belajar.  Dengan  demikian,  penerapan  pembelajaran  kooperatif  tersebut diharapkan  siswa  dapat  bekerjasama  dengan  baik,  sehingga  semua  siswa  dapat
ambil  bagian  dalam  proses  pembelajaran.  Selain  itu, siswa dapat secara aktif dan tidak  malu  mengutarakan  pendapatnya  karena  mereka  sebaya  dan  kemampuan
akademik  yang  relatif  sama  sehingga  mereka  termotivasi  oleh  teman sekelompoknya  untuk  dapat  memecahkan  persoalan.  Menurut  Trianto  2009:67-
83,    beberapa  variasi  dalam  model  cooperative  learning  ialah  Student  Team Achievement  Division  STAD,  Jigsaw,  Jigsaw  tipe  II,  Investigasi  Kelompok
Grup Investigation, Think Pair Share TPS, Numbered Head Together NHT, Teams Games Tournament TGT.
Jigsaw  II  didesain  untuk  meningkatkan  rasa  tanggung  jawab  peserta  didik terhadap  pembelajarannya  sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta didik
tidak  hanya  mempelajari  materi  yang  diberikan,  tetapi  mereka  juga  harus  siap memberikan  dan  mengajarkan  materi  tersebut  pada  anggota  kelompoknya  yang
lain.  Dengan  demikian  peserta  didik  saling  tergantung  satu  dengan  yang  lain  dan harus  bekerja  sama  secara  kooperatif  untuk  mempelajari  materi  yang  ditugaskan
Lie,  2008  dalam  buku  Donni  Juni  Priansa,    2015:262.  Jadi, diharapakan dengan menerapkan  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  II  siswa  dapat  bertanggung
jawab  terhadap  materi  yang  didapatkan  dalam  kelompok  ahli  agar  dikelompok asal  dapat  menjelaskan  dengan  baik  dan  dapat  diterima  oleh  anggota  kelompok
yang  lain.  Selain  itu,  siswa  dapat  mengutarakan  pendapatnya  dalam  diskusi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok  serta  siswa  berani  bertanya  ketika  ada  soal  atau  materi  yang  belum dimengerti  baik  dalam  diskusi  kelompok  maupun  klasikal.    Salah  satu  kelebihan
tipe  Jigsaw  II  ialah  meningkatkan  motivasi  belajar.  Dengan  kerja  dalam kelompok  kecil  diharapkan  siswa  dapat  termotivasi  oleh  teman  sebayanya,  siswa
dapat  bekerja  sama,  serta  siswa  dapat  terbuka  menyampaikan  pendapatnya sehingga  dengan  motivasi  yang  meningkat,  hasil  belajarnya  pun  dapat  meningkat.
Hal  tersebutlah  yang  mendasari  peneliti  memilih  pembelajaran  kooperatif  tipe Jigsaw II.
B. Identifikasi  Masalah
Dari  latar  belakang  di  atas,  permasalahan  yang  muncul  pada  saat  observasi
pembelajaran matematika  adalah sebagai berikut:
1. Setelah 25 menit konsentrasi siswa berkurang dalam proses pembelajaran, ini
mengidentifikasikan  motivasi siswa rendah. 2.
Beberapa  siswa  berbincang  dengan  temannya  saat  proses  pembelajaran berlangsung,  ini mengidentifikasi  motivasi siswa rendah.
3. Ada beberapa siswa yang menguap.
4. Beberapa siswa acuh terhadap pembelajaran dengan  berjalan-jalan di kelas.
5. Beberapa  siswa  kurang  paham  terhadap  materi  sehingga  bertanya  dengan
pertanyaan  yang  sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Dalam  mengerjakan  soal-soal  siswa  kurang  tangkas,  padahal  soal  yang
diberikan guru  merupakan  soal yang  sederhana. 7.
Beberapa siswa tidak berani maju mengerjakan  soal latihan.
C. Pembatasan Masalah
Dari  identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi penelitian pada beberapa siswa  acuh  terhadap  pembelajaran  ditandai  dengan  berjalan  di  dalam  kelas  serta
berbincang  dengan  teman  sebangkunya,  serta  siswa  tidak  berani  maju mengerjakan  soal.  Hal-hal  ditersebut  merujuk  pada  motivasi  dan  keaktifan  siswa
rendah  dan  cenderung  kurang  memuaskan.  Oleh  karena  itu,  pembatasan  masalah penelitian  ini  pada  keaktifan  belajar,  motivasi  belajar,  dan  hasil    belajar  siswa
kelas VII  A SMP Kanisius Muntilan  tahun  ajaran 20152016.
D. Rumusan  Masalah
Dari  pembatasan  masalah  yang  telah  di  uraikan  di  atas,  adapun  yang  menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di kelas VII
A  SMP  Kanisius  Muntilan  dalam  pokok  bahasan  keliling  dan  luas jajargenjang?
