. Bentuk ini menggambarkan pengembangan kira-kira pada dua sumbu yang dipilih untuk kesesuaiannya dengan angkasa, yaitu antara titik utara dan titik selatan Behrend, 1989. Berbeda dengan Soemarsaid 1981 yang mengaitkan keraton atau kerajaan dengan hubungan masyarakat di dalamnya. Karakertistik suatu keraton atau kerajaan di Jawa dibentuk dari hubungan-hubungan pribadi yang dianggap penting atau masyarakat di sekitarnya. Selain itu seluruh kekuasaanya tergantung pada kepribadian dan hubungan antara pemegang kekuasaan dengan wilayah atau dengan norma-norma wilayahnya itu sendiri.

2.3 Candi

Bangunan-bangunan purbakala yang berasal dari zaman purba di daerah Jawa terkenal dengan nama candi Soekmono, 2005. Di dalam bukunya Soekmono 2005 juga menyatakan bahwa candi merupakan sebuah bangunan kuil bagi penganut agama Hindu ataupun Budha di masa lampau. Menurut Adams 1990 candi merupakan tempat suci dan dianggap sebagai perwujudan dari suatu ajaran agama. Sedangkan menurut Masjkuri dan Kutoyo 1982, masyarakat umum menganggap candi sebagai bangunan peninggalan budaya pada masa lampau yang terbuat dari bahan batu. Bahan yang dipergunakan untuk membuat suatu bangunan candi, pada dasarnya selalu menggunakan bahan yang terdapat pada daerah dimana candi tersebut berada. Masjkuri dan Kutoyo 1982 mengemukakan pembuatan sebuah bangunan candi di daerah Yogyakarta lebih banyak menggunakan batu alam pada bagian luar candi, batu putih dan batu merah bata pada bagian dalamnya. Kegunaan bangunan candi bermacam- macam. Masjkuri dan Kutoyo 1982 menyatakan bahwa candi ada yang digunakan sebagai makam atau tempat menyimpan abu jenazah. Ada pula yang digunakan sebagai tempat tinggal, tempat mengajar, tempat menyimpan alat-alat keagamaan serta tempat pemujaan kepada seorang dewi.

2.4 Pelestarian Lanskap Budaya

Kegiatan pelestarian adalah salah satu kegiatan yang dilakukan dalam proses pengelolaan. Pelestarian sangatlah diperlukan dalam menjaga suatu kawasan agar nilai yang terkandung, baik nilai budaya maupun nilai sejarah, dalam suatu lanskap tidak hilang. Nurisjah dan Pramukanto 2001 mendefinisikan pelestarian lanskap sejarah sebagai suatu usaha manusia untuk memproteksi atau melindungi peninggalan atau sisa-sisa budaya dan sejarah terdahulu yang bernilai dari berbagai perubahan yang negatif dan yang dapat merusak keberadaannya atau nilai yang dimilikinya. Pengelolaan dilakukan melalui empat tahap Parker dan Bryan,1989, yaitu : a. Pengaturan objek lanskap, dalam hal ini adalah kegiatan inventarisasi dan analisis. b. Perencanaan kegiatan, yaitu rencana yang akan dilakukan pada tapak. c. Pelaksanakan rencana, perencanaan yang telah dibuat direalisasikan pada tapak. d. Pengelolaan dan memperbaharui hal-hal yang perlu diperbaharui sesuai dengan kebutuhan. Pelestarian pada lanskap sejarah dan budaya dilakukan dengan tujuan menjaga karakter dan identitas yang terkandungan. Nurisjah dan Pramukanto