Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
kemampuan mengenali, mengekspresikan, dan mengendalikan emosi dalam menerapkan kreatifitas dan inovasi baik bagi dirinya sendiri maupun orang
lain. Dalam mengembangkan kecerdasan emosional berwirausaha siswa dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan di sekolah maupun di
dunia usaha. Hal tersebut didukung adanya mata pelajaran kewirausahaan yang mempunyai tujuan, yaitu siswa memiliki jiwa, sikap, dan perilaku
wirausaha dalam bekerja, serta mampu dan berani berwiraswasta di bidangnya Kurikulum SMK, 2004:6.
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di sekolah maupun di dunia usaha dimaksudkan untuk mengembangkan potensi akademis dan kepribadian
siswa, menguasai kompetensi terstandar, dan menginternalisasi sikap serta nilai profesional sebagai tenaga kerja yang berkualitas Kurikulum SMK,
2004:16. Apabila setelah lulus siswa SMK berkeinginan untuk membuka usaha sendiri, mereka harus melaksanakan pendidikan dan pelatihan di
sekolah maupun di dunia usaha dengan sungguh-sungguh agar kelak menjadi wirausahawan yang sukses.
Kultur keluarga, kultur sekolah, dan bakat kewirausahaan siswa yang berbeda diduga kuat menyebabkan derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan terhadap tingkat kecerdasan emosional berwirausaha siswa berbeda. Pada kultur keluarga Hofstede, 1994:32,58,87,118 yang bercirikan
power distance kecil, individualism, masculinity, dan uncertainty avoidance lemah, maka diduga kuat derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan terhadap tingkat kecerdasan emosional berwirausaha siswa akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
lebih tinggi. Hal tersebut akan nampak dari sikap berani mengatakan yang benar, tidak tergantung pada orang tua, demokratis dalam keluarga, mampu
mengelola keuangan, suka tantangan, dan mampu bertoleransi terhadap situasi yang tidak pasti. Pada kultur keluarga Hofstede, 1994:32,58,87,118 yang
bercirikan power distance besar, collectivism, femininity, dan uncertainty avoidance kuat, maka diduga kuat derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan terhadap tingkat kecerdasan emosional berwirausaha siswa akan lebih rendah. Hal tersebut akan nampak dari otoritas orang tua berpengaruh
terus menerus sepanjang hidup, ketaatan kepada norma keluarga, kesetiaan pada kelompok, merasa malu jika melanggar peraturan, peran wanita yang
lebih rendah dari pria, kurang mampu menghadapi situasi yang tidak pasti, dan rendahnya inisiatif.
Pada kultur sekolah Hofstede, 1994:34,62,90,119 yang bercirikan power distance kecil, individualism, masculinity, dan uncertainty avoidance
lemah, maka diduga kuat derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat kecerdasan emosional berwirausaha siswa akan
lebih tinggi. Hal tersebut akan nampak dari perlakuan guru terhadap siswa sama, proses pembelajaran terpusat pada siswa, kebebasan mengungkapkan
pendapat, sikap positif dalam mengerjakan tugas, suka kompetisi, dan kejelasan guru dalam menerangkan. Pada kultur sekolah Hofstede,
1994:34,62,90,119 yang bercirikan power distance besar, collectivism, femininity, dan uncertainty avoidance kuat, maka diduga kuat derajat
pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat kecerdasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
emosional berwirausaha siswa akan lebih rendah. Hal tersebut akan nampak dari adanya komunikasi satu arah di kelas, kurang berani mengembangkan
kemampuan dan bakat, kurang berani dalam mengungkapkan pendapat, tergantung pada orang lain, lebih mengutamakan kinerja kelompok, siswa
menganggap guru selalu benar, dan menolak kekurangan guru. Selain kultur keluarga dan kultur sekolah, pada siswa yang berbakat
juga diduga kuat derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat kecerdasan emosional berwirausaha siswa akan lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang tidak berbakat. Hal ini tampak dari ciri kreatif, berani menanggung resiko, inovatif, mampu bekerjasama dalam
kelompok, percaya diri, mampu mengatur kehidupannya sendiri, mampu menyesuaikan diri, knowledgeable, versatile, more carrier oriented and
prepared, mampu menganalisis alternatif keputusan, keterbukaan terhadap kritik ataupun masukan, mementingkan hasil pekerjaan, desire for growth,
desire for profits, mampu bertahan dalam tekanan, dan mampu mengendalikan aktivitas Suryana, 2003:31.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi apakah ada perbedaan derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap
kecerdasan emosional berwirausaha pada kultur keluarga, kultur sekolah, dan bakat kewirausahaan yang berbeda. Penelitian ini selanjutnya akan dituangkan
dalam judul “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Diklat Terhadap Kecerdasan Emosional Berwirausaha Ditinjau dari Kultur
Keluarga, Kultur Sekolah, dan Bakat Kewirausahaan ”. Penelitian ini
6
merupakan survei terhadap siswa-siswa kelas 3 SMK Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.