Penguatan jalinan relasi dengan pelanggan Pemastian kualitas: Relasi antar anggota Pengembangan

201 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015 Customized eFishery Cybreed Customer kustomisasi memesan eFishery dengan spek tertentu Gambar 9. Relasi pembelajaran Cybreed saat mencari pasar produk mereka Pendekatan dengan petani besar JAPFA dimulai dengan berkenalan dengan sales pakan, kemudian diperkenalkan dengan Kepala Divisi Risetnya lalu dengan Vice President-nya. Diawali dengan jalur informal atau kultural ini kemudian dijalin kerjasama riset. Mereka saling bertukar gagasan. Setelah melalui proses yang cukup lama, ditambah dengan Cybreed menjuarai berbagai kompetisi telah terkenal, akhirnya petani besar JAPFA bersedia menjadi pelanggan. Selain melalui presentasi langsung, kerja sama diperoleh melalui uji coba eFishery pada kolam guna dihasilkan data akuran terkait efisensi pemberian pakan ikan. Untuk menjangkau petani kecil, Cybreed sedang membuat pricing model seperti petani dapat membeli atau membayar sewa pascapanen dan dengan melakukan kerja sama dengan institusi finansial microfinance . Cybreed juga mencoba melakukan kerja sama dengan PT. PLN melalui program CSR-nya untuk para petani kecil di Cirata dan Sangguling tetapi belum berhasil. Upaya kerja sama dengan Pemerintah telah dilakukan, yaitu Balai di Sukabumi dan Balai Jepara, namun hanya berhasil pada Balai di Sukabumi. Sejauh ini pemasaran eFishery hanya terbatas pada pulau Jawa Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan petani besar. Keterbatasan Cybreed pada proses produksi dan distribusi tidaklah efisien bagi Cybreed untuk memasarkan eFishery secara satuan apalagi di daerah luar Pulau Jawa. Inilah hal yang menjadikan produk eFishery tidak cocok untuk petani skala kecil. Menangnya Cybreed di berbagai kompetisi- kompetisi seperti Inaicta Kemenkominfo, Get In The Ring Belanda, dan lainnya menjadi media promosi yang efektif untuk memasarkan produk ke luar negeri. Namun karena keterbatasan distribusi, Cybreed tidak dapat memenuhi permintaan tersebut.

10. Penguatan jalinan relasi dengan pelanggan

: Relasi Cybreed dan Pelanggan contoh : Indimira Bagian terpenting dalam pengembangan eFishery yaitu komunikasi dengan pelanggan. Relasi tersebut digambarkan dalam diagram berikut : Gambar 10. Relasi pembelajaran antara Cybreed dengan pelanggan Untuk melihat lebih jauh bagaimana relasi yang terjalin diantara keduanya, penulis mengambil contoh pelanggan Indmira yang bertempat di Jalan Kaliurang Yogyakarta. Perusahaan ini adalah perusahaan berbasis teknologi yang telah melakukan penelitian dan pengembangan agrokomplek pertanian, kehutanan, peternakan dan perikanan dan rehabilitasi lingkungan sejak tahun 1985. Cybreed mulai berkenalan dengan Indmira melalui teman Gibran di program Wirausaha Muda Mandiri WMM, kemudian Cybreed melakukan presentasi dan menawarkan produknya untuk diuji coba di kolam riset Indmira. Pada mulanya kerja sama dengan Indmira merupakan kerja sama penelitian tetapi sekarang telah berkembang menjadi pelanggan Indmira sebagai petani udang dan rekan distribusi eFishery di sekitar Yogyakarta. Cybreed bekerja sama dengan Indmira dengan memenuhi spesifikasi eFishery yang diinginkan Indmira untuk pengembangan riset perikanan khususnya udang. Relasi awal kemudian berevolusi menjadi seperti berikut : Gambar 11. Evolusi relasi pembelajaran antara Cybreed dengan pelanggan Cybreed harga kurang terjangkau kurang user-friendly pemasaran e-Fishery solusi pemberian pakan kesulitan SDM solusi efisiensi pakan produktifitas Pembudi daya skala kecil Pembudid aya skala besar kerjasama pengembangan pasar riset Cybreed Customer mitra distribusi peluasan pemasaran produk Customized e-Fishery pemesanan dg spek tertentu kustomisasi 202 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015

