433
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
memperbaiki pertumbuhan tanaman, sehingga limbah yang semula tidak bermanfaat bagi manusia
dan berpotensi menjadi bahan pencemar menjadi berguna. Pupuk kandang adalah semua produk
buangan dari bagian binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat
fisik dan bilogi tanah, baik sudah dalam bentuk kompos atau bentuk segar Hartatik dan Widowati.
2006. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
pupuk kandang
dapat memperbaiki
kesuburan tanah Salah satu limbah pertanian yang berpotensi
mencemari lingkungan karena menimbulkan bau yang tidak sedap adalah ampas sagu. Ampas sagu
sebagai sumber bahan organik karena mengandung 53.92 C; 0.04 N; 0.02 P; 0.64 K; 1
–3 Ca; 0.01 Mg; 22.1 selulosa dan 14.3 hemi-
selulose Rumawas
et al.
1996. Selain ampas sagu gulma
Ageratum conyzoides
var
hirtum
Lam dan
Tithonia diversifolia
Hamsley A. Gray berpotensi digunakan
sebagai pupuk
organik, karena
kandungan hara kedua jenis gulma tersebut cukup tinggi. Kandungan hara
T. diversifolia
adalah sebesar 3.59 N; 0.34 P; 2.29 K, sedangkan
A. conyzoides
sebesar 6.66 N; 0.17 P dan 2.03 K. Kandungan hara kedua jenis gulma tersebut lebih
tinggi dibandingkan pada pupuk kotoran kambing yaitu sebesar 1.15 N, 0.47 P dan 1.46 K
Bintoro
et al.
2008. Proses dekomposisi bahan organik secara
alami membutuhkan waktu yang lama 3-4 bulan, bahan yang mengandung lignin menjadi penghalang
akses enzim selulolitik pada degradasi bahan organik
yang berlignoselulosa
dan dapat
menghambat proses dekomposisi sehingga dapat menyebabkan
penumpukan limbah dan berdampak negatif bagi lingkungan Saraswati
et al.
2006. Ukuran partikel bahan organik, sifat dan banyaknya
mikroorganisme yang terlibat, tingkat ketersediaan C, N, P dan K, kadar air tanah, suhu
, pH dan aerasi, adanya zat penghambat seperti tanin
adalah beberapa faktor
utama yang mempengaruhi laju dekomposisi bahan organik Anonim, 2010
Pengomposan dengan menggunakan bebagai jenis bahan organik diharapkan dapat meningkatkan
manfaat kompos dalam memperbaiki kesuuran tanah, terutama untuk keperluan media pembibitan.
Tujuan penelitian untuk mengetahui formula media tanam yang sesuai dalam meningkatkan persentase
tumbuh bibit lada dengan setek satu ruas. METODE PENELITIAN
1.
Pengomposan formula pupuk organik..
Pelaksanaan kegiatan dilakukan di rumah kaca Cikabayan, Institut Pertanian Bogor. Setek lada
yang digunakan berasal dari Kebun Percobaan Balai Penelitian
Tanaman Rempah
dan Obat
di Sukamulya
Sukabumi dengan
menggunakan tanaman lada varietas Petaling yang yang diambil
dari pohon induk yang berumur lebih dari 4 tahun. Bahan setek diambil dari tanaman yang sehat dan
tidak sedang dalam kondisi berbuah pada cabang sekunder dan tersier, dipotong dengan menggunakan
cutter yang tajam agar bahan setek tidak rusak. Pengambilan dilakukan pada sore hari, selanjutnya
bahan setek diciprat dengan air dan dimasukkan ke dalam
kantong plastik
untuk menjaga
kelembabannya sebelum dilakukan pemotongan setek satu ruas berdaun tunggal. Pada saat setek
berdaun tunggal telah dipotong, selanjutnya direndam lebih dahulu ke dalam 25 larutan air air
kelapa selama 15
– 20 menit. Setek satu ruas berdaun tunggal ditanam langsung dalam polibag
yang telah diberi perlakuan. Setelah setek berumur 3 bulan,
dilakukan inokulasi
dengan suspensi
zoospora
P. capsici
L, dengan demikian ketahanan tanaman terhadap
P. capsisi
L untuk mengetahui ketahanannya terhadap penyakit busuk pangkal
batang lada sudah dapat diseleksi sejak di pembibitan.
Pengomposan dilakukan
dengan menggunakan fungi dan bakteri dekomposer.
