merkusii Analisis biaya dan pendapatan

389 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015 B3= IBA 100 ppm B4= IBA 1000 ppm e. Jumlah ulangan 20 setek perlakuan. f. Modifikasi lingkungan dengan menggunakan shading net 75, menghasilkan intensitas cahaya 10.000- 20.000 lux. g. Analisis uji coba menggunakan deskriptif dari keberhasilan setek yang dihasilkan. 2. Uji coba setek pucuk

P. merkusii

menggunakan materi asal tanaman umur 6 tahun dengan perlakuan 90 variasi klon. a. Lokasi penelitian di Baturaden, Purwokerto. b. Waktu penelitian bulan September 2012 sd Maret 2013 c. Materi yang diuji adalah 90 klon

P. merkusii

bergetah banyak e. Jumlah ulangan 20 setek perlakuan. f. Menggunakan shading net 75 untuk menghasilkan intensitas cahaya 10.000- 20.000 lux. g. Analisis uji coba menggunakan deskriptif dari keberhasilan setek yang dihasilkan. HASIL DAN PEBAHASAN Uji coba setek pucuk

P. merkusii

dari materi pohon umur 4 tahun dengan perlakuan 3 variasi media dan 4 variasi hormon. Hasil uji coba setek pucuk

P. merkusii

setelah 6 bulan tanam disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil uji coba setek pucuk

P. merkusii

asal materi 4 tahun No Perlakuan Jml Pucuk pucuk Hasil Pengamatan setelah 6 bulan tanam setek ∑ Hidup berakar Hidup dan berakar 1 A1B1 20 9 45 2 A1B2 20 8 40 3 A1B3 20 6 30 4 A1B4 20 10 50 5 A2B1 20 11 55 6 A2B2 20 10 50 7 A2B3 20 12 60 8 A2B4 20 15 75 9 A3B1 20 9 45 10 A3B2 20 8 40 11 A3B3 20 12 60 12 A3B4 20 15 75 Dengan menggunakan hormon B4 IBA 1000 ppm dengan semua komposisi media tanam menunjukkan ketahanan setek hidup dan berakar dengan nilai tertinggi. Hormon terbaik untuk setek pucuk pinus adalah menggunakan IBA konsentrasi 1.000 ppm. Hormon dengan konsentrasi tinggi tampaknya memainkan fungsi yang signifikan untuk menghasilkan setek berakar. Media tanam A2, topsoil :arang sekam 1:1 pada konsentrasi hormon IBA 10 ppm dan tanpa hormon menghasilkan persen hidup dan berakar setek lebih tinggi dibanding bila pada media tanam lainnya, tetapi pada konsentrasi hormon IBA 100 ppm dan 1000 ppm keberhasilan setek hidup dan berakar pada media A2 sama dengan pada media A3 topsoil : arang sekam : kompos 1:1:1. Penggunaan media tanam terbaik pada penelitian ini adalah topsoil : arangsekam 1:1 dengan pertimbangan menghasilkan prosentase setek hidup dan berakar yang tinggi pada berbagai konsentrasi hormon IBA. Media tanam dengan demikian juga menjadi faktor yang menentukan keberhasilan setek. Kondisi media tanam perlu dijaga agar batang setek tidak mengalami pembusukan, dapat menyerap air, dan mendukung pembentukan akar. Media yang baik adalah media yang memiliki kandungan kimia minimal, seperti kadar garam yang rendah, pH yang netral dan tingkat ionisasi yang rendah. Sifat fisik lebih diarahkan pada karakteristik fisik media yang digunakan seperti kemampuan mengikat air, dan porositas media Susilowati, 2013. Media juga harus steril dari jamur dan bakteri dengan cara penjemuran atau pemberian fungisida. a b 390 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015 c d Gambar 1.Tampilan setek pucuk

P. merkusii