Lanskap Budaya dan Lanskap Sejarah

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap Budaya dan Lanskap Sejarah

Lanskap sangatlah erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Suatu lanskap dikatakan seimbang apabila memiliki dua aspek, yaitu aspek fungsional dan aspek estetik. Simonds 1983 mendefinisikan lanskap sebagai suatu bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati keberadaannya melalui seluruh indera yang dimiliki oleh manusia. Dikenal dua bentuk lanskap, yaitu lanskap alami natural landscape dan lanskap buatan atau binaan man made landscape. Lanskap alami adalah lanskap yang tercipta secara alami, baik berdasarkan perilaku manusia, lingkungan, atau interaksi antar keduanya. Salah satu faktor pembentuk lanskap alami adalah budaya. Dari suatu budaya dapat terbentuk suatu lanskap yang unik dan berkarakter. Lanskap budaya sendiri merupakan refleksi dari interaksi antara manusia dengan lingkungan alam lebih dari ruang dan waktu. Alam adalah teman bagi manusia, keduanya adalah hal yang dinamis dalam membentuk suatu lanskap Platcher dan Mechtild, 1995. Sedangkan mendefinisikan lanskap budaya sebagai suatu model atau bentuk dari lanskap binaan, yang dibentuk oleh suatu nilai budaya yang dimiliki suatu kelompok masyarakat yang dikaitkan dengan sumber daya alam dan lingkungan yang ada pada tempat tersebut Platcher dan Mechtild, 1995. Berbeda dengan Sauers dalam Trishler 1982 dalam Nurisjah dan Pramukanto 2001 yang mengemukakan bahwa lanskap budaya adalah kawasan geografis yang menampilkan lanskap alami oleh suatu kebudayaan. Selain budaya, sejarah juga merupakan hal yang dapat membentuk lanskap alami. Sejarah merupakan peristiwa yang pernah terjadi dan direpresentasikan melalui bangunan-bangunan peninggalan atau artefak lain sebagai bukti pernah terjadinya suatu peristiwa di daerah tersebut. Definisi lanskap sejarah menurut Harris dan Dines 1988 adalah peristiwa atau kejadian masa lalu yang terdiri dari bukti fisik dari keberadaan manusia di atas bumi ini. Ketahanan hidup mereka menyajikan hal yang mewakili kontinuitas dari masa lalu dan masa kini yang memungkinkan pemahaman, apresiasi, dan stabilitas lingkungan dasar kita. Kehidupan mereka menuntut suatu pelayanan pengetahuan berkomitmen untuk konservasi. Pendapat lain menyatakan lanskap sejarah secara sederhana dapat dinyatakan sebagai bentukan lanskap tempo dulu, merupakan bagian dari bentuk lanskap budaya yang memiliki dimensi waktu di dalamnya Nurisjah dan Pramukanto, 2001.

2.2 Keraton