Analisis Steepest Ascent Analisis Model Orde Kedua

Untuk menentukan apakah model yang dibangun telah cocok dengan data yang telah dikumpulkan maka dilakukan uji ketidaksesuaian terhadap model orde pertama. Ketidaksesuaian menyatakan deviasi respon terhadap model yang dibangun. Dalam uji ini juga mengukur besar kekeliruan eksperimen yang telah dilakukan. Dari uji yang dilakukan dapat dilihat bahwa tidak ada ketidaksesuaian, hal ini terlihat dari F hit yang lebih kecil dari F tabel pada model linear dan lack of fit sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada ketidaksesuaian terhadap model yang dibangun. Karena tidak ada ketidaksesuaian pada model orde pertama, maka penelitian dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap Steepest Ascent.

6.3. Analisis Steepest Ascent

Setelah model orde pertama diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan prosedur Steepest Ascent, yang bertujuan mencari wilayah yang memberikan nilai maksimum dari fungsi model orde pertama. Hasil yang diperoleh dari prosedur ini dapat dilihat pada Tabel 6.1. Perhitungan Pergerakan Level pada Metode Steepest Ascent. Tabel 6.1. Perhitungan Pergerakan Level pada Metode Steepest Ascent Keterangan X 1 X 2 Perubahan relatif pada unit desain b i 0,025 0,175 Unit Origin 1 unit desain 1,5 0,25 Perubahan relatif pada origin 0,0375 0,04375 Tabel 6.1. Perhitungan Pergerakan Level pada Metode Steepest Ascent Lanjutan Keterangan X 1 X 2 Perubahan per n pada variabel i ∆ 1 0,8571 Pergerakan steepest ascent X 1 X 2 Hasil Percobaan Ltr Level awal origin = 0 80 7 - Universitas Sumatera Utara Level pergerakan origin + n ∆ n = 1 81 7,86 2,1 Level pergerakan origin + n ∆ n = 2 82 8,71 2,4 Level pergerakan origin + n ∆ n = 3 83 9,57 1,9 Dari Tabel 6.1. dapat dilihat bahwa level memberikan nilai volume yang paling banyak adalah level di pergerakan ke n = 2, dengan volume yang dihasilkan 2,4 ltr, dimana temperature X 1 = 82 C dan lama pemanasan X 2 = 8,71 jam. Setting ini ditetapkan sebagai titik origin untuk penelitian berikutnya karena sesuai tujuan penelitian yaitu eksplorasi menuju wilayah optimal dimana dalam hal ini adalah optimisasi untuk memaksimasi fungsi. Dari penentuan titik origin ini, langkah selanjutnya adalah penentuan titik 1 dan -1. Hasil penentuan yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 6.2. Nilai faktor setelah Steepest Ascent . Titik ini akan digunakan sebagai titik untuk penentuan model orde kedua. Tabel 6.2. Nilai Faktor setelah Steepest Ascent Faktor -1 1 Temperatur X 1 80,5 C 82 C 83,5 C Lama pemanasan X 2 8,21 jam 8,71 jam 9,21 jam

6.4. Analisis Model Orde Kedua

Eksperimen yang digunakan untuk menentukan model orde kedua yaitu dengan menggunakann desain central composite 2 faktor dengan replikasi titik pusat sebanyak 5 kali dengan nilai α sebesar 1,41. Berdasarkan hasil eksperimen tersebut, persamaan orde kedua yang diperoleh yaitu: Y = 2,542021 + 0,02456X 1 + 0,060401X 2 - 0,22891X 1 2 - 0,05258X 2 2 + 0,05X 1 X 2 Universitas Sumatera Utara Dari persamaan orde kedua tersebut akan diuji dua buah hipotesis, yaitu uji model orde pertama, uji model model orde kedua, dan uji lack of fit. Untuk uji model orde pertama, diperoleh bahwa hipotesis awal diterima. Hipotesis awal tersebut yaitu tidak ada variabel orde pertama yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan volume pembuatan VCO. Ini berarti bahwa tidak ada faktor yang memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan volume pembuatan VCO. Untuk uji model orde kedua, diperoleh bahwa hipotesis awal diterima. Hipotesis awal tersebut yaitu tidak ada variabel orde kedua yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan volume pembuatan VCO. Ini berarti bahwa tidak ada faktor atau interaksi faktor yang memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan volume pembuatan VCO. Untuk uji lack of fit, diperoleh bahwa hipotesis awal diterima. Hipotesis awal tersebut yaitu tidak ada variabel orde pertama yang memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai respon yang dihasilkan. Ini berarti bahwa hasil estimasi yang diperoleh dengan menggunakan persamaan orde kedua ini tidak akan memberikan perbedaan yang signifikan dengan hasil eksperimen yang sebenarnya.

6.5. Analisis Penentuan Titik Optimal Faktor