Pengembangan kerjasama antar pemerintah dan pengelola swasta
renovasi, dan rekontruksi. Tindakan pelesatarian yang selanjutnya adalah preservasi. Kegiatan presevasi bertujuan untuk tetap menjaga keaslian karakter
dan identitas situs sesuai dengan keadaan aslinya. Selain itu, kegiatan preservasi juga mencegah keadaan situs dari proses penuaan. Tindakan preservasi dilakukan
terhadap benda-benda non-bangunan, seperti prasasti dan arca-arca. Tindakan interpretasi lebih ditujukan untuk mendukung kegiatan wisata di dalam kawasan.
dalam Laporan Awal Rencana Detil Teknis Kawasan Ratu Boko 1996 dijelaskan secara garis besar, proses pelestarian mencakup empat hal, yaitu dokumentasi,
perlindungan, pemugaran, dan pemeliharaan. Dokumentasi yaitu meliput pendaftaran pihak atau lembaga, inventarisasi tapak, dan penyelamatan preserve
by record. Perlindungan yaitu terdiri dari perijinan lalu lintas Benda Cagar Budaya, pengamanan fisik, dan penyelamatan terutama yang bersifat darurat
rescue. Tahap pemugaran dan pemeliharaan termasuk ke dalam kegiatan konservasi, terutama apabila ditujukan kepada pencegahan kerusakan dan
pelapukan bahanmaterial, seni bangunarsitektur, dan situs. Batas zona inti adalah dari area penerimaan formal dan alternatif sampai ke sebelah timur kelompok
Keputren dan kelompok gua yang dibatasi oleh pagar yang mengelilingi kawasan. 2.
Zona Penyangga Zona yang kedua yaitu zona penyangga. Zona penyangga adalah zona yang
berfungsi sebagai batas atau penyangga untuk melindungi kawasan inti sejarah agar tidak terganggu dan tidak rusak oleh ancaman di luar zona penyangga zona
pengembangan. Zona penyangga ini merupakan hasil dari revisi setelah melakukan pengamatan dan analisis. Dasar dari zona penyangga ini adalah peta
pelestarian yang ditetapkan BP3 dan RDTR Kecamatan Prambanan yang direncanakan oleh pemerintah Kabupaten Sleman. Dari zonasi pelestarian yang
ditetapkan oleh BP3, zona penyangga yang diusulkan lebih meluas ke arah selatan dengan menambah aksesibilitas menuju kawasan serta persawahan yang terletak
di sebelah selatan. Zona penyangga ini meliputi kawasan di luar Situs Ratu Boko, baik itu desa di sekitarnya, aktivitas masyarakat, objek wisata di sekitar Situs Ratu
Boko, dan juga aspek lainnya seperti aksesibilitas, hutan, sungai, dan tatanan lahannya yang berfungsi menyangga situs sejarah. Desa atau dukuh yang paling
tinggi pengaruhnya adalah Dukuh Dawung Desa Bokoharjo, Dukuh Plempoh