Petugas kesehatan hanya mengawasi dan membantu upaya yang bukan wewenang kader posyandu. Pada kenyataanya pada setiap pelaksanaan kegiatan
posyandu peran petugas kesehatan dan bidan lebih menonjol Depkes RI, 2006. Ketidakaktifan kader dalam memberikan informasi tentang perubahan jadwal
Posyandu sebenarnya berkaitan dengan anggaran dana. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa kader hanya memperoleh uang jasa sebesar Rp 15.000 sekali
pertemuan setiap pelaksanaan kegiatan posyandu. Uang yang diterima tentunya tidak seimbang dengan besarnya tugas dan tanggung jawab yang dipikul oleh kader
sehingga akan berpengaruh kepada pelaksanaan kegiatan Posyandu. Hal ini sesuai dengan penelitian Sahrul 2006 di Kabupaten Bone yang menunjukkan bahwa
pemberian imbalan atau upah perlu untuk meningkatkan keaktifan kader sebagai wujud kinerja kader dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu. Demikian juga dengan
penelitian Syafei dkk 2008 di Kabupaten Batanghari Yokyakarta menunjukkan bahwa insentif sebagai bentuk motivasi terhadap kinerja kader Posyandu.
5.4 Pengaruh Pemanfaatan Dana BOK Berdasarkan Ketersediaan Dana
terhadap Cakupan Pemantauan Penimbangan Balita KS, Cakupan Partisipasi Masyarakat DS dan Cakupan Hasil Penimbangan ND
Ketersediaan dana di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara
mayoritas baik yaitu sebesar 78,8 sedangkan kurang baik sebesar 21,2. Ketersediaan dana sangat penting dalam dalam menjalankan suatu program, tanpa
adanya ketersediaan dana maka suatu program yang dilaksanakan akan menjadi
Universitas Sumatera Utara
terhambat. Dana yang cukup akan meningkatkan motivasi para kader untuk terus melaksanakan kegiatan pemantauan dan pertumbuhan balita.
Hasil analisis hubungan dengan menggunakan pearson correlation menyatakan terdapat hubungan antara ketersediaan dana dengan cakupan pemantauan
penimbangan balita KS, cakupan partisipasi masyarakat DS dan cakupan hasil penimbangan ND dengan nilai p = 0,0001. Hasil analisis pengaruh dengan
menggunakan uji regresi linear meyatakan ada pengaruh ketersediaan dana terhadap cakupan pemantauan penimbangan balita KS, cakupan partisipasi masyarakat DS
dan cakupan hasil penimbangan ND di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara, Nilai koefisien b= 2,299 berarti bahwa apabila nilai ketersediaan dana
mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya bersifat tetap, maka pemantauan pertumbuhan balita di Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara
akan meningkat sebesar 2,299 poin. Pengaruh realisasi dana BOK terhadap cakupan balita ditimbang berat
badannya DS menunjukkan tanda positif dan berpengaruh signifikan dengan koeisien 2,741. Perubahan berat badan balita dari waktu ke waktu merupakan
petunjuk awal perubahan status gizi balita, anak balita sehat, gizi kurang atau gizi lebih obesitas dapat diketahui dari pertambahan berat badannya tiap bulan.
Kenaikan cakupan DS berarti pemantauan gizi terhadap balita juga meningkat sehingga pencegahan gizi buruk dapat ditangani dan kasus gizi buruk berkurang
Putri, dkk, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat Dana BOK di Kecamatan Bambel yatu dengan pemberian makanan tambahan dan vitamin. Tujuan pemberian makanan tambahan adalah untuk mencapai
pertumbuhan perkembangan yang optimal, menghindari terjadinya kekurangan gizi, mencegah risiko malnutrisi, defisiensi mikronutrien zat besi, zink, kalsium, vitamin
A, Vitamin C dan folat, balita mendapat makanan ekstra yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan energi dengan nutrien, memelihara kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan bila sakit, membantu perkembangan jasmani, psikomotor, mendidik kebiasaan yang baik tentang makanan dan memperkenalkan bermacam-
macam bahan makanan yang sesuai dengan keadaan fisiologis balita sedangkan pemberian suplematasi vitamin A pada bayi usia 6-12 bulan dan anak balta 12-59
bulan sangat bermanfaat untuk mencegah kebutaan dan kekurangan viatamin A. Manfaat ketersediaan dana juga mempermudah penyediaan sarana dan
prasarana seperti alat timbangan dan alat ukur pada balita, transportasi yang diguanakan untuk berkunjung ke rumah balita yang tidak pernah datang ke posyandu
juga dengan memanfatkan dana dari BOK.. kucuran dana yang tersedia sangat memotivasi kader dalam melakukan kegiatan pemantauan prtumbuhan balita apalagi
adanya pemberian intensif kepada para kader pada setiap kegiatan posyandu. Kualitas kerja petugas bisa meningkat apabila tersedia cukup sumber daya.
Tersedianya dana BOK di puskesmas sangat membantu petugas dalam menjalankan program promotif dan preventif yang mana sebelumnya dana operasional puskesmas
sangat terbatas. Jangkauan pelayanan bisa lebih luas karena adanya dana operasional yang mendukung program puskesmas. Dana yang cukup untuk membiayai program
Universitas Sumatera Utara
KIA akan mampu meningkatkan kinerja petugas KIA. Hasil penelitian Hani di Kabupaten Gowa menyatakan bahwa dana BOK terbukti dapat meningkatkan kinerja
puskesmas Beratha, dkk, 2013 Suwatno 2008 menyatakan insentif adalah penghargaan atau imbalan yang
diberikan untuk memotivasi pekerja atau anggota organisasi agar motivasi dan produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu.Pemberian
insentif yang cukup dapat memotivasi kader untuk bekerja dengan lebih baik sehingga para kader bergairah dalam bekerja dalam upaya pencapaian tujuan
puskesmas dengan menawarkan perangsang finansial yaitu pemberian intensif pada kader. Hal yang harus diperhatikan adalah pemberian insentif harus dilaksanakan
tepat pada waktunya, agar dapat mendorong setiap kader untuk bekerja secara lebih baik dari keadaan sebelumnya dan meningkatkan kinerja serta produktivitasnya
5.5 Pengaruh Pemanfaatan Dana BOK Berdasarkan Pemberdayaan