c. BBTB Berat Badan menurut Tinggi Badan
BBTB, mewakili berat badan secara proposional dengan pertumbuhan yang dicapai dalam panjang atau tinggi.Indeks ini sangat berguna dalam situasi dimana
umur anak tidak diketahui, misalnya dalam situasi pengungsi.Indeks berat badan menurut tinggi badan, membantu mengidentifikasi anak-anak dengan berat badan
rendah yang biasanya disebabkan oleh sakit atau kekurangan makanan yang menyebabkan penurunan berat badan.Indeks ini juga membantu mengidentifikasi
anak-anak yang mungkin berisiko menjadi kelebihan berat badan atau obesitas. Kurus dan sangat kurus adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut
Tinggi Badan BBTB yang merupakan padanan istilah wasted kurus dan severely wasted sangat kurus.
Klasifikasi status gizi balita berdasarkan indeks antropometri dapat dilihat dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1.Klasifikasi Status Gizi Balita Indeks
Status Gizi Ambang Batas
BBU Gizi Lebih
Gizi Baik Gizi Kurang
Gizi Sangat Kurang +2SD
-2 SD sampai +2SD -2SD sampai
≥ -3SD -3SD
TBU Tinggi
Normal Pendek
Sangat pendek +2 SD
- 2SD sampai +2SD -3 SD sampai -2SD
-3 SD
BBTB Sangat Gemuk
Gemuk Normal
Kurus Kurus Sekali
+3 SD +2SD sampai 3 SD
≥ -2SD sampai +2SD -2SD sampai
≥ -3SD -3SD
Universitas Sumatera Utara
Dikutip dari : Kementerian Kesehatan RI, 2011 Status gizi dapat dipantau melalui kegiatan Posyandu yang mengukur berat
badan setiap bulan, dan dicatat dalam kartu yang dikenal dengan kartu menuju sehat KMS. KMS adalah alat yang sederhana dan murah untuk memantau kesehatan dan
pertumbuhan anak, yang didalamnya berisi pesan dan informasi tentang berat badan, tinggi badan, perkembangan, ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI,
pemberian makanan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A. Disamping itu, juga berisi pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi
orangtua balita tentang kesehatan anaknya, sehingga bermanfaat sebagai media edukasi bagi orangtua balita. Selain itu bermanfaat sebagai sarana komunikasi yang
dapat digunakan petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan gizi.
Kartu menuju sehat balita KMS adalah alat sederhana yang dapat mendeteksi penyimpangan pertumbuhan anak, sekaligus mendeteksi secara dini
adanya malnutrisi. Penimbangan yang dilakukan secara teratur setiap bulan, akan diperoleh grafik berat badan anak. Arah grafik pada KMS, dapat digunakan untuk
melihat pertumbuhan dan status gizi anak Depkes. RI, 2000. KMS di Indonesia saat ini memakai beberapa standar baku, salah satunya
menurut baku WHO-NCHS dimana keadaan status gizi baik berada pada warna hijauhijau tua, gizi kurang pada warna kuning, gizi buruk dibawah garis merah dan
gizi lebih berada jauh diatas warna hijau 10baku . Bentuk KMS dapat dilihat
Universitas Sumatera Utara
dalam Gambar 2.1 dimana KMS biru untuk laki-laki dan KMS merah muda untuk perempuan.
Gambar 2.3 Kartu Menuju Sehat KMS Tampak Bagian Depan
Sumber : Depkes RI, 2009 2.6
Keluarga Miskin
Keluarga terdiri dari pribadi-pribadi, tetapi merupakan bagian dari jaringan sosial yang lebih besar.Hanya melalui keluargalah masyarakat dapat memperoleh
dukungan yang diperlukan pribadi-pribadi sebaliknya, keluarga hanya dapat terus bertahan jika didukung oleh masyarakat yang lebih luas.Jika masyarakat itu sebagai
suatu sistem kelompok sosial yang lebih besar mendukung keluarga, sebagai sub
Universitas Sumatera Utara
sistem sosial yang lebih kecil, atau sebagai syarat agar keluarga itu saling berhubungan dalam banyak hal penting Goode, 2002.