11. Pemastian kualitas: Relasi antar anggota

tim Cybreed Untuk memastikan kualitas, Cybreed melakukan pemeriksaan kualitas pada parts masuk dari supplier baik saat proses maupun setelah produk selesai dirakit. Proses pembelian parts terdapat suatu interaksi pembelajaran juga dimana supplier menawarkan cara pembuatan atau bentuk yang lebih baik. Cybreed juga melakukan evaluasi terhadap kinerja supplier pada setiap pemesanan. Supplier yang tidak dapat memenuhi pesanan secara kualitas maupun kuantitas, maka akan diganti dengan supplier lain. Cybreed juga tetap mencari beberapa supplie r lain dan mengecek kinerja mereka, sebagai cadangan untuk memenuhi pesanan jika supplier langganan mereka sedang tidak bisa memenuhi pesanan mereka. Selain itu, Cybreed melakukan proses pengecekan kualitas pada tiap tahap perakitan komponen eFishery. Relasi yang terjadi tergambar dalam diagram berikut : Gambar 12. Relasi pembelajaran pada proses perakitan eFishery

12. Pengembangan

Perusahaan: Relasi Cybreed dan Investor Dalam rangka mengembangkan kapasitas usahanya serta agar dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin banyak dan luas, Cybreed melakukan beberapa langkah diantaranya menjalin kerjasama dengan pihak lain sebagai penanam modal. Langkah yang diambil sebelum kerjasama ini dapat dijalin adalah perbaikan dari sisi manajerial.Cybreed mulai menggunakan standar internasional untuk system manajemen keuangan dan manajemen perusahaan lainnya.Pada awal Maret tahun ini, kerjasama tersebut direncanakan sudah mulai dapat berjalan. Relasi tersebut tergambar dalam diagram berikut : INDIKASI PEMBELAJARAN Pada perkembangan PT. Multidaya Teknologi Nusantara, penulis menemukan indikasi adanya pembelajaran lewat distribusi pengetahuan, yang yang dilakukan baik oleh perseorangan maupun perusahaan. Dari pembelajaran tersebut kemudian masing-masing pihak yang terlibat mendapatkan manfaat, khususnya untuk Cybreed mereka dapat memaksimalkan pembelajaran tersebut untuk keuntungan mereka. Lebih jelasnya seperti berikut Gambar 13. Relasi pembelajaran saat proses scale-up perusahaan 1. Pertukaran pengetahuan antara Gibran dengan sesama pembudidaya perikanan yang tergabung dalam komunitas Lele Sangkuriang Indonesia telah berhasil memformulasikan sebuah masalah yaitu pada pemberian pakan ikan. Bagi Gibran, masalah tersebut kemudian dijadikan sebagai peluang usaha dalam wujud alat pemberi makan ikan otomatis. Bagi pembudidaya ikan, alat pemberi makan ikan otomatis tersebut dapat menjadi jawaban dalam permasalahan efisiensi produksi. 2. Munculnya ide untuk menciptakan alat pemberi makan ikan otomatis kemudian diseriusi Gibran dengan menjalin kerjasama dengan workshop yang memang punya spesialisasi dalam pembuatan prototipe. Gibran dengan basic biologi dan juga pembudidaya ikan membawa konsep kasar dari alat pemberi makan ikan otomatis. Dari relasi tersebut, Gibran mampu mewujudkan konsep tersebut dikarenakan bantuan dari workshop yang punya pengetahuan dalam mekanisasi dan juga manufaktur. 3. Relasi yang terjalin baik antara Gibran dengan sesama pembudidaya perikanan di komunitas Lele Sangkuriang kemudian dimanfaatkan Gibran dalam proses pengujian prototipe eFishery. Dari relasi tersebut, pengetahuan pembudidaya yang mengetahui karakteristik perilaku ikan, bahwa perilaku ikan dalam konsumsi pakan dipengaruhi banyak faktor kemudian diadopsi oleh Gibran dalam rangka pengembangan prototipe. 4. Dengan bekal masukan dari pembudidaya ikan, dalam pengembangan prototipenya Cybreed Supplier quality control pemenuhan order Parts Perakitan e-Fishery Melakukan control pd tiap tahap Anggota Cybreed merakit sesuai prosedur Cybreed Scale-up Cybreed pembagian saham Investor suntikan modal manajemen perusahaan 203 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015 Gibran menjalin relasi dengan teman-teman kuliahnya yang mempunyai pengetahuan dalam teknologi informasi dan juga manajemen pemasaran. Dalam relasinya, distribusi pengetahuan tentang perikanan, teknologi informasi, serta manajemen terus bersirkulasi diantara ketiganya. Hingga kemudian mereka membentuk Cybreed dan mulai memproduksi eFishery yang telah dikembangkan. 