40
pengganggu. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan metode yang selektivitasnya baik sehingga dapat melihat pemisahan asam askorbat dengan senyawa-senyawa
pengganggu.
A. Fase Gerak
Fase gerak yang digunakan dalam penelitian ini adalah fase gerak yang diperoleh dari hasil optimasi oleh Jeversoon 2016 yaitu metanol : 0,01 M bufer
fosfat pH 3,0 40 : 60. Menurut Snyder dkk. 2010, waktu retensi yang baik adalah kurang dari 10 menit dan tailing factor yang baik adalah 2. Komposisi
hasil optimasi tersebut menghasilkan waktu retensi 2,725 menit dan tailing factor yang didapat sebesar 1,413
Pada penelitian ini digunakan pH 3 dengan pertimbangan stabilitas larutan asam askorbat dalam sistem KCKT yang digunakan. Pada pH rendah,
produk degradasi utama asam askorbat yaitu dehydroascorbic acid dapat ditekan pembentukkannya. Asam askorbat sangat tidak stabil karena gugus hidroksi yang
terletak pada posisi alfa dan beta terhadap atom C karbonil sangat mudah terionisasi pada pH yang semakin tinggi, maka dilakukan kontrol pada pH fase
gerak untuk membantu melindungi senyawa ini dari degradasi dalam aqueous system dengan catatan tidak terdapat ion logam dalam pelarut yang digunakan.
Degradasi asam askorbat akan meningkat dengan adanya ion logam transisi seperti Cu
2+
dan Fe
3+
. Menurut Khan dan Sarwar 2001, ion Cu
2+
, Fe
3+
, Cr
6+
, Mn
2+
dan V
5+
mampu meningkatkan kecepatan reaksi degradasi asam askorbat pada suhu ruang 25°C.
41
Untuk mencegah pengaruh ion logam dalam penelitian ini tidak digunakan agen pengkelat untuk menghilangkan ion logam melainkan
menggunakan akua demineralisata akua DM. Akua demineralisata merupakan jenis pelarut yang jumlah kandungan mineralnya terkontrol Falah, Gunawan, dan
Haris, 2009. Ion logam merupakan salah satu mineral yang terdapat dalam air. Parameter yang digunakan untuk melihat jumlah mineral dalam air adalah
konduktivitas elektrik. Konduktivitas elektrik merupakan ukuran kemampuan air dalam menghantarkan arus listrik melalui ion-ion yang terdapat dalam air tersebut
USP-38, NF-33. Dengan mengetahui konduktivitas elektrik akan diperoleh gambaranperkiraan jumlah ion-ion yang terlarut dalam air. Dalam proses
pembuatan air bebas mineral, air baku dialirkan melewati resin penukar ion yang terdiri dari resin penukar kation, resin penukar anion, dan mixbead resin. Resin
penukar ion berfungsi untuk mengambil pengotor dalam air dengan cara pertukaran ion yang bermuatan sama antara air dengan resin penukar ionnya.
Resin penukar kation akan mengambil pengotor kation dari air dan menukarnya dengan ion H+ sedangkan resin penukar anion akan mengambil pengotor anion
dari air dan menukarnya dengan ion OH-. Selanjutnya sisa-sisa pengotor dalam air akan dipertukarkan dengan ion yang sesuai pada mixed bed resin Lestari dan
Utomo, 2007. Batas konduktivitas elektrik yang dipersyaratkan berbeda-beda
tergantung pada bidang aplikasinya. Sebagai contoh syarat konduktivitas air pada industri dengan metal dan textile finishing adalah 10 µScm Harland, 1994.
Sampel injeksi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pelarut water PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
for injection y ang memiliki batas konduktivitas ≤ 2,1 µScm USP-38, NF-33.
Mengacu pada batas konduktivitas elektrik dari water for injection sebagai pelarut dalam sampel, akua demineralisata yang digunakan dalam penelitian ini
seharusnya juga memiliki konduktivitas sesuai batas tersebut, tetapi pada penelitian ini akua DM yang digunakan tidak memiliki data konduktivitas dari
pemasok yang bersangkutan.
B. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum