20
2005. Selektivitas adalah kemampuan sistem kromatografi untuk memisahkan analit sebagai hasil perbandingan faktor retensi dari dua analit. Peningkatan
selektivitas menjadi fokus utama karena jika selektivitas mempunyai nilai sama dengan 1 maka puncak dari analit yang diinginkan tidak akan terpisah dari
komponen lainnya. Selektivitas sangat terpengaruh oleh sifat alami analit terhadap fase diam Kazakevich and LoBrutto, 2007. Salah satu yang menjadi
tolok ukur efisiensi kolom adalah jumlah lempeng N yang didasarkan pada konsep lempeng teoritis. Efisiensi kolom akan berpengaruh pada waktu retensi
analit. Semakin tinggi jumlah lempeng teoritis maka semakin baik pula efisiensi kolom. Nilai Height Equivalent Theoritical Plate HETP merupakan tolok ukur
efisiensi kolom, dimana HETP dapat dihitung melalui persamaan berikut: 3
Keterangan : L = panjang kolom N = jumlah lempeng
Snyder dkk., 2010.
1. Instrumentasi KCKT
Pada Gambar 6 dapat dilihat skema alat KCKT dengan komponen- komponen utamanya. Fase gerak dialirkan dari wadah fase gerakreservoirs
ke dalam pompa yang mengontrol laju alir dan tekanan yang dihasilkan fase gerak dalam kolom. Sebuah injektor atau autosampler berfungsi untuk
memasukkan sampel ke dalam kolom tanpa menghentikan aliran fase gerak. Proses pemisahan berlangsung di kolom kemudian sistem data memantau
hasil deteksi oleh detektor dan menyediakan proses data dalam bentuk grafik dan tabel Snyder dkk., 2010.
21
Gambar 6. Skema alat KCKT Ahuja and Dong, 2005.
a. Reservoir
Sebagian besar wadah fase gerak terbuat dari bahan gelas. Bahan wadah fase gerak harus inert dan juga dijaga kebersihannya. Semacam
pelindung dibutuhkan wadah fase gerak untuk menghindari adanya debu yang masuk ke dalam wadah dan meminimalkan penguapan dari fase
gerak, tetapi tidak boleh ditutup terlalu rapat karena hal tersebut akan menimbulkan keadaan vakum saat fase gerak di pompa keluar dari wadah
Snyder dkk., 2010. b.
Pompa Tujuan penggunaan pompa adalah menjamin proses penghantaran
fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan Gandjar dan Rohman, 2007. Sebagian besar sistem KCKT
untuk analisis secara rutin didesain untuk dapat bekerja sampai tekanan 6000 psi, tetapi kebanyakan sistem berada pada 2000 sampai 3000 psi.
Saat sistem KCKT digunakan pada tekanan tinggi 3000 psi perlu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
diperhatikan adanya kemungkinan mengalami kebocoran Snyder dkk., 2010.
c. Penyuntikan Sampel
Sampel disuntikkan secara langsung ke dalam fase gerak yang mengalir di bawah tekanan menuju kolom menggunakan alat penyuntik
dilengkapi dengan sample loop internal atau eksternal. Presisi penyuntikan dengan dengan sample loop dapat mencapai nilai RSD 0,1. Penyuntik ini
dapat digunakan sebagai autosampler pada KCKT Gandjar dan Rohman, 2007. Sampel dapat disuntikkan secara manual menggunakan syringe,
tetapi seiring berkembangnya teknologi metode itu ditinggalkan dan digantikan dengan injektor otomatis atau disebut autosampler. Alasan
penggunaan autosampler selain alasan kepraktisan juga tingkat presisi yang lebih tinggi yang tidak dapat dicapai oleh injeksi manual Christian,
2004. d.
Kolom Kolom pada KCKT berbentuk tabung silinder berisi fase diam
yang terikat pada partikel silika. Fase diam yang biasa digunakan antara lain C
18
oktadesilsilan, C
8
oktilsilan, dan C
4
butilsilan. Istilah pori pada kolom mengacu pada ruang yang ada diantara partikel-partikel silika
yang beragregasi seperti pada Gambar 7 Snyder dkk., 2010. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 7. Pori-pori partikel dengan perbesaran 10 kali Snyder, dkk., 2010.
Pada kolom KCKT terjadi proses pemisahan komponen- komponen dalam sampel. Pemisahan ini terjadi berdasarkan interaksi yang
terjadi antara komponen sampel dengan fase gerak dan fase diam seperti dapat dilihat pada Gambar 8 Snyder dkk., 2010. Berdasarkan pada
polaritas fase diam dan fase gerak, KCKT pada umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu KCKT fase terbalik dan KCKT fase normal Gandjar dan
Rohman, 2007. Pada KCKT fase terbalik, fase diam yang digunakan bersifat lebih nonpolar dari fase gerak yang digunakan sehingga
komponen dalam sampel yang bersifat polar akan terelusi lebih dahulu dari kolom KCKT dibandingkan dengan komponen yang bersifat
nonpolar. Hal ini disebabkan komponen yang bersifat polar dalam sampel berinteraksi lemah dengan fase diam sehingga lebih terbawa fase gerak
sedangkan komponen yang bersifat nonpolar dalam sampel berinteraksi lebih kuat dengan fase diam sehingga lebih sukar terbawa fase gerak
Snyder dkk., 2010. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 8. Mekanisme sederhana pemisahan komponen sampel di dalam kolom Snyder dkk., 2010.
e. Detektor
Detektor pada KCKT dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu detektor universal mendeteksi zat secara umum, tidak spesifik, dan tidak
selektif dan detektor spesifik yang dapat mendeteksi analit secara spesifik dan selektif. Contoh detektor universal antara lain detektor indeks bias dan
detektor spektrometri massa; sedangkan detektor spesifik contohnya adalah detektor UV-Visibel, detektor fluorosensi, dan detektor elektrokimia Gandjar
dan Rohman, 2007. Detektor dengan sensitivitas yang tinggi sangat diperlukan pada KCKT dan yang paling banyak digunakan adalah detektor
ultraviolet. Detektor ini sensitif terhadap banyak jenis senyawa organik, tidak sensitif terhadap suhu, relatif murah, dan dapat digunakan elusi secara
gradien. Tentunya detektor ini tidak dapat digunakan apabila pelarut yang digunakan memiliki serapan yang signifikan pada rentang panjang gelombang
UV Christian, 2004.
2. Fase Gerak