30
F. Landasan Teori
Asam askorbat merupakan salah satu senyawa yang sering digunakan sebagai agen pemutih kulit dalam bentuk injeksi. Bioavailabilitas asam askorbat
dengan pemberian secara intravena lebih besar dibanding bioavailabilitas dengan pemberian secara oral sedangkan sebagai inhibitor tirosinase dibutuhkan asam
askorbat dalam jumlah yang besar. Maka dari itu banyak sediaan pemutih kulit asam askorbat dalam konsentrasi besar tersedia dalam bentuk larutan injeksi.
Meskipun begitu, senyawa inhibitor tirosinase ini merupakan senyawa yang tidak stabil dalam bentuk larutan juga tidak stabil terhadap pH, ion logam, suhu,
cahaya, ion logam. Faktor ketidakstabilan tersebut dapat mempengaruhi jumlah asam askorbat dalam sediaan dan mempengaruhi kualitas sediaan sehingga perlu
dilakukan penetapan kadar asam askorbat dengan metode analisis yang tepat dan telah divalidasi sebagai kontrol kualitas produk.
Metode kromatografi cair kinerja tinggi KCKT merupakan metode analisis dengan selektivitas dan sensitivitas yang baik sehingga dapat digunakan
untuk melakukan penetapan kadar asam askorbat dalam sampel larutan injeksi obat pemutih kulit. Metode KCKT yang digunakan dalam penetapan kadar asam
askorbat telah dioptimasi oleh Jeversoon 2016 dan telah divalidasi oleh Lestari 2016 agar diperoleh hasil yang baik. Asam askorbat dapat dideteksi oleh
detektor UV karena memiliki gugus kromofor dan auksokrom pada strukturnya sehingga dapat memberikan serapan pada panjang gelombang UV. Nilai
asam askorbat adalah 556a pada pelarut asam dan deteksi pada λ 243 nm yang
berarti senyawa ini dapat dideteksi dengan KCKT detektor UV. Penghitungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kadar dilakukan dengan menghitung nilai luas puncakarea under curve AUC pada kromatogram dan dilihat kesesuaiannya berdasarkan ketentuan Farmakope
Indonesia V 2015.
G. Hipotesis