Tahap Analisis dan Assesment

b. Tahap Analisis dan Assesment

Tahap dalam analisis dan assesment ini dilakukan untuk menganalisis kondisi tapak serta karakter lanskap yang terbentuk pada kawasan Situs Ratu Boko. Penilaian dilakukan secara deskriptif, spasial, juga menggunakan metode analisis SWOT. No. Jenis Data Bentuk Data Sumber Data f. Elemen dan Tata Letak f. Jenis, arsitektur bangunan, tata letak, fungsi, filosofi, ukuran Observasi Lapang, Studi Pustaka, Wawancara 2. Kesejarahan a.Sejarah perkembangan budaya Hindu dan Budha di Yogyakarta Studi Pustaka, Observasi Lapang, Wawancara b. Sejarah terbentuknya kawasan Situs Ratu Boko c. Konsep tata ruang, tata letak bangunan dan arsitektur bangunan d. Elemen-elemen budaya dan sejarah yang mempengaruhi Situs Ratu Boko 3. Pengelolaan a. Peraturan Aspek LegalRTRW a. Undang-undang, perda, peraturan pemerintah, surat keputusan Pemda, Disparbud, Observasi Lapang, Studi Pustaka b. Sistem Pengelolaan dan Pelestarian b. Sistem pengelolaan, langkah pelestariannya, intensitas waktu Pemda, Disparbud, Wawancara, Observasi Lapang, Studi Pustaka c. Kondisi Tapak sebagai Kawasan Wisata Sejarah c. Aktivitas wisata, aktivitas keseharian masyarakat sekitar kawasan Situs Ratu Boko Observasi Lapang, Wawancara, Disparbud d. Landuse d. Peta Tata Guna Lahan Desa Bokoharjo dan Desa Sambirejo, filosofi budaya dan lingkungan Bakosurtanal, Observasi Lapang e. Jaringan Sirkulasi e. Aksesibilitas, pola sirkulasi di dalam tapak, konsep sirkulasi, jenis sarana sirkulasi Bappeda, Observasi Lapang Tahap analisis dibagi menjadi empat segmen, yaitu : 1. Identifikasi dan analisis tatanan lanskap Situs Ratu Boko Analisis ini dilakukan secara spasial dan deskrpitif. Analisis spasial dilakukan terhadap unit lanskap kawasan Situs Ratu Boko, elemen yang terkandung, serta tata letak elemen tersebut. Hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi karakter tatanan lanskap pada kawasan Situs Ratu Boko dari pengamatan lapang dan dilihat secara spasial dari peta kawasan. Peta yang digunakan dalam analisis spasial ini adalah peta kawasan Situs Ratu Boko yang berasal dari pengelola. Setelah dilakukan analisis spasial maka selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dari data spasial yang telah ada. 2. Analisis pemanfaatan wisata dan pengelolaan Analisis pemanfaatan wisata dilakukan untuk mengetahui persepsi pengunjung terhadap objek, dampak aktivitas wisata terhadap objek, serta sistem pengelolaan yang diterapkan. Analisis ini dijabarkan secara deskriptif dan spasial dari data wawancara pengunjung, data terkait pengelolaan peta pelestarian eksisiting dan peta ruang wisata, dan pengamatan secara langsung. 3. Analisis tata guna lahan dan persepsi masyarakat sekitar kawasan Analisis ini dilakukan secara spasial dan deskriptif. Analisis secara spasial yaitu dengan menggunakan peta tata guna lahan kawasan dan melakukan ground check terhadap keadaan sebenarnya. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui perkembangan kawasan sekitar terhadap Situs Ratu Boko serta pengaruh terhadap keberlanjutan situs. Pengaruh yang dilihat tidak hanya pengaruh dari aspek pembangunan infrastruktur, namun juga pengaruh dari kehidupan masyarakat yang terkait dengan Situs Ratu Boko. 4. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan tatanan lanskap Situs Ratu Boko Analisis ini menggunakan metode analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat dan dilakukan untuk mengetahui keberlanjutan lanskap sejarah Situs Ratu Boko. Metode SWOT digunakan menganalisis potensi dan kelemahan dari segi internal, dan menganalisis peluang dan ancaman dari segi eksternal. Langkah kerja dalam melakukan analisis SWOT, antara lain: a Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal Tahap identifikasi faktor internal digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan yang sesuai dengan dasar studi. untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Tahap identifikasi faktor eksternal digunakan untuk mengetahui ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang David, 2005. b Penilaian Faktor Internal dan Eksternal Tahap ini dilakukan pemberian simbol terhadap faktor-faktor yang telah diidentifikasi. Setelah melakukan penentuan tingkat kepentingan selanjutnya adalah penentuan bobot. Menurut David 2005, penentuan bobot setiap variabel menggunakan skala 1-4, yaitu sebagai berikut. a. Nilai 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada indikator vertikal, b. Nilai 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal, c. Nilai 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator faktor vertikal, d. Nilai 4 