Spektrofotometri UV PENELAAHAN PUSTAKA

15 digunakan untuk evaluasi stabilitas asam askorbat dalam sediaan farmasetis dan kosmetik Mitic dkk., 2011.

D. Spektrofotometri UV

Instrumentasi yang digunakan untuk mempelajari serapan atau emisi radiasi elektromagnetik sebagai fungsi panjang gelombang disebut spektrometer atau spektrofotometer. Spektrofotometri merupakan teknik analisis spektroskopik yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dengan memakai instrumen spektrofotometer Mulja dan Suharman, 1995. Radiasi elektromagnetik dapat dianggap sebagai energi yang merambat dalam bentuk gelombang. Jika suatu molekul dikenai suatu radiasi elektromagnetik pada frekuensi yang sesuai sehingga energi molekul tersebut meningkat ke level yang lebih tinggi maka akan terjadi peristiwa penyerapan energi oleh molekul. Energi yang berpindah dari suatu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi disebut dengan transisi. Keadaan energi yang lebih rendah disebut keadaan dasarground state, setelah mengalami transisi energi molekuler ini akan meningkat dan berada pada keadaan tereksitasiexcited state Gandjar dan Rohman, 2007. Molekul-molekul yang memerlukan energi lebih banyak untuk mengeksitasikan elektron akan menyerap panjang gelombang yang lebih pendek, sedangkan untuk molekul-molekul yang memerlukan energi lebih sedikit untuk mengeksitasikan elektron akan menyerap panjang gelombang yang lebih panjang Fessenden and Fessenden, 1997. 16 Gambar 4. Skema eksitasi elektron Gandjar dan Rohman, 2007 Absorbsi sinar UV dan sinar tampak pada umumnya dihasilkan oleh eksitasi elektron-elektron ikatan, akibatnya panjang gelombang pita yang mengabsorbsi dapat dihubungkan dengan ikatan yang mungkin ada dalam suatu molekul Gandjar dan Rohman, 2007. Elektron yang terlibat pada penyerapan radiasi ultraviolet ini ada tiga yaitu elektron sigma σ, elektron phi π, dan elektron bukan ikatan n. Elektron σ adalah elektron yang terlibat dalam pembentukkan ikatan tunggalsingle bond . Ikatan rangkap melibatkan elektron σ dan satu ikatan lagi dari elektron π akibat dari adanya tumpang tindih pada orbital atom p. Selain elektron-elektron yang membentuk ikatan, terdapat eletron yang tidak membentuk ikatannon bonding electron dengan simbol n Skoog, 1985. Elektron-elektron yang tereksitasi disebut antibonding electron dengan simbol π dan σ. Terdapat empat jenis transisi, dua diantaranya yang paling banyak dijumpai adalah n→π dan π→π. Kedua transisi ini merupaka transisi yang paling cocok untuk analisis sebab sesuai dengan panjang gelombang antara 200- 700 nm dan secara teknis panjang gelombang ini dapat diaplikasikan pada spektrofotometer. 17 G ambar 5 . Contoh transisi π →π pada keton Christian, 2004. Senyawa yang secara spesifik bertanggung jawab atas absorpsi disebut kromofor dan biasanya merupakan sistem terkonjugasi. Senyawa yang tidak menghasilkan serapan tetapi mempengaruhi spektra serapan ketika terikat pada kromofor disebut auksokrom Moffat dkk., 2011. Contoh auksokrom adalah gugus hidroksil, gugus amino, dan halogen. Ikatan terkonjugasi adalah keadaan dimana ikatan rangkap terpisahkan oleh satu ikatan tunggal atau berselang-seling antara ikatan rangkap dan ikatan tunggal Christian, 2004. Adanya ikatan terkonjugasi dalam senyawa akan mempengaruhi panjang gelombang maksimalnya. Semakin panjang ikatan terkonjugasinya, maka akan semakin besar panjang gelombang maksimalnya Gandjar dan Rohman, 2007. Radiasi cahaya yang masuk melalui monokromator akan melewati sampel dan terjadi penyerapan sejumlah radiasi, sehingga radiasi yang keluar dan ditangkap oleh detektor akan lebih kecil dari radiasi yang masuk. Banyaknya jumlah radiasi yang berkurang berbanding lurus dengan konsentrasi analit dalam sampel. Jumlah radiasi yang diserap oleh molekul-molekul disebut serapan Harvey, 2000. Menurut Skoog, West, dan Holler 1994, serapan A berbanding lurus dengan konsentrasi analit c dan tebal kuvet b, dan dipengaruhi konstanta absorptivitas a yang dinyatakan dalam persamaan Lambert-Beer: 18 A = a b c 1 Ketika b dinyatakan dalam cm dan c dinyatakan dalam molL maka a disebut juga absorptivitas molar ɛ sehingga persamaannya menjadi: A = ɛ b c 2 Keterangan : A = serapan ɛ = absorptivitas molar M -1 cm -1 b = tebal kuvet cm c = konsentrasi molekul dalam senyawa analit M Harris, 1995. Jika konsentrasi molekul zat analit dinyatakan dalam satuan persen beratvolume g100 mL, maka absorptivitas a dapat ditulis dengan . Hubungan antara dengan absorptivitas molar ɛ dapat dilihat pada persamaan 3. 3 Keterangan : ɛ = absorptivitas molar M -1 cm -1 = absorptivitas molekul dalam satuan konsentrasi g100mL BM = bobot molekul gmol Gandjar dan Rohman, 2007. Nilai memberikan manfaat untuk mengetahui berapa besar konsentrasi senyawa asam askorbat yang harus dipersiapkan sehingga diperoleh serapan pada kisaran 0,2-0,8. Selain itu, manfaat dari informasi nilai adalah terkait dengan sensitivitas senyawa untuk diukur dengan spektrofotometer UV. Semakin besar nilai suatu senyawa maka semakin sensitif senyawa tersebut untuk dideteksi dan diukur dengan spektrofotometer UV. Nilai asam askorbat adalah 556a pada pelarut asam dan deteksi pada λ 243 nm Moffat dkk., 19 2011. Absorptivitas molar yang dapat terbaca pada panjang gelombang 200-700 nm dengan transisi π→π menggunakan spektrofotometer UV berkisar antara 1.000-100.000 Christian, 2004.

E. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Asam Salisilat Dalam Sediaan Bedak Salicyl Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

76 458 36

Optimasi komposisi dan kecepatan alir fase gerak metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik untuk penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat pemutih kulit merk ``X``.

0 10 99

Validasi metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik untuk penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat pemutih kulit merek "X".

1 1 114

Validasi metode kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam ekstrak tembakau pada rokok ``Merek X``.

0 3 131

Penetapan kadar aspartam dalam minuman serbuk beraoma merek ``X`` secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 83

Validasi metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair obat herbal terstandar merk Kiranti secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 118

VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM SEDIAAN KAPSUL LUNAK OBAT HERBAL TERSTANDAR MEREK RHEUMAKUR

1 1 111

Penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair obat herbal terstandar merk Kiranti secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 117

Penetapan kadar guaifenesin yang tercampur dengan salbutamol sulfat dalam sediaan sirup merek ``x`` menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 1 130

Validasi metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik untuk penetapan kadar salbutamol sulfat dan guaifenesin dalam sediaan sirup merek ``x`` - USD Repository

0 0 138