Kompensasi Nonfinansial k7KqcIv6saiH8Ifu prosiding forum iptekin 2015

187 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kondisi eksisting sistem kompensasi kluster UKM kerajinan di Kota Bogor dibandingkan dengan UMP Bogor

2. Untuk mengetahui aternatif terbaik desain

Sistem Kompensasi bagi kluster UKM Kerajinan di Kota Bogor TINJAUAN PUSTAKA Usaha Kecil dan Menengah UKM Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Kecil dan Menengah UKM, pengertian dari UKM adalah sebagai berikut: a. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. b. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang. Menurut UU No. 20 tahun 2008 kriteria Usaha Kecil adalah usaha yang memiliki asset dari 50 Juta Rupiah sampai dengan 500 Juta Rupiah dan omzet dari 300 Juta Rupiah sampai dengan 2,5 Miliar Rupiah. Sedangkan kriteria Usaha Menengah adalah usaha yang memiliki asset dari 500 Juta Rupiah sampai dengan 10 Miliar Rupiah dan omzet dari 2,5 Miliar sampai dengan 50 Miliar Rupiah Kompensasi Pengertian dan Jenis Kompensasi Kompensasi merupakan cara perusahaan untuk meningkatkan kualitas karyawannya untuk pertumbuhan perusahaan. Setiap perusahaan memiliki suatu sistem kompensasi yang berbeda- beda sesuai dengan visi, misi, dan tujuannya. Menurut Simamora 2004 kompensasi terdiri dari: 1. Kompensasi Finansial a. Kompensasi Langsung 1 Bayaran Pokok Base Pay yaitu gaji dan upah 2 Bayaran Prestasi Merit Pay 3 Bayaran Insentif Insentive Pay yaitu bonus, komisi, pembagian laba, pembagian keuntungan, dan pembagian saham 4 Bayaran Tertangguh Deferred Pay yaitu program tabungan, dan anuitas pembelian saham b. Kompensasi Tidak Langsung 1 Program perlindungan yaitu asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, dan asuransi tenaga kerja 2 Bayaran di luar jam kerja yaitu liburan, hari besar, cuti tahunan, dan cuti hamil 3 Fasilitas yaitu kendaraan, ruang kantor, tempat parkir

2. Kompensasi Nonfinansial

a. Pekerjaan yaitu tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung jawab, pengakuan, dan rasa pencapaian b. Lingkungan Kerja yaitu kebijakan yang sehat, supervisi yang kompeten, kerabat kerja yang menyenangkan, dan lingkungan kerja yang nyaman Tujuan Pemberian Kompensasi Menurut Notoatmodjo 1998:67, tujuan dari kebijakan pemberian kompensasi meliputi : 1. Menghargai prestasi karyawan 2. Menjamin keadilan gaji karyawan 3. Mempertahankan karyawan atau mengurangi turnover karyawan 4. Memperoleh karyawan yang bermutu 5. Pengendalian biaya 6. Memenuhi peraturan-peraturan. 188 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015 Terminologi Kompensasi Beberapa terminologi dalam kompensasi : 1. Upahgaji. Upah wages biasanya berhubungan dengan tarif gaji perjam semakin lama kerjanya, semakin besar bayarannya. Upah merupakan basis bayaran yang kerap digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan. Sedangkan gaji salary umumnya berlaku untuk tarif mingguan, bulanan atau tahunan. 2. Insentif, incentive merupakan tambahan- tambahan gaji diatas atau diluar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi. Program- program insentif disesuaikan dengan memberikan bayaran tambahan berdasarkan produktivitas, penjualan, keuntungan- keuntungan atau upaya-upaya pemangkasan biaya. 3. Tunjangan Benefit . Contoh-contoh tunjangan seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, liburan-liburan yang ditanggung perusahaan, program pensiun dan tunjangan-tunjangan lainnya yang berhubungan dengan kepegawaian. 4. Fasilitas Facility adalah kenikmatanfasilitas seperti mobil perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir khusus. Kriteria Keberhasilan Sistim Kompensasi Menurut Irianto 2001:103 dalam mengukur keberhasilan implementasi sistem kompensasi, terdapat satu pertanyaan esensial yang harus dijawab, yaitu : “ Apa yang seharusnya dapat dicapai organisasi dengan menerapkan sebuah sistim kompensasi tertentu? ”. Pertanyaan tersebut mendasari organisasi dalam menilai keberhasilan suatu sistim dengan kreteria-kreteria sebagai berikut: 1. Mendukung pencapaian tujuan-tujuan organisasi 2. Sesuai dengan dan mendukung strategi dan struktur organisasi. 3. Menarik dan dapat mempertahankan individu yang berkompeten sesuai dengan standar keahlian yang ditetapkan. 4. Menetapkan spektrum yang lebih luas atas perilaku tugas task behavior yang diinginkan dari seluruh anggota organisasi. 5. Merefleksikan ekuitas persamaan-keadilan bagi seluruh anggota organisasi. 6. Sejalan dengan hukum atau perundang- undangan yang berlaku dalam suatu wilayah yuridisdiksi tertentu dimana organisasi berada. 7. Dapat mencapai ke-enam kreteria tersebut dengan biaya yang proposional sesuai dengan kondisi keuangan internal. KERANGKA PEMIKIRAN Berikut merupakan kerangka pemikiran yang penulis gunakan sebagai landasan pemikiran dalam kajian ini : Gambar 1. Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Metode Penarikan Sampel Penulis menggunakan teknik non-probability sampling yaitu dengan purposive sampling, dalam pemilihan UKM komoditi kerajinan di Kota Bogor bagi UKM yang memenuhi syarat sebagai berikut: a. Jumlah pegawai minimal 6 orang dan maksimal 19 orang b. Lokasi UKM di sekitar Kota Bogor c. Produk utama UKM adalah kerajinan tangan Sehingga penulis mendapati sebanyak 4 UKM kerajianan tangan, yaitu : 1. Batik Tradisiku

