Anak yang status gizi baik dapat tumbuh dan kembang secara normal dengan bertambahnya usia. Tumbuh atau pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan
dalam hal besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat, panjang, umur tulang dan keseimbangan
metabolik. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam stuktur dan fungsi tubuh yang komplek dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan Almatsier, 2011.
b. Gizi Kurang
Gizi kurang pada dasarnya adalah gangguan pada beberapa segi kesejahteraan perorangan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan
zat gizi yang diperoleh dari makanan. Kurang gizi banyak menimpa anak khususnya anak balita yang berusia dibawah lima tahun karena merupakan golongan yang rentan
serta pada fase ini kebutuhan tubuh akan zat gizi meningkat karena selain untuk tumbuh juga untuk perkembangan sehingga apabila anak kurang gizi dapat
menimbulkan berbagai penyakit. Status gizi kurang undernutrition merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi
yang dikeluarkan Wardlaw, 2007. Status gizi kurang terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa macam
zat gizi yang diperlukan. Hal yang menyebabkan status gizi kurang karena kekurangan zat gizi yang dikonsumsi atau mungkin mutunya rendah. Gizi kurang
pada dasarnya adalah gangguan pada beberapa segi kesejahteraan perorangan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang
Universitas Sumatera Utara
diperoleh dari makanan. Kurang gizi banyak menimpa anak khususnya anak balita yang berusia dibawah lima tahun karena merupakan golongan yang rentan serta pada
fase ini kebutuhan tubuh akan zat gizi meningkat karena selain untuk tumbuh juga untuk perkembangan sehingga apabila anak kurang gizi dapat menimbulkan berbagai
penyakit Almatsier, 2011.
c. Gizi Buruk
Gizi buruk adalah keadaan dimana asupan zat gizi sangat kurang dari kebutuhan tubuh yang diklasifikasikan atas 3 jenis yaitu Depkes RI, 2009:
1 Kwashiorkor, dengan gejala klinis: tertumbuhan dan mental mundur, perkembangan mental apatis, edema, otot menyusut kurus, depigmentasi rambut
dan kulit, karakteristik di kulit : timbul sisik, gejala kulit itu disebut dengan flaky paint dermatosis, hipoalbuminemia, infiltrasi lemak dalam hati yang reversible,
atropi dari kelenjar Acini dari pankreas sehingga produksi enzim untuk merangsang aktivitas enzim untuk mengeluarkan juice duodenum
terhambat,diare, anemia moderat, masalah diare dan infeksi menjadi komponen gejal klinis, menderita kekurangan vitamin A, dihasilkan karena ketidakcukupan
sintesis plasma protein pengikat retinol sehingga sering kali timbul gejala kebutaan yang tetappermanen.
2 Marasmus, dengan gejala klinis kurus kering,tampak hanya tulang dan kulit, otot dan lemak bawah kulit atropi, wajah seperti orang tua, berkerutkeriput, layu dan
kering, diare umum terjadi.
Universitas Sumatera Utara
3 Kwashiorkor-marasmus, dengan gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan marasmus, dengan BBU 60 baku
median World Health Organization-National Centre for Health Statistics WHO- NCHS disertai edema yang tidak mencolok Depkes RI, 2009.
2.5.3 Penilaian Status Gizi Berdasarkan Indeks Antropometri
Status gizi anak balita dapat ditentukan berdasarkan indeks antropometri yaitu berat badan menurut umur BBU, tinggi badan menurut umur TBU dan berat
badan menurut tinggi badan BBTB, dengan menggunakan standar baku WHO- NCHS. Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat
keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk ke
dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya Nix, 2005.
Antropometri gizi merupakan penilaian status gizi dengan pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, dan lapisan lemak bawah kulitSusilawati 2008.
Indeks antropometri yang sering digunakan adalah BBU, karena sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil dan dapat mendeteksi kegemukan
overweight.Pilihan indeks antropometri tergantung pada tujuan menilai status gizi.Indeks antropometri TBU menggambarkan status gizi masa lalu sehingga
menggambarkan status sosial ekonomi, dan kurang sensitif terhadap kurang gizi
Universitas Sumatera Utara
dalam waktu yang singkat.Pengaruh kurang gizi terhadap pertumbuhan tinggi badan baru terlihat dalam kurun waktu yang lama.Indeks BBTB menggambarkan status
gizi saat ini Soekirman, 2000. Indikator di bawah ini digunakan untuk penilaian status gizi dan memantau
pertumbuhan serta perkembangan anak:
a. TBU TinggiPanjang Badan menurut Umur
TBU, mewakili pertumbuhan yang dicapai dalam panjang atau tinggi terhadap usia anak. Indeks ini dapat membantu mengidentifikasi anak-anak yang
terhambat pendek karena lama gizi atau penyakit berulang. Pendek sangat adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Tinggi Badan menurut Umur TBU yang
merupakan padanan istilah stunted pendek dan severely stunted sangat pendek.
b. BBU Berat Badan menurut Umur
BBU, mewakili berat badan relatif terhadap umur anak pada hari tertentu.Indeks ini digunakan untuk menilai apakah seorang anak kekurangan berat
atau sangat berat, tetapi tidak digunakan untuk mengklasifikasikan anak sebagai kelebihan berat badan atau obesitas.Karena berat relatif mudah diukur, indeks ini
yang umum digunakan, tetapi tidak bisa diandalkan dalam situasi dimana umur anak tidak dapat ditentukan secara akurat, seperti situasi pengungsi.Gizi kurang dan gizi
buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Umur BBU yang merupakan padanan istilah underweight gizi kurang dan severely
underweight gizi buruk.
Universitas Sumatera Utara
c. BBTB Berat Badan menurut Tinggi Badan