Pembahasan Pengaruh Kemasan Terhadap Kadar Karbohidrat dan

= 0,6484 P = 0,6484 x 6,25 = 4,05 Dengan cara yang sama diperoleh hasil perhitungan kadar protein pada suhu 15 C, ditunjukkan pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Kadar Protein Pada Suhu 15 C Hari Ke NO Sampel 7 11 15 19 1 K 4,46 3,28 2,92 2,19 1,82 2 K 1 4,46 4,05 3,65 3,28 2,43

4.3. Pembahasan Pengaruh Kemasan Terhadap Kadar Karbohidrat dan

Protein serta Umur Simpan. Berdasarkan penampakan visual pada hari ke- 4 penyimpanan sampel pada suhu 30 C sampel K0 sudah ditumbuhi jamur dan kelihatan cukup jelas. Sampel K2 dan K3 juga sudah berjamur tetapi tidak sebanyak pada sampel K0. Hal ini dimungkinkan karena K0 tanpa pengemas apapun. Jamur pada sampel K2 lebih sedikit dibandingkan dengan jamur pada sampel K3. Hal ini juga dimungkinkan karena sampel K2 dikemas dengan edible dan kertas minyak sedangkan K3 hanya dikemas dengan kertas minyak saja. Demikian seterusnya hasil pengamatan hari ke- 7 sampai dengan hari ke- 19 sampel K0, K2 dan K3 jamurnya semakin banyak dan sampel semakin rusak atau busuk. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara Pertumbuhan mikroorganisme di dalam atau pada makanan dapat mengakibatkan berbagai perubahan fisik maupun kimiawi yang tidak diinginkan. Apabila ini terjadi, produk pangan tersebut dinyatakan sebagai bahan pangan yang busuk Buckle, et.al,1987 . Kerusakan bahan makanan yang disebabkan mikroorganisme terjadi karena mikroorganisme tersebut berkembang biak, karena bahan makanan memiliki persyaratan untuk pertumbuhan mikroorganisme Doddi Yudhabuntara, 2008. Secara visual sampel K1 pada hari ke- 4 penyimpanan pada suhu 30 C tidak menunjukkan adanya jamur, hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.14. Pada hari ke- 7 jamur mulai kelihatan pada sampel K1 dengan jumlah yang sangat sedikit, dapat dilihat pada Gambar 4.15. Demikian seterusnya pengamatan sampai hari ke- 19 jamur bertambah tetapi lebih lambat dibandingkan pada sampel K0, K2 dan K3. Dibandingkan dengan sampel K0, K2, dan K3 pada penyimpanan dan waktu yang sama maka sampel K1 mempunyai umur simpan yang lebih lama. Hal ini dimungkinkan karena sampel dikemas dengan edible film dimana komponen utama penyusunnya adalah hidrokoloid. Edible film yang dibuat dari hidrokoloid dan penambahan selulosa merupakan barrier yang baik terhadap transfer oksigen. Kebanyakan dari film hidrokoloid memiliki sifat yang baik sehingga sangat baik dijadikan sebagai bahan pengemas Tekno Pangan Agroindustri, Vol 1, No 12,. Hasil uji gula reduksi dan uji protein pada sampel yang disimpan pada suhu 30 C dan waktu penyimpanan yang sama menunjukkan kadar yang berbeda, dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.8. Penurunan kadar gula reduksi dan kadar p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara protein paling sedikit dan lambat terjadi pada sampel K1. Penurunan kadar gula reduksi dan kadar protein yang paling besar terjadi pada K0 diikuti K3 dan K2, dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan 4.5.

3.14 3.17