Formula 5 pupuk kandang sapi dikomposkan secara
alami tanpa
menggunakan inokulan
dekomposer. Adapun formula pupuk organik yang dikomposkan adalah :
1. Formula 1 Pupuk kandang+ampas sagu+
A.conyzoides
var
hirtum
Lam+
Trichoderma
sp+Bakteri 2.
Formula 2 Pupuk kandang+ampas sagu+
T.
diversifolia Hamsley
A.Gray+
Trichoderma
sp+Bakteri 3.
Formula 3 Pupuk kandang+ampas sagu+
A.conyzoides
var
hirtum
Lam+
T.diversifolia
Hamsley A. Gray+
Trichoderma
sp+Bakteri 4.
Formula 4
Pupuk kandang+
Trichoderma
sp+Bakteri 5.
Formula 5 Pupuk kandang sapikontrol
2. Pengujian formula pupuk organik pada
pembibitan lada.
Perlakuan yang dicobakan adalah komposisi tanah dan jenis formula pupuk organik. Pupuk
organik yang digunakan berupa kompos yang terdiri atas berbagai jenis formula dengan berbagai
komposisi antara pupuk kandang, ampas sagu, dan tanaman liar seperti
Ageratum conyzoides
var
hirtum
Lam dan
Tithonia. diversifolia
Hamsley A.Gray. Penggunaan fungi dan bakteri dekomposer
dilakukan untuk pengomposan formula bahan organik yang digunakan. Fungi dan bakteri
dekomposer yang digunakan untuk mengomposkan
434
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
bahan organik adalah fungi dan bakteri dekomposer yang berfungsi juga sebagai agen hayati untuk
pengendalian
P. capsici
L. Dengan menggunakan media tanam yang diperkaya dengan agen hayati
pengendali
P. capsici
L diharapkan dapat diperoleh bibit lada yang sehat dan berkualitas.
Penelitian disusun dengan rancangan acak kelompok faktorial yang terdiri atas komposisi
media tanam tanah dan jenis formula pupuk organik. Sebagai faktor pertama adalah komposisi media
pertumbuhan terdiri atas : Komposisi media pertumbuhan tanah : formula
pupuk organik, dengan komposisi vv terdiri atas 3 komposisi media tanam sebagai berikut :
1. K1 : Tanah : formula pupuk organik 1:1
2. K2 : Tanah : formula pupuk organik 1: 2
3. K3 : 100 formula pupuk organik 0 : 1
Sedangkan faktor kedua adalah jenis formula pupuk organik terdiri atas 5 formula F sebagai berikut :
1. Formula 1 Pupuk kandang+ampas sagu+
A.conyzoides
var
hirtum
Lam+
Trichoderma
sp+Bakteri 2. Formula 2 Pupuk kandang+ampas sagu+
T.
diversifolia Hamsley A.Gray+
Trichoderma
sp+Bakteri 3. Formula 3 Pupuk kandang+ampas sagu+
A.conyzoides
var
hirtum
Lam+
T.diversifolia
Hamsley A. Gray +
Trichoderma
sp + Bakteri 4. Formula
4 Pupuk
kandang+
Trichoderma
sp+Bakteri 5. Formula 5 Pupuk kandang sapikontrol
Formula pupuk
organik yang
akan digunakan dikomposkan terlebih dahulu di dalam
kotak yang terbuat dari bambu dengan ukuran 1 m x 1 m x 1 m yang bagian sisinya dilapisi dengan
plastik warna hitam. Bahan organik dimasukkan ke dalam kotak pengomposan dengan cara dimasukkan
lapisan demi lapisan tergantung dari bahan organik yang digunakan, setiap lapisan dengan ketinggian
antara 20
–25 cm, pada setiap lapisan kemudian diinokulasi dengan bakterifungi dekomposer sesuai
dengan perlakuan yang telah ditetapkan hingga mencapai ketinggian 1 m. Selanjutnya kotak ditutup
rapat dengan plastik hitam, suhu kompos diamati setiap dua hari sekali, pada setiap minggu kompos
dibalik
untuk mengatur
suhu dan
aerasi. Pengomposan dihentikan setelah menunjukkan suhu
yang konstan yaitu sekitar 3 minggu masa pengomposan. Pupuk kandang sapi digunakan
sebagai kontrol,hal ini dikarenakan pupuk kandang sapi pada umumnya digunakan sebagai komposisi
dalam suatu media tanam. Pengamatan dilakukan terhadap suhu kompos, kandungan hara kompos,
persentase tumbuh bibit.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Pengomposan Formula Pupuk Organik
Pengomposan formula
pupuk organik
menunjukkan perubahan suhu selama proses pengomposan ditunjukkan pada Gambar 1. Pada
pengomposan pupuk kandang sapi kontrol tidak terjadi perubahan suhu yang signifikan pada saat
dilakukan pengamatan, hal ini diduga aktivitas mikroba dekomposer rendah, dikarenakan tidak
dilakukan inokulasi dengan mikroba dekomposer. Suhu pada perlakuan Formula 5 pupuk kandang
sapi hanya berkisar antara 30
–32.67
o
C, hal ini diduga pupuk kandang yang dikomposkan sudah
mengalami dekomposisi atau dikarenakan waktu dilakukan
pengomposan tidak
menggunakan inokulan
dekomposer dibandingkan
formula lainnya. Hasil penelitian Bintoro
et al
2009 kenaikan suhu pengomposan pupuk kandang dengan
menggunakan bioaktivator dekomposer dimulai hari ke-3 dan mencapai puncaknya 50.5
o
C pada hari ke 7. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengomposan
dengan menggunakan mikroba dekomposer dapat meningkatkan aktivitas pengomposan, hal ini
ditunjukkan dengan adanya kenaikan suhu kompos.