jika indikator faktor horizontal sangat penting daripada indikator faktor vertikal. Tabel 2 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan Kekuatan Strengths S1 S2 Sn Kelemahan Weaknesses W1 W2 Wn Sumber: David 2005 Tabel 3 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Simbol Faktor Eksternal Tingkat Kepentingan Peluang Opportunitiess O1 O2 On Ancaman Threats T1 T2 Tn Sumber: David 2005 Tabel 4 Formulir Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Faktor InternalEksternal A B C D Total Bobot A x 1 α 1 B x 2 α 2 C x 3 α 3 D x 4 α 4 Total Sumber: Kinnear dan Taylor 1991 Langkah selanjutnya setelah penentuan bobot adalah menentukan bobot akhir masing-masing variabel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Kinnear dan Taylor, 1991: Dengan: α i = bobot variabel ke-I, x i = nilai variabel ke-I, i = 1, 2, 3,..., n, n = jumlah variabel. c Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation EFE Menurut Rangkuti 1997, nilai peringkat pada faktor positif kekuatan dan peluang berbanding terbalik dengan faktor negatif kelemahan dan ancaman. Pada faktor positif, nilai 4 berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepentingan yang sangat penting, nilai 3 berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepentingan yang penting, nilai 2 berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepentingan yang x i ∑ n x i i=1 α i = cukup penting, dan nilai 1 berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepentingan yang tidak penting. Penilaian faktor negatif adalah sebaliknya. Kemudian, peringkat dan bobot dari masing-masing faktor dikalikan untuk memperoleh skor pembobotan Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5 Formulir Matriks IFE Simbol Faktor Internal Bobot Peringkat Skor Kekuatan Strengths S1 S2 Sn Kelemahan Weaknesses W1 W2 Wn Total Sumber: Rangkuti 1997 Tabel 6 Formulir Matriks EFE Simbol Faktor Eksternal Bobot Peringkat Skor Peluang Opportunities O1 O2 On Ancaman Threats T1 T2 Tn Total Sumber: Rangkuti 1997 Dari total skor yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dapat diketahui posisi tapak studi pada suatu kuadran yang menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui matriks internal-eksternal IE Gambar 3. Menurut David IV V VI tinggi sedang rendah tinggi sedang rendah 1 2 3 4 3 2 1 Total Skor IFE To ta l Sk o r EFE 2005, matriks IE memiliki sembilan kuadran yang dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut: 1. Grow and build strategy Kuadran I, II, dan III Diperlukan strategi yang bersifat intensif dan agresif. Fokus dari strategi ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. 2. Hold and maintain strategy Kuadran IV, V, dan VI Fokus strategi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3. Harvest and divest strategy Kuadran VII, VIII, dan IX Fokus strategi ini adalah perlu dilakukan manajemen biaya yang agresif saat biaya peremajaan bisnis untuk merevitalisasi bisnis tergolong rendah. Gambar 3 Formulir Matriks IE d Matriks SWOT Faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi dapat dimasukkan ke dalam tabel yang sesuai dengan matriks SWOT Tabel 8. Matriks ini menggambarkan hubungan antara kekuatan dan kelemahan dengan peluang dan ancaman. Menurut David 2005, hasil dari matriks SWOT ini adalah alternatif strategi manajemen lanskap yang dapat meningkatkan kekuatan dan peluang serta mengatasi kelemahan dan ancaman dengan empat alternatif strategi sebagai berikut. 1. Strategi SO Strengths-Opportunities Strategi ini memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. 2. Strategi ST Strengths-Threats Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. II III VII VIII IX I 3. Strategi WO Weaknesses-Opportunities Strategi ini bertujuan memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. 4. Strategi WT Weaknesses-Threats Strategi ini bertujuan mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Tabel 7 Formulir Matriks SWOT Eksternal Internal Opportunities Peluang Threats Ancaman Strengths Kekuatan SO ST Weaknesses Kelemahan WO WT Sumber: David 2005 e Pembuatan Tabel Peringkat Alternatif Strategi Penentuan prioritas dilakukan kepada beberapa alternatif strategi yang diperoleh dari matriks SWOT. Tahap ini dilakukan dengan cara menjumlahkan skor dari faktor-faktor penyusunnya Tabel 9. Strategi yang memiliki skor tertinggi merupakan strategi yang menjadi prioritas utama. Tabel 8 Formulir Penentuan Peringkat Alternatif Strategi Alternatif Strategi Keterkaitan dengan Unsur SWOT Skor Peringkat SO1 SO2 SOn ST1 ST2 STn WO1 WO2 WOn WT1 WT2 WTn Sumber: Saraswati 2010

c. Formulasi Rencana Pengelolaan dan Pelestarian