Pengaruh Kawasan Sekitar dan Aktivitas Masyarakat Terhadap Situs
Penginapan-penginapan ini terletak tidak jauh dari kawasan wisata Situs Ratu Boko dan tempat-tempat wisata lainnya sehingga mudah dicapai oleh
pengunjung. Hal ini menguntungkan wisatawan untuk lebih efesien dan efektif dalam hal waktu dan juga biaya. Tabel jumlah penginapan di Kecamatan
Prambanan dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Banyaknya Penginapan Menurut Jenisnya per Desa di Kecamatan
Prambanan Tahun 2007
Desa Hotel
Lainnya Berbintang
Melati Sumberharjo
1 Wukirharjo
Gayamharjo Sambirejo
1 Madurejo
Bokoharjo 54
Kecamatan 1
1 54
data belum tersedia
Sumber: Desa Kecamatan Prambanan Dalam Angka 2007 Pemerintah juga membuat RDTR dalam pengembangan sarana kebudayaan
dan rekreasi tempat wisata. Dalam RDTR, pemerintah merencanakan kawasan Situs Ratu Boko sebagai rekreasi alam dan wisata Candi Ratu Boko sesuai dengan
batas yang telah ditentukan pada Gambar 53. Sedangkan berdasarkan zonasi pelestarian yang telah ditetapkan oleh BP3 Gambar 48, batasan zona inti adalah
kawasan Situs Ratu Boko itu sendiri dan tidak mencakup kawasan di luar situs dan kawasan di sekitar situs termasuk ke dalam zona penyangga. Zona inti yang
ditetapkan BP3 adalah area yang seharusnya dilindungi dan aktivitas yang dilakukan di dalamnya juga terbatas. Sedangkan pemerintah merencanakan di
dalam kawasan tersebut terdapat kegiatan rekreasi alam yang tidak bisa dikaitkan dengan wisata sejarah. Rekreasi merupakan hal yang berbeda dengan wisata dari
segi aktivitas maupun hasil yang didapatkan. Aktivitas dari rekreasi biasanya bertujuan hanya untuk mendapatkan kesenangan, sedangkan aktivitas wisata
biasanya ada hasil yang didapatkan selain kesenangan. Dalam hal ini dikhususkan sebagai aktivitas wisata sejarah yang tujuannya adalah untuk dapat memahami
makna sejarah dari kawasan. Adanya perbedaan antara peta pelestarian eksisting
dari BP3 dengan peta RDTR yang direncanakan pemerintah. Seharusnya pemerintah dan BP3 saling berkoordinasi dalam membuat RDTR agar pelestarian
dan pengelolan Situs Ratu Boko berjalan dengan baik. Rencana yang diusulkan yaitu sebaiknya membedakan antara ruang rekreasi alam dengan wisata candi.
Perbedaan ruang ini yaitu, ruang wisata candi hanya mencakup kawasan Situs Ratu Boko dan ruang untuk rekreasi alam di luar kawasan situs yang sifatnya
alami dan mendukung aktivitas rekreasi alam. Di sekitar Situs Ratu Boko terdapat beberapa objek wisata, antara lain,
Candi Prambanan, Wisata Situs Purbakala Candi Watu Gudhig Bokoharjo, Wisata Air Bokoharjo, Pasar Kerajinan Bokoharjo, dan Desa Wisata Budaya
Plempoh di sebelah selatan Situs Ratu Boko. Desa Plempoh adalah wisata yang paling dekat dengan kawasan situs. Wisata budaya yang disuguhkan oleh desa ini
adalah budaya Srandul, yaitu seperti ketoprak atau drama tentang Dadung Awuk yang diiringi musik tradisional. Selain itu, Desa Plempoh menyediakan jasa
tracking di candi-candi yang terletak di sekitar desa tersebut. Keberadaan Desa Wisata Budaya Plempoh ini berpengaruh positif terhadap Situs Ratu Boko.
Aktivitas masyarakat Desa Plempoh juga tidak mengganggu dan tidak merusak lanskap kawasan situs dan sekitarnya, bahkan mereka turut melestarikan situs
4
. Dengan banyaknya objek wisata lain yang ada di sekitar kawasan tentu
menjadi keuntungan bagi Situs Ratu Boko. Keuntungan yang diperoleh yaitu dapat meningkatkan jumlah pengunjung ke kawasan Situa Ratu Boko.
Mengacu pada Laporan Final RDTR Kecamatan Prambanan 2009-2018, rencana untuk peningkatan sarana kebudayaan dan rekreasi antara lain:
1. Merawat dan melestarikan lokasi rekreasi yang telah ada bersama dengan
masyarakat sekitar. 2.
