dikembangkan  dari  penelitian  belajar  kooperatif  dan  waktu  tunggu. Pertama  kali  dikembangkan  oleh  Frang  Lyman  dan  koleganya  di
Universitas  Maryland  sesuai  yang  dikutip  Arends  1997,  menyatakan bahwa  think-pair-share  merupakan  suatu  cara  yang  efektif  untuk
membuat  variasi  suasana  pola  diskusi kelas. Dengan  asumsi bahwa semua resitasi  atau  diskusi  membutuhkan  pengaturan  untuk  mengendalikan  kelas
secara  keseluruhan,  dan  prosedur yang digunakan dalam   think-pair-share dapat  memberi  siswa  lebih  banyak  waktu  berpikir,  untuk  merespon    dan
saling  membantu.  Guru  memperkirakan  hanya  melengkapi  penyajian singkat  atau  siswa  membaca  tugas,  atau  situasi  yang  menjadi  tanda  tanya.
Sekarang  guru  menginginkan  siswa  mempertimbangkan  lebih  banyak  apa yang  telah  dijelaskan  dan  dialami.  Guru  memilih  menggunakan  think-
pair-share untuk  membandingkan  tanya  jawab kelompok  keseluruhan. 6.
Numbered Head Together NHT Numbered  Head  Together  NHT  atau  penomoran  berpikir  bersama
adalah  merupakan  jenis  pembelajaran  kooperatif  yang  dirancang  untuk memengaruhi  pola  interaksi  siswa  dan  sebagai  alternatif  terhadap  struktur
kelas  tradisional.  Numbered  Head  Together  NHT  pertama  kali dikembangkan  oleh  Spenser  Kagen  1993  untuk  melibatkan  lebih  banyak
siswa  dalam  menelaah  materi  yang  tercakup  dalam  suatu  pelajaran  dan mengecek  pemahaman  mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
7. Teams Games Tournament TGT
Model  Pembelajaran  Kooperatif  tipe  Teams  Games  Tournament TGT,  atau  Pertandingan  Permainan  Tim  dikembangkan  secara  asli  oleh
David  De  Vries  dan  Keath  Edward  1995.  Pada  model  ini  siswa memainkan
permainan dengan
anggota-anggota tim
lain untuk
memperoleh  tambahan  poin untuk  skor tim  mereka. TGT  dapat  digunakan  dalam  berbagai  macam  mata  pelajaran.  TGT
sangat  cocok  untuk  mengajar  tujuan  pembelajaran  yang  dirumuskan dengan  tajam  dengan  satu  jawaban  benar.  Meski  demikian,  TGT  juga
dapat  diadaptasi  untuk  digunakan  dengan  kurang  tajam  dengan menggunakan  penilaian  yang  bersifat  terbuka,  misalnya  esai  atau  kinerja
Nur  Wikandari,  2000:27.
G. Model Pembelajaran  Kooperatif  tipe Jigsaw II
Menurut  Slavin  2008:245,  metode  Jigsaw  Aronson  yang  orisinal,  mirip dengan  Jigsaw  II  dalam  sebagian  besar  aspeknya,  tetapi  juga  mempunyai
beberapa  peranan  penting.  Dalam  Jigsaw  orisinil,  para  siswa  membaca  bagian- bagian  yang  berbeda  dengan  yang  dibaca  oleh  teman  satu  timnya.  Ini  memang
berguna  untuk  membantu  para  ahli  menguasai  informasi  yang  unik,  sehingga membuat  tim  sangat  menghargai  kontribusi  tiap  anggotanya.  Jigsaw  orisinil
membutuhkan  waktu  yang  lebih  sedikit,  bacaannya  singkat,  hanya  satu  bagian dari  seluruh  unit  yang  harus dipelajari. Bentuk adaptasi  Jigsaw yang lebih praktis
dan  mudah  yaitu  Jigsaw  II.  Kelebihan  dari  Jigsaw  II  adalah  bahwa  semua  siswa membaca  semua  materi,  yang  akan  membuat  konsep-konsep  yang  telah  disatukan
menjadi  lebih  mudah  dipahami.  Menurut  Slavin  2008:237-241,    dalam  Jigsaw II  para  siswa  bekerja  dalam  tim  yang  heterogen.  Para  siswa  tersebut  diberikan
tugas  untuk  membaca  beberapa  bab  atau  unit,  dan  diberikan  “lembar  ahli”  yang terdiri  atas  topik-topik  yang  berbeda  yang  harus  menjadi  fokus  perhatian masing-
masing  anggota  tim  saat  mereka  membaca.  Setelah  semua  anak  selesai  membaca, siswa-siswa  dari  tim  yang  berbeda  yang  mempunyai  fokus  topik  yang  sama
bertemu  dalam  “kelompok  ahli”  untuk  mendiskusikan  topik  mereka  sekitar  tiga puluh  menit.  Para  ahli  tersebut  kembali  kepada  tim  mereka dan secara bergantian
mengajari  teman  satu  timnya  mengenai  topik  mereka.  Yang  terakhir  adalah,  para siswa  menerima  penilaian  yang  mencakup  seluruh  topik,  dan  skor  kuis  akan
menjadi  skor  tim.  Skor-skor  yang  dikontribusikan  para  siswa  kepada  timnya didasarkan  pada  sistem  skor  perkembangan  individual,  dan  para  siswa  yang
timnya  meraih  skor  tertinggi  akan  menerima  sertifikat  atau  bentuk-bentuk rekognisi  tim  lainnya.  Sehingga,  para  siswa  termotivasi  untuk  mempelajari
materi  dengan  baik  dan  untuk  bekerja  keras  dalam  kelompok  ahli  mereka  supaya mereka  dapat  membantu  timnya  melakukan  tugas  dengan  baik.  Kunci  metode
Jigsaw  ini  adalah  interdependensi:  tiap  siswa  bergantung  kepada  teman  satu timnya  untuk  dapat  memberikan  informasi  yang  diperlukan  supaya  dapat
berkinerja baik pada saat penilaian. Persiapan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II sebagai berikut:
1. Materi
Langkah-langkah membuat
materi pembelajaran
dengan metode
pembelajaran menggunakan  Jigsaw II adalah sebagai berikut:
a. Memilih  satu  atau  dua  bab,  cerita,  atau  unit-unit  lainnya,  yang  masing-
masing  mencakup  materi yang  akan  diajarkan.