2. Bagaimana  keaktifan  belajar  siswa pada penggunaan pembelajaran kooperatif
tipe  Jigsaw  II  di  kelas  VII  A  SMP  Kanisius  Muntilan  dalam  pokok  bahasan keliling dan luas jajargenjang?
3. Bagaimana  motivasi  belajar  siswa  pada  penggunaan  pembelajaran kooperatif
tipe  Jigsaw  II  di  kelas  VII  A  SMP  Kanisius  Muntilan  dalam  pokok  bahasan keliling dan luas jajargenjang?
4. Bagaimana hasil belajar siswa pada penggunaan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw  II  di  kelas  VII  A  SMP  Kanisius  Muntilan  dalam  pokok  bahasan keliling dan luas jajargenjang?
5. Bagaimana  hubungan  keaktifan  belajar  dengan  hasil  belajar  siswa    pada
penggunaan  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  II  di  kelas  VII  A  SMP Kanisius Muntilan  dalam pokok  bahasan keliling  dan luas jajargenjang?
6. Bagaimana  hubungan  motivasi  siswa  dengan  hasil  belajar  siswa    pada
penggunaan  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  II  di  kelas  VII  A  SMP Kanisius Muntilan  dalam pokok  bahasan keliling  dan luas jajargenjang?
E. Tujuan  Penelitian
Dari uraian rumusan  masalah  di atas, adapun tujuan  penelitian sebagai berikut: 1.
Untuk  mengetahui  pelaksanaan  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  II  di SMP  Kanisius  Muntilan  siswa  kelas  VII  A dalam pokok bahasan   keliling dan
luas jajargenjang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Untuk  mengetahui  keaktifan  siswa  pada  penggunaan  pembelajaran  kooperatif
tipe  Jigsaw  II  di  kelas  VII  A  SMP  Kanisius  Muntilan  dalam  pokok  bahasan keliling dan luas jajargenjang.
3. Untuk  mengetahui  motivasi  siswa  pada  penggunaan  pembelajaran  kooperatif
tipe  Jigsaw  II  di  kelas  VII  A  SMP  Kanisius  Muntilan  dalam    pokok  bahasan keliling dan luas jajargenjang.
4. Untuk  mengetahui  hasil  belajar  siswa  pada  penggunaan  pembelajaran
kooperatif  tipe  Jigsaw  II  di  kelas  VII  A  SMP Kanisius Muntilan dalam pokok bahasan keliling dan luas jajargenjang.
5. Untuk  mengetahui  seberapa  besar    hubungan  keaktifan  belajar  dengan  hasil
belajar siswa  pada pengunaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di kelas VII  A  SMP  Kanisius  Muntilan  dalam  pokok  bahasan  keliling  dan  luas
jajargenjang. 6.
Untuk  mengetahui  seberapa  besar    hubungan  motivasi  siswa  dengan  hasil belajar  siswa    pada  penggunaan  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  II  di
kelas  VII  A  SMP  Kanisius  Muntilan  dalam  pokok  bahasan  keliling  dan  luas jajargenjang.
F. Definisi Istilah
Beberapa  definisi  istilah  berikut  dimaksudkan  agar  supaya  pembaca  dapat mengikuti  alur yang  peneliti bicarakan. Berikut  merupakan  definisi istilah:
1. Belajar  adalah  suatu  aktivitas  mentalpsikis,  yang      berlangsung  dalam
interaksi  aktif  dalam  lingkungan,  yang  menghasilkan  perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahanam,  ketrampilan  dan nilai sikap.
Winkel, 1987:36. 2.
Pembelajaran  adalah  usaha  sadar  dari  seorang  guru  untuk  membelajarkan siswanya  mengarahkan  interaksi  siswa  dengan  sumber belajar lainnya dalam
rangka  mencapai  tujuan  yang  diharapkan.   Trianto, 2010:17. 3.
Pembelajaran  kooperatif  Cooperative  learning  adalah  pendekatan pembelajaran  yang  berfokus  pada  penggunaan  kelompok  kecil  siswa  untuk
bekerja  sama  dalam  memaksimalkan  kondisi  belajar  untuk  mencapai  tujuan belajar. Sugiyanto,  2010:35.
4. Menurut  Slavin  2008:237,    dalam  Jigsaw  II  para  siswa  bekerja  dalam  tim
yang  heterogen.  Kunci  metode  Jigsaw  ini  adalah  interdependensi:  tiap  siswa bergantung  kepada  teman  satu  timnya  untuk  dapat  memberikan  informasi
yang  diperlukan supaya  dapat berkinerja baik pada saat penilaian. 5.
Motivasi  belajar  adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan  kegiatan  belajar,  yang  menjamin  kelangsungan  dari  kegiatan
kegiatan  belajar  dan  yang  memeberi  arah  pada  kegiatan  belajar,  sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI