Pengembangan aktivitas dan fasilitas wisata.
diusulkan merupakan revisi zonasi pelestarian yang telah ditentukan oleh pengelola BP3 dan pemerintah RDTR. Menurut UU No. 11 tahun 2010 pasal
72-73 mengenai benda cagar budaya, zonasi pelestarian dibagi menjadi empat zona, yaitu zona inti perlindungan, zona penyangga, dan zona pengembangan.
Dalam PP No. 10 Tahun 1993 dijabarkan definisi mengenai zona inti, zona penyangga, zona pengembangan, danatau zona penunjang. Zona inti
perlindungan, yaitu kawasan atau lokasi yang di dalamnya terdapat benda cagar budaya yang dilindungi, zona penyangga adalah kawasan di sekitar situs yang
berfungsi sebagai penyangga bagi kelestarian situs, sedangkan zona pengembangan adalah kawasan di sekitar zona penyangga atau zona inti yang
dapat dikembangkan untuk difungsikan sebagai sarana sosial, ekonomi, dan budaya yang tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian benda cagar budaya
dan situsnya. Untuk usulan zonasi pelestarian kawasan Situs Ratu Boko, dibagi menjadi
dua zona sesuai dengan UU No. 11 Tahun 2010 dan kebutuhan pelestarian. Zona pelestarian yang diusulkan, yaitu zona inti dan zona penyangga. Untuk zona
pengembangan mengikuti yang telah ada saat ini. Hal ini dikarenakan zona pengembangan yang ada saat ini telah baik dalam pengembangannya. Diagram
konsep zonasi pelestarian dapat dlihat pada Gambar 62.
Gambar 62 Diagram Konsep Zonasi Pelestarian 1.
Zona Inti Zona inti merupakan zona yang berfungsi untuk melindungi situs sejarah.
Pada zona ini terdapat elemen sejarah yang harus dilindungi. Zona inti yang ditetapkan disesuaikan dengan luasan yang zona inti yang telah ditetapkan oleh
BP3. Tidak adanya perluasan atau penyempitan untuk zona inti ini. Zona inti perlindungan adalah seluruh kawasan Situs Ratu Boko yang termasuk ke dalam
pengelolaan PT. Taman Wisata dan BP3. Area ini mencakup kawasan inti situs di sebelah barat dan area fasilitas wisata di sebelah timur. Dimulai dari gerbang
utama dari area penerimaan formal dan area penerimaan alternatif lalu ke sebelah barat sampai gapura utama dan elemen-elemen serta bangunan sejarah yang ada di
sebelah timur kawasan. Zona inti ini dikhususkan sebagai area wisata sejarah dengan fasilitas-fasilitas dan aktivitas yang sesuai dengan karakter situs serta tidak
mengancam keberlanjutan situs. Wisata sejarah ini meliputi interpretasi kawasan agar pengunjung dapat memahami makna dan fungi Situs Ratu Boko. Elemen-
elemen sejarah yang menjadi media interpertasi sejarah kawasan terletak di kawasan inti situs tepatnya di sebelah timur. Kawasan inti situs sejarah ini dibagi
menjadi tiga area berdasarkan konsep filosofisnya, yaitu area profan, area transisi, dan area sakral. Area Profan yang dimulai dari struktur jalan menuju teras kedua,
tepatnya letak struktur jalan ini berada pada teras pertama, sampai dengan area sakral area ibadah dan area pribadi yang dibatasi oleh Gua dan Keputren. Semua
kelompok dan elemen sejarah termasuk ke dalam zona inti, antara lain area profan yang terdiri dari struktur jalan, talud, pagar, dan saluran air, selanjutnya area
transisi yang di dalamnya terdapat kelompok Gapura Utama Gapura Utama I, Gapura Utama II, Candi Batu Putih, Candi Pembakaran, talud, kolam, saluran air,
dan pagar, Kelompok Paseban paseban, lantai, dan umpak-umpak, dan area terakhir yang termasuk ke dalam zona inti perlindungan adalah area sakral yang
terdiri dari dua area, yaitu area ibadah Kelompok Gua dan area pribadi Kelompok Pendapa dan Kelompok Keputren. Di dalam zona inilah terdapat
semua elemen sejarah yang harus dilindungi dan dijaga kesakralannya. Selain itu, zona inti juga menjadi kawasan utama wisata. Tindakan pelestarian, pengelolaan,
dan pengembangan wisata yang akan dilakukan oleh pengelola dan pemerintah harus mendukung dan selaras dengan keberadaan situs serta lanskap di dalamnya.
Untuk pelestarian lanskap kawasan Situs Ratu Boko pada zona inti dapat berupa tindakan konservasi, preservasi, dan interpretasi. Konservasi ditujukan
untuk menjaga kelestarian dan meningkatkan nilai sejarah yang terkandung pada situs serta mempertahankan karakter situs yang unik. Kegiatan konservasi ini
tujuannya adalah untuk mencegah bahan dan teknologi artefak dari proses pelapukan dan kerusakan. Bentuk-bentuk kegiatan konservasi antara lain restorasi,