Pada kompos
Formula 1
Pupuk kandang+ampas sagu+
A.conyzoides
var
hirtum
Lam+
Trichoderma
sp+ Bakteri, Formula 2 Pupuk kandang+ampas sagu+
T. diversifolia
Hamsley A. Gray+
Trichoderma
sp+Bakteri, Formula 3 Pupuk kandang +ampas sagu+
A.conyzoides
var
hirtum
Lam +
T.
diversifolia Hamsley A. Gray +
Trichoderma
sp + Bakteri, Pupuk kandang +
Trichoderma
sp + Bakteri, suhu kompos mencapai puncaknya 39.67- 49
o
C pada hari ke 12. Suhu kompos yang rendah tersebut dikarenakan selama
proses pengomposan sering terjadi hujan sehingga capaian suhu maksimum memerlukan waktu lebih
lama dan suhu maksimum lebih rendah. Selain itu perbedaan suhu antara pupuk kandang dan formula
lainnya disebabkan adanya tambahan bahan organik segar pada kompos yaitu gulma dan ampas sagu.
Penambahan bahan organik segar tersebut digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber
energi sehingga aktivitas mikroorganisme mengalami peningkatan. Hasil penelitian Bintoro
et al
. 2009, pengomposan
Formula pupuk kandang kambing+ampas sagu+
A.conyzoides
var hirtum Lam, kandang kambing+ampas sagu+
T. diversifolia
Hamsley A. Gray dan pupuk kadang kambing dapat mencapai
suhu 60
o
C hal ini dikarenakan selama proses pengomposan
tersebut tidak
terjadi hujan.
Pengomposan diakhiri setelah menunjukkan suhu kompos yang stabil, artinya proses pengomposan
sudah tidak terjadi lagi. Suhu kompos yang stabil pada waktu pengomposan 3 MSP minggu setelah
435
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015
pengomposan. Kandungan hara pada formula kompos untuk pestisida organik disajikan pada Tabel
1
Gambar 1. Suhu kompos pada pengamatan setiap 2 hari
Pada Tabel 1 tampak bahwa kandungan hara N dan P pada Formula 5 Pukan sapi
menunjukkan lebih tinggi dibandingkan formula lainnya, hal ini karena dalam formula 1,2,3, dan 4
terdapat campuran dengan ampas sagu dalam komposisi kompos, sedangkan kandungan hara N, P
dan K ampassagu rendah yaitu 0,67; 0,04; dan 0,07;
T. diversifolia
Hamsley A. Gray, sedangkan menurut Rumawas
et al.
1996 kandungan N, P dan K ampas sagu yaitu 0,04 N, 0,02 P dan 0,76 K.
Tabel 1. Kandungan hara kompos pada berbagai formula pupuk dan pestisida organik
Perlakuan N
P
2
O
5
K
2
O …….........
Formula 1 Pukan+AS+Agr+T+B
1.47 1.59
1.55 Formula 2
Pukan+AS+Tith +T+B 1.35
1.23 1.65
Formula 3 Pukan+AS+Agr+Tith+
T+B 1.31
1.10 2.13
Formula 4 Pukan+T+B 1.63
0.26 0.49
Formula 5 Pukan sapikontrol
1.92 1.71
1.84 Keterangan : Pukan = pupuk kandang, AS = ampas
sagu, Agr =
A. conyzoides,
Tith
= T. diversifolia,
T
: Tichoderma sp,
B :bakteri
2. Pertumbuhan Bibit Lada