Pigmentasi Injeksi PENELAAHAN PUSTAKA

8

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Pigmentasi

Masyarakat khususnya perempuan, selalu menginginkan kulit yang berkesan transparan, menjadi putih bercahaya tanpa jerawat, bintik-bintik coklat tua, dan kusam Mander and Liu, 2010. Produk pemutih kulit bertujuan untuk mencerahkan warna kulit atau sebagai pengobatan terhadap kelainan pigmentasi seperti bercak coklat pada wajahfreckles, melasma, pregnancy marks, dan age spots Thongchai dkk., 2007. Enzim tirosinase pada kulit secara biokimiawi mengubah asam amino tirosin menjadi melanin. Hiperpigmentasi terjadi saat terlalu banyak melanin yang diproduksi dan terdeposit pada kulit Thongchai dkk., 2007. Tirosin yang teroksidasi menjadi dihidroksi fenilalanin DOPA, teroksidasi lebih lanjut menjadi DOPA-kuinon oleh adanya biokatalis enzim tirosinase dan paparan sinar UV yang seterusnya mendorong pembentukkan suatu pigmen berwarna cokelat sampai hitam yaitu melanin Hardiyanto dan Soedirman, 1981. Adanya inhibitor tirosinase akan menghambat reaksi pencokelatan atau hiperpigmentasi. Sebagai contoh senyawa yang bersifat inhibitor tirosinase antara lain adalah: asam askorbat, arbutin, cojic acid, merkuri, dan hidrokuinon Supriyanti, 2009.

B. Injeksi

Injeksi merupakan sediaan yang ditujukan untuk pemberian parenteral, dapat direkonstitusi atau diencerkan dahulu sebelum digunakan. Berdasarkan 9 ukurannya injeksi dibagi menjadi dua yaitu larutan intravena volume besar dan injeksi volume kecil. Larutan intravena volume besar adalah injeksi dosis tunggal untuk intravena dan dikemas dalam wadah bertanda volume lebih dari 100 mL. Injeksi volume kecil adalah injeksi yang dikemas dalam wadah bertanda volume 100 mL atau kurang Suplemen I Farmakope Indonesia V, 2015. Gambar 1. Ampul sebelum diisi dan disegel Allen, Popovich, and Ansel, 2011 Wadah dosis tunggal dapat berupa ampul atau vial dosis tunggal. Ampul Gambar 1 disegel dengan mengelas kontainer pada kondisi aseptik dan didesain memiliki bentuk leher sedemikian rupa sehingga mudah dipisahkan dari bagian badan tanpa menghancurkan bahan gelasnya Allen dkk., 2011.

C. Asam Askorbat

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Asam Salisilat Dalam Sediaan Bedak Salicyl Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

76 458 36

Optimasi komposisi dan kecepatan alir fase gerak metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik untuk penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat pemutih kulit merk ``X``.

0 10 99

Validasi metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik untuk penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat pemutih kulit merek "X".

1 1 114

Validasi metode kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam ekstrak tembakau pada rokok ``Merek X``.

0 3 131

Penetapan kadar aspartam dalam minuman serbuk beraoma merek ``X`` secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 83

Validasi metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair obat herbal terstandar merk Kiranti secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 118

VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM SEDIAAN KAPSUL LUNAK OBAT HERBAL TERSTANDAR MEREK RHEUMAKUR

1 1 111

Penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair obat herbal terstandar merk Kiranti secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 117

Penetapan kadar guaifenesin yang tercampur dengan salbutamol sulfat dalam sediaan sirup merek ``x`` menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 1 130

Validasi metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik untuk penetapan kadar salbutamol sulfat dan guaifenesin dalam sediaan sirup merek ``x`` - USD Repository

0 0 138