b. Membuat  sebuah  lembar  kerja  siswa  untuk  tiap  unit.  Lembar  ini  akan
membantu  siswa  disaat  mereka  perlu  berkonsentrasi  saat  membaca,  dan
dengan  kelompok  ahli yang  akan bekerja.
c. Membuat  kuis,  tes  berupa  esai,  atau  bentuk  penilaian  lainnya  untuk  tiap
unit.
d. Gunakan  skema  diskusi  sebagai  opsi.  Skema  diskusi  untuk  tiap  topik
dapat membantu  mengarahkan  diskusi dalam kelompok-kelompok  ahli.
2. Membagi  siswa ke dalam tim
Tim  terdiri  dari  empat  atau  lima  siswa  yang  mewakili  seluruh  bagian dari  kelas  dalam  hal  kinerja  akademik,  jenis  kelamin,  ras,  dan  etnisitas.
Fungsi  utama  dari  tim  adalah  memastikan  bahwa  semua  anggota  tim  benar- benar  belajar,  dan  lebih  khususnya  lagi,  adalah  untuk  mempersiapkan
anggotanya  untuk  bisa mengerjakan  kuis dengan  baik. 3.
Membagi  siswa ke dalam kelompok  ahli Pembagian  siswa  dalam  kelompok  ahli  dapat  dibagi  secara  acak  dalam
tiap  tim.  Namun,  alangkah  baiknya  jika  setiap  tim  ahli  terdapat  siswa  yang memiliki  prestasi tinggi,  sedang, dan rendah.
4. Penentuan  skor awal
Penentuan  skor awal dapat diperoleh dari tes kemampuan  awal atau hasil nilai akhir siswa.
Menurut Slavin 2008:241-244, Jigsaw II terdiri atas siklus regular dari kegiatan kegiatan  pengajaran:
a. Membaca
Kegiatan  pertama  dalam  Jigsaw  II  adalah  mendistribusikan  teks  atau topik  ahli,  membagikan  tiap  topik  kepada  masing-masing  siswa,  dan
selanjutnya  membaca.  Ketika  para  siswa  sudah  mempunyai  topik  mereka. Atau  sebagai  alternatifnya,  siswa  membaca  dulu  baru  kemudian  membagikan
topik  ahlin ya.  Ini  dapat  membantu  siswa  untuk  mendapat  “gambaran  besar”
sebelum  siswa  membaca  kembali  untuk  menemukan  informasi  yang berkaitan dengan  topik mereka.
b. Diskusi Kelompok-ahli
Siswa  yang  telah  mendapatkan  topik  permasalahan  yang  sama bertemu  dalam  satu  kelompok  atau  yang  disebut  kelompok  ahli  untuk
membicarakan  topik  permasalahan  tersebut.  Sementara  kelompok  ahli bekerja,  guru  harus  meluangkan  waktu  dengan  tiap  kelompok  secara
bergantian. Guru
menjawab pertanyaan-pertanyaan
dan meluruskan
kesalahpahaman,  tetapi  tidak  boleh  mengambil  alih  kepemimpinan  dari kelompok  tersebut.
c. Laporan Tim
Para  siswa  kembali  dari  diskusi  kelompok  ahli  dan  bersiap  untuk menyampaikan  topik  mereka  kepada  teman-teman  satu  timnya.  Ditekankan
bahwa  para  siswa  mempunyai  tanggung  jawab  terhadap  teman  satu  tim mereka  untuk  menjadi  guru  yang  baik sekaligus juga pendengar  yang  baik.
d. Tes
Kuis dilakukan  mencakup  semua  topik permasalahan  yang  dibicarakan. e.
Rekognisi tim Tim  akan  mendapatkan  sertifikat  atau  bentuk  penghargaan    yang  lain
apabila  skor  rata-rata  mereka  mencapai  kriteria  tertentu.  Skor  tim  siswa  juga dapat digunakan  untuk  menentukan  dua puluh  persen dari peringkat  mereka.
Untuk  dapat  memberikan  penghargaan  kepada  kelompok,  setiap kelompok  dipantau  kemajuannya  dengan  menggunakan  kriteria di bawah i
Tabel 2.2 Poin Kemajuan Skor Kuis
Poin Kemajuan Lebih  dari 10 poin dibawah skor awal
5 10-1 poin di bawah skor awal
10 Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal
20 Lebih  dari 10 poin di atas skor awal
30 Kertas jawaban sempurna  terlepas dari skor awal
30 Rusman  2011:216