Membuat tambahan fasilitas rekreasi baru yang dapat diintegrasikan dengan fasilitas rekreasi eksisting.
3. Meningkatkan fasilitas di sekitar tempat rekreasi seperti fasilitas kebersihan
parkiran, taman, penerangan, dan lainnya. 4.
Memperbaiki balai pertemuan di setiap kantor masing-masing desa.
4
Sumber: Wawancara dengan Kepala Dukuh Dawung September 2011
Gambar 53 Peta Rencana Pengembangan Sarana Kebudayaan dan Rekreasi Desa Bokoharjo
5.3.2 Analisis Potential View Selain penggunaan lahan di sekitar situs serta desa-desa budaya yang
mendukung keberadaan situs, potential view juga menjadi kekuatan Situs Ratu Boko, baik dalam intrepretasi sejarah dan juga wisata. Berdasarkan hasil
pengamatan, potential view yang dapat dinikmati dari dalam kawasan Situs Ratu Boko dibagi ke dalam tiga titik, yaitu:
1. Dari sebelah utara kawasan situs, kita dapat langsung melihat
pemandangan Gunung Merapi dan Candi Prambanan tanpa adanya penghalang apapun. Untuk dapat menikmati pemandangan ini, pengelola menyediakan
fasilitas gardu pandang di sebelah timur Candi Pembakaran. Hal tersebut dapat menjadi salah satu media interpretasi sejarah untuk menginformasikan keterkaitan
sejarah antara Ratu Boko dengan Prambanan. Untuk dapat menjadikan potential view ke arah Candi Prambanan sebagai salah satu media interpretasi, peran
pemerintah dalam pembuatan perencanaan pengembangan kawasan seharusnya mendukung. Salah satunya yaitu dengan membatasi pembangunan gedung-gedung
ke arah Candi Prambanan agar tidak mengahalangi pemandangan. Gambar ilustrasi potensi view ke arah Candi Prambanan dan Gunung Merapi dapat dilihat
pada Gambar 54. Potential view lainnya yaitu perbukitan Boko yang mengelilingi kawasan. Perbukitan ini merupakan rangkaian dari Gunung Kidul dan menjadi
salah satu pemandangan potensial yang disajikan di kawasan wisata ini. Pemandangan ke arah Candi Prambanan dan Gunung Merapi terdapat pada
Gambar 55, serta pemandangan perbukitan Boko dapat dilihat pada Gambar 56.
Gambar 54 Potensi View Situs Ratu Boko di Sebelah Utara Sumber: Laporan Awal Rencana Detil Teknis Kawasan Ratu Boko, 1995-1996
Gambar 55 Candi Prambanan dan Gunung Merapi Terlihat di Sebelah Utara
Gambar 56 Perbukitan Boko yang Mengelilingi Kawasan Situs Ratu Boko 2.
Potential view lainnya yaitu ada di sebelah timur kawasan Situs Ratu Boko. Apabila melihat ke arah tenggara, pemandangan yang dapat dinikmati
adalah perbukitan Boko dan juga candi-candi yang ada di sekitar kawasan situs. Candi-candi yang dapat dilihat dari dalam kawasan ini yaitu Candi Barong dan
Candi Ijo. Letak candi-candi ini lebih tinggi dari Situs Ratu Boko. Meskipun dari titik ini dapat melihat pemandangan Candi Barong dan Candi Ijo secara langsung,
namun kurang terlihat jelas karena letak candi yang cukup jauh. Hal ini seharusnya menjadi perhatian pengelola untuk menyediakan fasilitas yang layak
seperti gardu pandang dengan teropong sehingga pemandangan ke arah candi- candi tersebut dapat terlihat jelas. Titik yang paling tepat untuk melihat
pemandangan candi-candi ini yaitu dari sebelah utara kompleks Keputren atau dari dari timur kawasan. Pemandangan ke arah Candi Barong dapat dilihat pada
Gambar 57. Selain itu, dari titik ini juga dapat melihat matahari terbit di pagi hari dari ufuk timur dan juga perbukitan yang mengelilingi kawasan Situs Ratu Boko.
Gambar 57 Candi Barong di Sebelah Utara 3.
Di sebelah barat kawasan, pemandangan yang dapat dinikmati adalah pemandangan kawasan di sebelah barat situs dan pemandangan matahari terbenam
dan perbukitan Boko. Pengelola menyediakan fasilitas gardu pandang di sebelah restoran untuk dapat melihat pemandangan ke sebelah barat kawasan. Diagram
potential view kawasan Situs Ratu Boko pada Gambar 58.
