Bakat Kewirausahaan KAJIAN PUSTAKA

33 Renzulli dan kawan-kawan dalam Conny Semiawan dkk. 1984:6- 7 menyimpulkan bahwa yang menentukan keterbakatan seseorang pada hakikatnya adalah keterikatan dari tiga kelompok ciri-ciri, yaitu: a. Kemampuan di atas rata-rata Kemampuan di atas rata-rata tidak berarti bahwa kemampuan itu harus unggul. Yang pokok ialah bahwa kemampuan itu harus cukup diimbangi oleh kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas. b. Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi aptitude seperti kelancaran, keluwesan fleksibilitas, dan keaslian ciri non-aptitude seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman baru. c. Tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas Tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas menunjukkan semangat dan motivasi untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas. Suatu pengikatan dari dalam jadi bukan tanggung jawab yang diterima dari luar. 2. Kewirausahaan Dahulu, kewirausahaan hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang, kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi merupakan disiplin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan. Jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh usahawan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat umum. Menurut Budi Santoso http:www.webpost. netasasmatwebapotret.htm, kata wiraswasta berasal dari Wira yang berarti utama, gagah, berani, luhur, teladan, atau pejuang. Swa berarti sendiri dan Sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta entrepreneur berarti pejuang yang utama, gagah, luhur, berani, dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha dengan landasan berdiri di atas kaki sendiri. Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai, dan prinsip serta sikap, kuat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat, dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa, dan negara http:www.webpost.netasasmatwebapotret.htm. Menurut Drucker dalam Suryana 2003:10, kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kewirausahaan menurut Soeharto Prawiro dalam Suryana 2003:13, yaitu suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan perkembangan usaha. Menurut Zimmerer dalam Suryana 2003:10 kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Pendapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 tersebut senada dengan pendapat Suryana 2003:1 bahwa kewirausahaan diartikan sebagai kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencapai peluang menuju sukses. Proses kreatif dan inovatif biasanya diawali dengan memunculkan ide-ide dan pemikiran baru untuk menciptakan yang baru dan berbeda. Menurut Geoffrey G. Meredith dalam Suryana 2003:13-14, bahwa ciri-ciri utama kewirausahaan dapat dilihat dari watak dan perilakunya, yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil risiko dan suka tantangan, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa depan. 3. Bakat kewirausahaan Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Bakat kewirausahaan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencapai peluang untuk menuju sukses, yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih. Untuk menjadi wirausaha yang sukses, memiliki bakat kewirausahaan saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan mengenai segala aspek usaha yang akan ditekuninya. Pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan kewirausahaan dapat membentuk kepribadian wirausaha. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

F. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Diklat Terhadap Kecerdasan Emosional Berwirausaha Ditinjau dari Kultur Keluarga. Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam bentuk sekolah. Pelaksanaan pembelajarandiklat adalah proses kegiatan belajar peserta diklat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, untuk mencapai penguasaan kompetensi. Pelaksanaan pembelajarandiklat yang baik akan meningkatkan kecerdasan emosional berwirausaha siswa. Hal ini disebabkan para siswa berinteraksi baik dengan teman maupun pekerja sehingga mereka berusaha untuk mengerti dan mengendalikan emosi. Derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha siswa diduga kuat berbeda pada kultur keluarga yang berbeda. Kultur keluarga adalah kebiasaan-kebiasaan keluarga akan menjadi pola pikir tersendiri yang digunakan sebagai dasar seseorang bertindak dan mengambil keputusan. Peserta didik berasal dari anggota berbagai lingkungan keluarga dan masyarakat yang memiliki budaya dan kondisi sosial yang berbeda. Pada kultur keluarga yang bercirikan jarak kekuasaan power distance kecil Hofstede, 1994:32 nampak pada berani mengatakan yang benar, menghormati secara formal dan mengakui perbedaan, dan tidak tergantung pada orang tua. Kultur keluarga dengan power distance kecil mempunyai derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan 37 terhadap kecerdasan emosional berwirausaha lebih tinggi dibandingkan power distance besar. Power distance kecil menyebabkan anak menjadi mandiri sehingga ia mampu mengembangkan diri dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Jarak kekuasaan power distance besar Hofstede, 1994:32 nampak pada otoritas orang tua berpengaruh terus menerus sepanjang hidup, ketaatan kepada norma keluarga, dan bergantung pada orang lain, maka anak kurang mampu mengembangkan diri dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sehingga kecerdasan emosional berwirausahanya rendah. Power distance besar menyebabkan anak terkekang karena pengaruh orang tua yang otoriter. Kultur keluarga yang bercirikan individualism Hofstede, 1994:58 nampak pada demokratis dalam keluarga, mampu mengelola keuangan, tidak diwajibkan mengikuti perayaanpesta yang diadakan keluarga, dan merasa bersalah jika melanggar peraturan. Kultur keluarga yang individualism mempunyai derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha lebih tinggi dibandingkan collectivism. Individualism menyebabkan adanya sikap demokrasi dalam keluarga sehingga anak mampu mengaplikasikannya dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Collectivism Hofstede, 1994:58 nampak pada kesetiaan dalam kelompok, perayaanpesta yang diadakan keluarga tidak boleh dilupakan, merasa malu jika melanggar peraturan, dan keluarga menjadi tempat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 bersatunya anggota keluarga, maka siswa kurang mampu mengembangkan diri dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan, sehingga kecerdasan emosional berwirausaha akan rendah. Collectivism menyebabkan anak tidak mau membuka diri dengan kelompok lain. Kultur keluarga yang bercirikan masculinity Hofstede, 1994:87 nampak pada relasi orang tua dan anak ada jarak, perbedaan peran orang tua, dan suka tantangan. Kultur keluarga yang masculinity mempunyai derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha lebih tinggi dibandingkan femininity. Masculinity menyebabkan anak lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Femininity Hofstede, 1994:87 nampak pada peran wanita yang lebih rendah dari pria dan belajar bersama menjadi rendah hati, maka anak kurang mampu mengembangkan diri dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan sehingga kecerdasan emosional berwirausahanya rendah. Femininity menyebabkan anak kurang terbuka dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Kultur keluarga yang bercirikan uncertainty avoidance lemah Hofstede, 1994:118 nampak pada kemampuan bertoleransi terhadap situasi yang tidak pasti, dan memiliki aturan. Kultur keluarga yang uncertainty avoidance lemah mempunyai derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha lebih tinggi dibandingkan uncertainty avoidance kuat. Uncertainty PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengaruh pelaksanaan diklat terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survey pada siswa-siswa kelas 2 pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kotamadya Yogyakarta, Propinsi DIY.

0 2 187

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survey siswa-siswi SMP negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo.

0 1 294

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei Siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Bantul, Propinsi DIY.

0 0 235

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Sleman, Propinsi DIY.

0 1 234

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Sleman, Propinsi DIY -

0 0 232

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei Siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Bantul, Propinsi DIY -

0 0 233

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survey siswa-siswi SMP negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo - USD Repository

0 0 292

Pengaruh pelaksanaan diklat terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survey pada siswa-siswa kelas 2 pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kotamadya Yogyakarta, Propinsi DIY -

0 0 185

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi kelas tiga SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Kulon Progo, ... -

0 0 244