2. Nice Shoes Be Wonder Zhoes NSBWZ

3. Vivan Shoes Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan survei secara langsung yang dilakukan pada owner sekaligus pegawai dari UKM komoditi kerajinan yang berisikan tentang informasi seputar insentif yang mereka dapatkan, serta Formulasi sistem penggajian dan Sistem penggajian dan pemberian Kompensasi yang efektif untuk UKM Komoditi kerajinan di Kota Bogor Peningkatan Motivasi Pentingnya kompensasi bagi karyawan untuk mempromosikan produk sumber Data Sistem penggajian dan pemberian kompensasi pada Usaha Kecil Menengah UKM INPUT PROSES OUTPUT 189 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015 Nilai Bobot NxB Nilai Bobot NxB 5 10 50 5 10 50 486 4 10 40 5 10 50 476 4 10 40 4 10 40 466 4 10 40 5 10 50 450 3 10 30 3 10 30 380 333 410 II 3 10 30 5 10 50 256 256 333 I 410 487 III ∑ NxB Job Value GIVEN Grade Given Lingkungan Kerja Beresiko Ketahanan Fisik mengenai kepuasan kerja yang mereka rasakan dengan pemberian insentif tersebut. Metode Analisis Penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dalam kajian ini. Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Sugiyono 2004:169 Analisis Deskriptif Kualitatif di sini menganalisa berbagai kajian yang ada sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai karakteristik kepribadian karakteristik pemimpin terbaik dunia, dan presiden Indonesia dengan karakteristik suku budaya di Indonesia. Metode Tumpang Tindih adalah metode untuk menentukan struktur gaji di dalam suatu perusahaan dengan menentukan gaji minimal dan maksimal dalam tiap grade job. Dalam metode tumpang tindih, grade maksimal bagian bawah dan grade minimal bagian atas tidaklah sama. Melainkan berada setelah midpoint dan bersifat tumpang tindih dengan grade – grade di bawahnya. Metode tumpang tindih dapat dianggap yang paling tepat untuk digunakan sebagai pembantu kebijakan struktur gaji di UKM – UKM di Kota Bogor. Hal ini dikarenakan dengan metode tumpang tindih karyawan yang sudah lama bekerja ataupun baru bekerja di UKM tersebut dapat memiliki perbedaan gaji walaupun di dalam grade yang sama, walaupun perbedaan gajinya tidak sebesar perbedaan antar grade. Metode ini dianggap paling adil dan sesuai untuk diterapkan dalam struktur penggajian di UKM – UKM HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Penggajian Pada UKM Kerajinan Dari beberapa UKM Kerajinan yang ada di Kota Bogor, kami mengambil 3 UKM Kerajinan di Kota Bogor yang akan kami jadikan sampel dalam menganalisis permasalahan. Ketiga UKM Kerajianan yang ada di Bogor tersebut adalah Batik Tradisiku, Nice Shoes Be Wonder Zhoes