Gambar 58 Potential View Kawasan Situs Ratu Boko
5.3.3 Analisis Aksesibilitas dan Sirkulasi Menuju Kawasan Ada tiga akses untuk masuk ke dalam kawasan Situs Ratu Boko. Ketiga
akses tersebut yaitu: 1.
Akses yang pertama yaitu melalui Jalan Raya Yogya-Solo, belok ke kanan setelah perempatan Prambanan dan selanjutnya melewati Jalan Raya Piyungan-
Prambanan. Dari jalan ini pengunjung bisa masuk melalui dua pintu yang disediakan pengelola. Pintu alternatif di sebelah utara dan pintu utama di sebelah
barat. Untuk sampai ke pintu utama, jalan yang dilalui setelah melewati Jalan Raya Piyungan yaitu jalan desa atau jalan setapak yang lebarnya kurang lebih 3
meter. Dengan melalui jalan desa ini, pengunjung juga dapat melihat aktivitas masyarakat sekitar situs secara langsung, Desa Wisata Budaya Plempoh, dan juga
dapat melihat pemandangan perbukitan yang mengelilingi situs. Setelah sampai ke pintu masuk utama atau area parkir atas, berbagai fasilitas telah tersedia di
welcome area ini kecuali toko cinderamata. Toko cinderamata letaknya di pintu masuk alternatif atau di area parkir bawah.
Pintu masuk lainnya yaitu pintu masuk alternatif yang terletak di sebelah utara kawasan Situs Ratu Boko. untuk sampai ke pintu masuk ini, aksesibilitas
yang dilalui mudah yaitu hanya perlu melalui Jalan Raya Piyungan-Prambanan dan langsung masuk ke area parkir di sebelah kiri jalan. Namun, untuk sampai ke
kawasan inti situs, pengunjung harus berjalan kaki menaiki tangga yang cukup jauh dan curam. Hal ini dinilai kurang efesien karena pengunjung akan lelah lebih
dulu sebelum memulai aktvitas wisata. Pada welcome area dengan akses pintu masuk alternatif, fasilitas yang tersedia cukup baik dan kualitasnya kurang
dibandingan fasilitas di welcome area pintu masuk utama. 2.
Jalur lainnya yaitu jalur yang melingkar dari arah selatan, melalui Janti di Ring Road Timur dan melewati kawasan Wonosari. Kemudian dilanjutkan dengan
jalan lokal sampai ke Jalan Raya Piyungan ke sebelah utara. Selanjutnya disambung dengan jalan desa sampai ke pintu masuk utama kawasan.
Transportasi umum yang dapat digunakan melalui jalur ini hanya bus umum dan angkutan umum sampai Jalan Raya Piyungan. Untuk mencapai pintu utama
kawasan melalui jalan desa diperlukan ojeg.
3. Jalur yang ketiga yaitu jalur yang berasal dari Desa Sambirejo, yang
letaknya di sebelah timur kawasan Situs Ratu Boko. Untuk mencapai situs, masyarakat atau pengunjung yang berasal dari Desa Sambirejo dapat melalui jalan
desa dengan lebar jalan kurang lebih 3 m. Jalur yang berasal dari Desa Sambirejo akan sampai pada kawasan situs sebelah timur, namun tidak ada pintu gerbang
untuk masuk ke dalam kawasan. Hal ini dikarenakan pengelola telah memasang pagar kawat yang mengelilingi kawasan Situs Ratu Boko. Belum adanya
aksesibilitas yang layak untuk mencapai kawasan situs dari sebelah timur kawasan.
Baik jalur yang pertama maupun jalur yang kedua berhenti berhenti di bagian tengah bukit dengan ruang terbuka plaza sebagai tempat parkir atas. Para
pengunjung yang datang dengan kendaraan umum menuju objek akan melewati jalur desa dari Jalan Raya Piyungan menuju Plaza. Jalan desa masih berupa jalan
setapak. Sebagian dalam keadaan baik karena sudah diaspal, namun sebagian lagi belum. Hal ini menyebabkan pada saat musim hujan, jalan licin dan berbahaya.
Sedangkan jalur tiga akan sampai pada bagian timur kawasan situs. Di bagian ini, pengelola sudah menutup kawasan dengan pagar sehingga sebenarnya tidak ada
akses untuk masuk ke dalam kawasan. Namun, beberapa bagian pagar dirusak dan kawasan Situs Ratu boko dijadikan jalan pintas oleh masyarakat untuk sampai ke
kawasan situs atau jalan lokal jalan Raya Piyungan-Prambanan. Aksesibilitas dari Desa Sambirejo dan kawasan di sebelah timur kawasan masih terbatas.