5. Dalam proses pembuatan eFishery, Cybreed menjalin relasi dengan vendor-vendor yang membuat parts dari eFishery. Cybreed yang telah mempunyai konsep eFishery kemudian memesan parts kepada vendor-vendor. Para vendor yang mempunyai pengetahuan teknis dalam permesinan, kemudian memberikan masukan kepada Cybreed mengenai upgrade dari spesifikasi parts eFishery dalam hal bahan yang lebih baik serta spek yang lebih efisien. Hal tersebut berguna bagi Cybreed untuk menghasilkan produk eFishery yang lebih murah dan juga lebih tahan lama. 6. Relasi internal dalam Cybreed terjadi antara founders dengan anggota-anggota nya. Para founders yang telah melakukan sharing pengetahuan kemudian men- sharing pengetahuan tersebut kepada anggota- anggota Cybreed. Distribusi pengetahuan terjadi melalui rapat-rapat dan juga turun langsung ke lapangan. Anggota-anggota Cybreed mendapatkan pengetahuan tentang perikanan, teknologi informasi, dan juga manajemen. Dan founders mendapatkan kedekatan dan juga loyalitas dengan anggota. 7. Dalam pemasaran produknya, relasi yang dijalin oleh Cybreed adalah dengan pembudidaya skala kecil dan juga skala besar. Dari relasi Cybreed dengan pembudidaya skala kecil, Cybreed memperoleh pengetahuan bahwa produk eFishery masih kurang terjangkau dari segi harga dan juga operasional nya. Hal tersebut merupakan masukan berarti bagi Cybreed untuk perkembangan ke depan, bahwa fokus Cybreed adalah untuk meningkatkan aksesibilitas harga dan operasional eFishery bagi pembudidaya skala kecil. Relasi Cybreed dengan pembudidaya skala besar memberi masukan bagi Cybreed mengenai data kinerja eFishery dan juga tentang pemasaran produk eFishery. 8. Cybreed juga melakukan pengamatan terhadap produk sejenis yang berasal dari luar negeri. Cybreed mampu untuk mengidentifikasi keunggulan produk dari luar dan kemudian mengadopsinya menjadi fitur dalam eFishery namun tentunya dengan penyesuaian-penyesuaian. Salah satunya adalah adopsi fitur sensor nafsu makan ikan. 9. Dalam upaya Cybreed untuk perluasan usaha, mereka sedang berusaha untuk mencari investor. Relasi tersebut juga menghasilkan pertukaran pengetahuan antara Cybreed dengan investor. Cybreed memperoleh pengetahuan tentang manajemen perusahaan yang profesional dari calon investor yang menghendaki good management practices dari Cybreed sebagai syarat kerjasama. Sedangkan investor memperoleh pengetahuan tentang teknologi eFishery beserta pasar produknya. PENUTUP Berdasarkan data pengamatan evolusi gagasan menjadi produk eFishery dapat disimpulkan bahwa eFishery belum menunjukkan pembangunan yang inklusif dengan indikasi sebagai berikut: 1. Relasi yang terjalin antara Gibran Cybreed dengan petani kecil tidak seimbang dimana petani kecil diposisikan sebagai tempat untuk menvalidasi gagasan Gibran, dan menguji prototipe eFishery sedangkan solusi yang tercipta berupa teknologi yang baru dapat dijangkau dan dimanfaatkan oleh petani besar saja 2. Terdapat potensi terbentuknya kelompok marjinal. Harga dan spesifikasi eFishery yang baru dapat dijangkau oleh petani besar menyebabkan potensi terbentuknya kelompok marjinal yaitu para petani kecil dan petani sedang yang belum dapat merasakan teknologi eFishery. 3. Pembelajaran bersifat menyempit Sebelumnya terbentuknya eFishery, Gibran memperoleh pembelajaran untuk pengembangan eFishery dari petani kecil hingga petani besar. Sedangkan setelah terbentuk eFishery pembelajaran 204 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015 diperoleh melalui data dan interaksi dari pelanggannya saja yaitu petani besar. 