Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

38 bersatunya anggota keluarga, maka siswa kurang mampu mengembangkan diri dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan, sehingga kecerdasan emosional berwirausaha akan rendah. Collectivism menyebabkan anak tidak mau membuka diri dengan kelompok lain. Kultur keluarga yang bercirikan masculinity Hofstede, 1994:87 nampak pada relasi orang tua dan anak ada jarak, perbedaan peran orang tua, dan suka tantangan. Kultur keluarga yang masculinity mempunyai derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha lebih tinggi dibandingkan femininity. Masculinity menyebabkan anak lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Femininity Hofstede, 1994:87 nampak pada peran wanita yang lebih rendah dari pria dan belajar bersama menjadi rendah hati, maka anak kurang mampu mengembangkan diri dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan sehingga kecerdasan emosional berwirausahanya rendah. Femininity menyebabkan anak kurang terbuka dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Kultur keluarga yang bercirikan uncertainty avoidance lemah Hofstede, 1994:118 nampak pada kemampuan bertoleransi terhadap situasi yang tidak pasti, dan memiliki aturan. Kultur keluarga yang uncertainty avoidance lemah mempunyai derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha lebih tinggi dibandingkan uncertainty avoidance kuat. Uncertainty PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 avoidance lemah menyebabkan anak mempunyai inisiatif saat menghadapi kesulitan dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Uncertainty avoidance kuat Hofstede, 1994:118 nampak pada keluarga menjadi tempat belajar dan kurang mampu menghadapi situasi yang tidak pasti, maka anak kurang mampu mengembangkan diri dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sehingga kecerdasan emosional berwirausahanya rendah. Uncertainty avoidance kuat menyebabkan anak menjadi pesimis dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. 2. Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Diklat Terhadap Kecerdasan Emosional Berwirausaha Ditinjau dari Kultur Sekolah. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif dan dapat langsung bekerja di bidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan di sekolah maupun di dunia kerjaindustri. Pelaksanaan pembelajarandiklat adalah proses kegiatan belajar peserta diklat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, untuk mencapai penguasaan kompetensi. Proses pembelajaran di sekolah dan di dunia kerjaindustri bertujuan untuk mengembangkan potensi akademis, ketrampilan, dan kepribadian siswa. Pelaksanaan pembelajarandiklat yang baik akan meningkatkan kecerdasan emosional berwirausaha siswa. Hal ini disebabkan para siswa berinteraksi baik dengan teman maupun pekerja sehingga mereka berusaha untuk mengerti dan mengendalikan emosi. 40 Derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha siswa diduga kuat berbeda pada kultur sekolah yang berbeda. Kultur sekolah merupakan faktor esensial dalam membentuk siswa menjadi manusia yang optimis, berani tampil, berperilaku kooperatif, kecakapan personal, dan akademik. Kultur sekolah akan terwujud jika semua komponen ikut andil di dalamnya, karena hubungan kekerabatan individu merupakan kunci sebuah sistem. Pada kultur sekolah yang bercirikan jarak kekuasaan power distance kecil Hofstede, 1994:34 nampak pada perlakuan guru terhadap siswa samatidak pilih kasih, proses pembelajaran terpusat pada siswa, dan kesempatan bertanya. Kultur sekolah dengan power distance kecil mempunyai derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha lebih tinggi dibandingkan dengan jarak kekuasaan power distance besar. Power distance kecil menyebabkan siswa bebas dalam mengemukakan pendapat. Jarak kekuasaan power distance besar Hofstede, 1994:34 nampak pada komunikasi satu arah di kelas, kurang berani mengembangkan kemampuan dan bakat, dan adanya hukuman fisik jika melanggar peraturan, maka siswa dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan kurang baik sehingga kecerdasan emosional berwirausahanya rendah. Power distance besar menyebabkan proses pembelajaran didominasi oleh guru. 41 Pada kultur sekolah yang bercirikan individualism Hofstede, 1994:62 nampak pada kebebasan mengungkapkan pendapat, penyelesaian tugas dari guru, tingkat penerimaan diri oleh orang lain, dan sikap positif dalam mengerjakan tugas. Kultur sekolah yang individualism mempunyai derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha lebih tinggi dibandingkan collectivism. Individualism menyebabkan siswa mandiri dan mempunyai tujuan berprestasi dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Collectivism Hofstede, 1994:62 nampak pada kurang berani dalam mengungkapkan pendapat dan tergantung pada orang lain, maka siswa dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan kurang baik sehingga kecerdasan emosional berwirausahanya rendah. Collectivism menyebabkan kurangnya kemampuan siswa beradaptasi saat melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Pada kultur sekolah yang bercirikan masculinity Hofstede, 1994:90 nampak pada suka berkompetisi dan berorientasi pada prestasi. Kultur sekolah yang masculinity mempunyai derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha lebih tinggi dibanding femininity. Masculinity menyebabkan adanya keinginan untuk maju. Femininity Hofstede, 1994:90 nampak pada lebih mengutamakan kinerja kelompok dan kurang berani mengambil resiko, maka siswa dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan akan kurang baik, sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 kecerdasan emosional berwirausaha rendah. Femininity menyebabkan terbatasnya lingkup pergaulan siswa. Pada kultur sekolah yang bercirikan uncertainty avoidance lemah Hofstede, 1994:119 nampak pada kejelasan guru dalam menerangkan materi pelajaran dan kedekatan hubungan antara guru, siswa, dan orang tua. Kultur sekolah yang uncertainty avoidance lemah mempunyai derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha lebih tinggi dibandingkan uncertainty avoidance kuat. Uncertainty avoidance lemah menyebabkan siswa mau menerima kekurangan guru dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Uncertainty avoidance kuat Hofstede, 1994:119 nampak pada siswa menganggap guru selalu benar dan menolak kekurangan guru, maka siswa dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan kurang baik sehingga kecerdasan emosional berwirausaha rendah. Uncertainty avoidance kuat menyebabkan siswa menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada guru. 3. Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Diklat Terhadap Kecerdasaan Emosional Berwirausaha Ditinjau dari Bakat Kewirausahaan. Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Pendidikan itu bisa dilakukan di sekolah maupun di dunia kerjaindustri. Pelaksanaan pembelajarandiklat adalah proses kegiatan belajar peserta diklat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, untuk mencapai penguasaan kompetensi. Proses pembelajaran di sekolah dan di dunia usaha bertujuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 untuk mengembangkan potensi akademis, ketrampilan, dan kepribadian siswa. Pelaksanaan pembelajarandiklat yang baik akan meningkatkan kecerdasan emosional berwirausaha siswa. Hal ini disebabkan para siswa berinteraksi baik dengan teman maupun pekerja sehingga mereka berusaha untuk mengerti dan mengendalikan emosi. Derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha siswa diduga kuat berbeda pada bakat kewirausahaan yang berbeda. Bakat kewirausahaan adalah kemampuan untuk kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencapai peluang menuju sukses, yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih. Apabila ingin menjadi wirausaha yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan mengenai segala aspek usaha yang akan ditekuninya. Pada siswa yang berbakat derajat pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha akan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak berbakat. Hal ini tampak dari ciri kreatif, berani menanggung risiko, inovatif, mampu bekerjasama dalam kelompok, percaya diri, mampu mengatur kehidupannya sendiri, mudah menyesuaikan diri, knowledgeable, versatile, more carrier oriented and prepared, memiliki kemampuan manajerial yang baik, good characteristics, managerial style, desire for growth, desire for profits, restleness, dan pengendali aktivitas yang baik 44 Suryana, 2003:31. Ciri-ciri tersebut mendukung siswa dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan dengan baik.

G. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan dalam kerangka berpikir, maka dapatlah dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1: Ada pengaruh positif pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga. H2: Ada pengaruh positif pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur sekolah. H3: Ada pengaruh positif pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari bakat kewirausahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah explanatory research explanatory survey. Explanatory research adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa untuk data yang sama Masri Singarimbun, 1995:5. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan kejelasan atas pengaruh variabel pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah, dan bakat kewirausahaan. Penelitian dilaksanakan dengan metode survei, yakni dengan mengadakan penyelidikan terhadap siswa-siswa kelas 3 SMK Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memperoleh fakta- faktaketerangan secara faktual.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian dilakukan di 6 SMK Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMK tersebut adalah SMK Muhammadiyah 1 Lendah, SMK Negeri 2 Pengasih, SMK Ma’arif 1 Wates, SMK Muhammadiyah 2 Wates, SMK Ma’arif 1 Nanggulan, dan SMK Taman Siswa Nanggulan. 46 2. Waktu Waktu penelitian dilakukan dari tanggal 20 November 2006 sampai dengan tanggal 20 Desember 2006.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SMK Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pelaksanaan pendidikan dan pelatihan diklat, kecerdasan emosional berwirausaha, kultur keluarga, kultur sekolah, dan bakat kewirausahaan.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Populasi adalah suatu keseluruhan subyek penelitian Suharsimi Arikunto, 2002:108. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 3 SMK Jurusan Teknik Mekanik Otomotif di Kabupaten Kulon Progo Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 643 siswa. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Suharsimi Arikunto, 2002:109. Dalam penelitian ini yang menjadi

Dokumen yang terkait

Pengaruh pelaksanaan diklat terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survey pada siswa-siswa kelas 2 pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kotamadya Yogyakarta, Propinsi DIY.

0 2 187

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survey siswa-siswi SMP negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo.

0 1 294

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei Siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Bantul, Propinsi DIY.

0 0 235

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Sleman, Propinsi DIY.

0 1 234

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Sleman, Propinsi DIY -

0 0 232

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei Siswa-siswi pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Bantul, Propinsi DIY -

0 0 233

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survey siswa-siswi SMP negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo - USD Repository

0 0 292

Pengaruh pelaksanaan diklat terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survey pada siswa-siswa kelas 2 pada 6 SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kotamadya Yogyakarta, Propinsi DIY -

0 0 185

Pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap kecerdasan emosional berwirausaha ditinjau dari kultur keluarga, kultur sekolah dan bakat kewirausahaan : survei siswa-siswi kelas tiga SMK jurusan Teknik Mekanik Otomotif Kabupaten Kulon Progo, ... -

0 0 244