Dalam buku Ilmu Sosial dan Kekuasaan di Indonesia, Ananta 2006 menengarai, perdebatan mengenai pendefinisian orang miskin bukan perkara
mudah.Menurutnya pendekatan kuantitatif yang lazim dipakai untuk mengukur kemiskinan adalah mendefinisikan kebutuhan minimum untuk kehidupan yang
layak.Namun demikian “kehidupan yang layak” juga memerlukan pendefinisian tersendiri.Para sarjana memiliki penjabaran yang beragam untuk istilah ini.Setiap
penjabaran mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing. Biro Pusat Statistik BPS misalnya menggunakan pendekatan ekonomi dalam
mendefinisikan kemiskinan. Menurut BPS, orang miskin adalah orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan minimumnya, baik kebutuhan makanan maupun
kebutuhan lainnya. Garis kemiskinan makanan adalah jumlah rupiah yang dibutuhkan agar seseorang dapat mengonsumsi 2100 kalori per hari selama sebulan.Rata-rata
seorang manusia memerlukan 2100 kalori per hari agar hidup sehat.Sementara itu garis kemiskinan nonmakanan ditentukan berdasarkan perhitungan mengenai
kebutuhan dasar seperti perumahan, pakaian, kesehatan, dan transportasi Ananta, 2006.
Dalam pandangan modern, kemiskinan dalam berbagai bidang sebagaimana disebut sebagai kemiskinan plural karena ditanggung secara bersama-sama dalam
satu komunitas. Sekurang-kurangnya ada 6 macam kemiskinan yang ditanggung komunitas, yaitu: 1. Kemiskinan sub-sistensi, yaitu penghasilan rendah, jam kerja
Universitas Sumatera Utara
panjang, perumahan buruk, fasilitas air bersih mahal; 2. Kemiskinan perlindungan, yakni lingkungan buruk sanitasi, sarana pembuangan sampah, polusi, kondisi kerja
buruk, tidak ada jaminan atas hak pemilikan tanah; 3. Kemiskinan pemahaman: kualitas pendidikan formal buruk, terbatasnya akses atas informasi yang
menyebabkan terbatasnya kesadaran atas hak, kemampuan dan potensi untuk mengupayakan perubahan; 4. Kemiskinan partisipasi, yang berarti tidak ada akses
dan kontrol atas proses pengambilan keputusan yang menyangkut nasib diri dan komunitas; 5. Kemiskinan identitas, yaitu terbatasnya perbauran antar kelompok
sosial, terfragmentasi; 6. Kemiskinan kebebasan, yang ditandai dengan tingginya stres, rasa tidak berdaya, tidak aman baik di tingkat pribadi maupun komunitas
Yusuf, 2010. Dalam kaitan pendefinisian kemiskinan yang kompleks ini, BAPPENAS
2005 mendefinisikan kemiskinan secara lebih komprehensif, dengan melihat kemiskinan sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan
perempuan, yang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar masyarakat
tersebut antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan
hidup, rasa aman dari perlakukan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.
Untuk mewujudkan hak-hak dasar masyarakat miskin ini, BAPPENAS menggunakan beberapa pendekatan utama antara lain; pendekatan kebutuhan dasar basic needs
Universitas Sumatera Utara
approach, pendekatan pendapatan income approach, pendekatan kemampuan dasar human capability approach dan pendekatan objective and subjective.
Berdasarkan definisi di atas, indikator utama kemiskinan dapat dilihat dari; 1 kurangnya pangan, sandang dan perumahan yang tidak layak; 2 terbatasnya
kepemilikan tanah dan alat-alat produktif; 3 kurangnya kemampuan membaca dan menulis; 4 kurangnya jaminan dan kesejahteraan hidup; 5 kerentanan dan
keterpurukan dalam bidang sosial dan ekonomi; 6 ketidakberdayaan atau daya tawar yang rendah; dan 7 akses terhadap ilmu pengetahuan yang terbatas Ananta, 2006.
BAPPENAS merumuskan kemiskinan ditandai dengan terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, dilihat dari stok pangan yang terbatas, rendahnya asupan kalori
penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita dan ibu. Sekitar 20 persen penduduk dengan tingkat pendapatan terendah hanya mengkonsumsi 1.571 kkal per
hari. Kekurangan asupan kalori, yaitu kurang dari 2.100 kkal per hari, masih dialami oleh 60 persen penduduk berpenghasilan terendah BPS, 2004.
Dikaitkan dengan status gizi maka dapat dibuat kesimpulan bahwa keluarga miskin adalah keluarga yang asupan kalorinya rendah sehingga cenderung memiliki
status gizi kurang bahkan buruk terutama pada bayi, anak balita dan ibu.
2.7 Posyandu