4. Distribusi eFishery belum meluas. Teknologi eFishery baru dapat dinikmati oleh petani besar yang berada di pulau Jawa. Walaupun terdapat permintaan dari luar pulau Jawa maupun Luar Negeri seperti Brasil. DAFTAR PUSTAKA Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design, Choosing Among Five Traditions . California: SAGE Publications. Maxwell, Joseph A. 1996. Qualitative Research Design, An Interactive Approach . California: SAGE Publications. Prasetyantoko, A. 2012. Pembangunan Inklusif, Prospek dan Tantangan Indonesia . Jakarta: LP3ES. Yuliar, Sonny. 2011. Transformasi Penelitian ke Dalam Inovasi . Jakarta: Penerbit Dewan Riset Nasional. 205 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015 Komunikasi Deliberasi Ekuitas dalam Menumbuhkan Kapital Sosial Hijau: Hidrogen dari Alga Hijau Deliberative Communication Equity on Enhancing Green Social Capital: Hidrogen from Green Algae Novieta Hardeani Sari, Kiki Rezki L., Fitria Hidayanti, and Ucuk Darusalam Universitas Nasional, Jl. Sawo Manila no. 61, Pasar Minggu, Jakarta 12520 Keyword A B S T R A C T deliberative communication equity transformation management sustainable development green social capital hidrogen from green algae A technology is not just about an evironmental innovation, but its more about technology implementation that could reached the society collectively, directly and sustainable. This condition happen to enchancing the green social capital within economic, politic and stability energy as a basis. Hidrogen from green algae throughly photosyntetics system and hydrogenase process, light a bsorption at wavelength 680 nm. This process proven could splitting the molecule of O2 and H+ and reformed to independence Hidrogen gasses that could be use as an alternative energy. Deliberative Communication Equity, in normative study, is become dissemination tool to delivered the transformation management from technology to people society and industry. By creating a need to acknowledge and identify the major discourses associate to sustainable development, in terms of the messages, narrative stucture and policy precriptions in their illegibility at the local scale and know-how the transtition process could provide the quality of civic engagement performanceoutcome. Kata Kunci S A R I K A R A N G A N komunikasi deliberasi ekuitas manajement transformasi pengembangan berkesinambungan kapital sosial berbasis lingkungan hidrogen dari alga hijau Sebuah teknologi tidak hanya cukup berbasis pada konteks inovasi ramah lingkungan, lebih utamanya adalah bagaimana pemanfaatan teknologi tersebut dapat menyentuh masyarakat secara kolektif, langsung dan berkesinambungan. Kondisi ini yang diharapkan dapat menumbuhkan sebuah kapital sosial berbasis lingkungan green social capital yang mengacu pada stabilitas ekonomi, politik dan stabilitas energi. Hidrogen dari Alga Hijau melalui sistem fotosintesis dan hydrogenase process , menyerap cahaya di panjang gelombang 680 nm. Proses ini dapat memecah molekul O2 dan H+ secara optimal dan membentuk gas hidrogen secara terpisah, untuk dapat di gunakan sebagai energi alternatif. Komunikasi deliberasi ekuitas, secara normatif menjadi perangkat diseminasi sebuah proses transformation management ini, technology to people masyarakat dan industri. Penerapan pola deliberasi komunikasi ini - berasosiasi pada sustainable development , dengan kekuatan pesan, struktur narasi dan policy presriptions pada skala lokal, dibangun sebuah nilai ekuitas pesan, yang dapat meminimalisir bias informasi sehingga menumbuhkan komitmen stakeholders secara berkualitas dalam menciptakan sebuah green social capital. © Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015  Corresponding author. E-mail address: n ovietahsgmail.com 206 Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional V, Tahun 2015

1. PENDAHULUAN