Dari ketiga jalur menuju kawasan Situs yang paling efektif dan efesien dalam jalur pertama dengan melalui Jalan Raya Jogja-Solo-Jalan Raya Piyungan-
Pintu Masuk Utama. Meskipun waktu yang diperlukan untuk sampai ke pintu masuk utama kawasan lebih lama dibanding apabila masuk melalui pintu
alternatif, namun banyak keuntungan yang didapatkan oleh pengunjung. keuntungan-keuntungannya yaitu, pengunjung tidak perlu menaiki tangga yang
curam untuk menuju kawasan inti situs dan pengunjung juga dapat melihat pemandangan sekitar sebelum sampai di kawasan situs. Yang menjadi kendala
hanya apabila pengunjung menggunakan kendaraan umum, yaitu minimnya atau bahkan tidak ada kendaraan umum yang melewati jalan desa. Peta analisis
aksesibilitas menuju kawasan Situs Ratu Boko dapat dilihat pada Gambar 59.
5.3.4 Persepsi Masyarakat Selain melakukan pengamatan, dilakukan juga penyebaran kuisioner dan
wawancara dengan masyarakat Desa Bokoharjo. Digram hasil kuisioner persepsi masyarakat tentang Situs Ratu Boko dapat dilihat pada Gambar 60. Jumlah
responden yang diambil sebanyak 30 orang dan sebagian besar tinggal di Desa Bokoharjo, sebagian kecil lainnya tinggal di desa lain namun bekerja di Desa
Bokoharjo.
Gambar 60 Diagram Penyebaran Kuisioner Persepsi Masyarakat Terhadap Situs Ratu Boko
Penyebaran kusioner dilakukan secara acak karena masyarakatnya yang homogen dari segi pendidikan dan pekerjaan. Tujuan penyebaran kuisioner ini
untuk mengetahui persepsi masyarakat sekitar mengenai Situs Ratu Boko dan perubahnnya. Meskipun sebagian besar responden tinggal di dekat Situs Ratu
Boko, namun pengetahuan mereka tentang sejarah Ratu Boko dinilai masih kurang. Hal ini dapat dilihat presentase masyarakat yang mengetahui sejarah Ratu
Boko hanya sebesar 20, sebanyak 60 responden mengetahui sedikit sejarahnya, dan 20 responden tidak mengetahui sejarah Ratu Boko.
Masyarakat Desa Bokoharjo adalah masyarakat yang paling melihat perubahan dan perkembangan sekitar dampak dari adanya kawasan wisata Ratu
Boko. Dari hasil penyebaran kuisioner, sebanyak 63,3 menyatakan bahwa sudah banyak terjadi perubahan di Desa Bokoharjo. Perubahan yang jelas terlihat adalah
perubahan secara fisik, yaitu diperbaikinya infrastruktur jalan dan listrik. Jalan utama di sepanjang Desa Bokoharjo sudah diperbaiki dan diaspal, namun jalur
jalan menuju kawasan situs masih ada beberapa bagian yang rusak. Menurut sebagian masyarakat, perubahan yang terjadi dapat dilihat dengan adanya
bangunan-bangunan baru seperti penginapan. Dengan dijadikannya Situs Ratu Boko sebagai kawasan wisata, Desa Bokoharjo semakin ramai dikunjungi.
Melihat perubahan dan perbaikan terhadap fasilitas-fasilitas desa, masyarakat juga turut berkontribusi dalam pelestarian dan pengelolaannya.
Kontribusi yang dilakukan masyarakat ada yang bersifat aktif maupun pasif. Dari keseluruhan responden, sebanyak 33,3 masyarakat ikut berkontribusi aktif
tenaga dan pikiran. Salah satu bentuk kontribusinya adalah dengan menjaga kebersihan desa dan sekitar situs. Sebanyak 30 masyarakat berkontribusi pasif,
biasanya dilakukan dari mulut ke mulut atau berupa wejangan dari perangakat desa yang berisi untuk lebih menjaga dan melestarikan Situs Ratu Boko. Lalu,
sebanyak 20 masyarakat ikut berkontribusi aktif dengan menyumbangkan pikiran, 10 masyarakat berkontribusi aktif dengan menyumbangkan tenaga,
3,33 berkontribusi aktif dengan menyumbangkan materi finansial, dan 3,33 lainnya.