2 Sekolah
Keadaan  sekolah  tempat  belajar  turut  mempengaruhi  tingkat keberhasilan  belajar.  Kualitas  guru,  metode  mengajarnya,  kesesuaian
kurikulum  dengan  kemampuan  anak,  keadaan  fasilitasperlengkapan di  sekolah,  keadaan  ruangan,  jumlah  murid per kelas, pelaksanaan tata
tertib  sekolah,  dan  sebagainya,  semua  ini  turut  mempengaruhi keberhasilan  belajar  anak.  Bila  sekolah  kurang  memperhatikan  tata
tertib  disiplin,  maka  murid-muridnya  kurang  mematuhi  perintah para  guru  dan  akibatnya  mereka  tidak  mau  belajar  sungguh-sungguh
di  sekolah  maupun  di  rumah.  Hal  ini  mengakibatkan  prestasi  belajar anak  menjadi  rendah.  Demikian  pula  jika  jumlah  murid  per  kelas
terlalu  banyak  50-60  orang,  dapat  mengakibatkan  kelas  kurang tenang,  hubungan  guru  dengan  murid  kurang  akrab,  kontrol  guru
menjadi  lemah,  murid  menjadi  kurang  acuh  terhadap  gurunya, sehingga  motivasi belajar menjadi lemah.
3 Masyarakat
Keadaan  masyarakat  juga  menentukan  prestasi  belajar.  Bila  di sekitar  tempat  tinggal  keadaan  masyarakatnya  terdiri  dari  orang-orang
yang  berpendidikan,  terutama  anak-anaknya  rata-rata  bersekolah tingkat  tinggi  dan  moralnya  baik,  hal  ini  akan  mendorong  anak  lebih
giat  belajar.  Tetapi  sebaliknya,  apabila  tinggal  dilingkungan  banyak anak-anak  yang  nakal,  tidak  bersekolah  dan  pengangguran,  hal  ini
akan  mengurangi  semangat  belajar  atau  dapat  dikatakan  tidak menunjang  sehingga  motivasi belajar berkurang.
4 Lingkungan  Sekitar
Keadaan  lingkungan  tempat  tinggal,  juga  sangat  penting  dalam mempengaruhi  prestasi  belajar.  Keadaan  lingkungan,  bangunan
rumah,  suasana  sekitar,  keadaan  lalu  lintas,  iklim  dan  sebagainya. Misalnya,  bila  bangunan  rumah  penduduk  sangat  rapat,  akan
menganggu  belajar.  Keadaan  lalu  lintas  yang  membisingkan,  suara hiruk  pikuk  orang  disekitar,  suara  pabrik,  polusi  udara,  iklim  yang
terlalu  panas,  semuanya  ini  akan  mempengaruhi  kegairahan  belajar. Sebaliknya,  tempat  yang  sepi  dengan  iklim  yang  sejuk,  ini  akan
menunjang  proses belajar. Berdasarkan  uraian  diatas,  dapat  disimpulkan  belajar
dipengaruhi  oleh  banyak  faktor,  baik  faktor  yang  berasal  dari  dalam diri  seseorang  tersebut  misalnya  kesehatan,  inteligensi,  minat  dan
motivasi,  dan  cara  belajar  maupun  yang  berasal  dari  luar  diri seseorang  tersebut  misalnya  keluarga,  sekolah,  masyarakat,  dan
lingkungan  sekitar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Mengajar
Menurut  Aunurrahman  2012:34,    mengajar  diartikan  sebagai  suatu  keadaan atau  suatu  aktivitas  untuk  menciptakan  suatu  situasi  yang  mampu  mendorong
siswa  untuk  belajar.  Situasi  ini  tidak  harus  berupa  transformasi  pengetahuan  dari guru  kepada  siswa  saja,  akan  tetapi  dapat  dengan  cara  lain  misalnya  belajar
melalui media pembelajaran yang  sudah  disiapkan. Menurut  Nasution  1982:8,    i  Mengajar  adalah  menanamkan  pengetahuan
pada  anak;  ii  Mengajar  adalah  menyampaikan  kebudayaan  pada  anak;  iii Mengajar  adalah  suatu  aktivitas  mengorganisasi  atau  mengatur  lingkungan
sebaik-baiknya  dan  menghubungkannya  dengan  anak  sehingga  terjadi  proses belajar.
Menurut  Asep  Jihad  Abdul  Haris  2012:11,    mengajar  mencakup  empat pokok  yaitu  :  a  mengajar  adalah  mengorganisasi  hal-hal  yang  berhubungan
dengan  belajar;  b  mengaktifkan  siswa  untuk  mencapai  tujuan  pendidikan;  c menyampaikan  dan  mengembangkan  ilmu  pengetahuan;  d  mengajar  adalah
membimbing  dan membantu  siswa mencapai kedewasaan. Menurut  Herman  Hudoyo  1980:10,    mengajar adalah proses interaksi antara
guru  dan  siswa  dalam  mana  guru  mengharapkan  siswanya  dapat  menguasai pengetahuan,  keterampilan,  dan  sikap  yang  benar-benar  dipilih  oleh  guru.
Pengetahuan,  keterampilan,  dan  sikap  yang  dipilih  oleh  guru  hendaknya  relevan dengan  tujuan  pembelajaran.  mengajar  sebenarnya  memberi  kesempatan  kepada
yang  diajar untuk  berani bertanya,  menalar, dan bahkan  menebak  dan mendebat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan  uraian  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  mengajar  adalah  suatu keadaan  atau  aktivitas  yang  bukan  hanya  membuat  siswa  untuk  belajar,  tetapi
mengajar  ialah  menanamkan  pengetahuan  serta  menyampaikan  budaya-budaya untuk  mencapai tujuan  pendidikan.
C. Hasil Belajar
Menurut  Ahmad  Susanto  2013:5,    secara  sederhana,  yang  dimaksud  dengan hasil  belajar  siswa  adalah  kemampuan  yang  diperoleh  anak  setelah  melalui
kegiatan  belajar. Menurut  Dimyati    Mudjiono  2006:3,  Hasil  belajar  merupakan  hasil  dari
suatu  interaksi  tindak  belajar  dan  tindak  mengajar.  Dari  sisi  guru,  tindak mengajar  diakhiri  dengan  proses  evaluasi  hasil  belajar.  Dari  sisi  siswa,  hasil
belajar  merupakan  berakhirnya  penggal  dan  puncak  proses belajar. Hasil belajar, untuk  sebagian  adalah  berkat  tindak  guru,  suatu  pencapaian  tujuan  pengajaran.
Pada  bagian  lain  merupakan  peningkatan  kemampuan  mental  siswa.  Dampak pengajaran  adalah  hasil  yang  dapat  diukur,  seperti  tertuang  dalam  angka  rapor,
angka  dalam  ijazah,  atau  kemampuan  meloncat  setelah  latihan.  Dampak pengiring  adalah  terapan  pengetahuan  dan  kemampuan  di  bidang  lain,  suatu
transfer belajar. Klasifikasi  hasil  belajar  dari  Benyamin  Bloom  dalam  Nana  Sudjana
2009:22-31,    yang  secara  garis  besar  membaginya  menjadi  tiga  ranah  yaitu ranah kognitif,  ranah afektif,  dan ranah  psikomotoris.
1. Ranah Kognitif
a. Tipe hasil belajar: Pengetahuan
Istilah  pengetahuan  dimaksudkan  sebagai  terjemahan  dari  kata knowledge  dalam  taksonomi  Bloom.  Sekalipun  demikian,  maknanya  tidak
sepenuhnya  tepat  sebab  dalam  istilah  tersebut  termasuk  pula  pengetahuan faktual  di  samping  pengetahuan  hafalan  atau  untuk  diingat  seperti  rumus,
batasan,  definisi  istilah.  Dilihat  dari  segi  proses  belajar,  istilah-istilah tersebut  memang  perlu  dihafal  dan  diingat  agar  dapat dikuasainya sebagai
dasar bagi pengetahuan  atau pemahaman  konsep-konsep  lainnya. b.
Tipe hasil belajar: Pemahaman Tipe  hasil  belajar  yang  lebih  tinggi  daripada  pengetahuan  adalah
pemahaman.  Misalnya  menjelaskan  dengan  susunana  kalimatnya  sendiri sesuatu  yang  dibaca  atau  didengarnya,  memberi  contoh  lain  dari  yang
telah  dicontohkan,  atau  menggunakan  petunjuk  penerapan  pada  kasus lain.  Namun,  tidaklah  berarti  bahwa  pengetahuan  tidak  perlu  ditanyakan
sebab,  untuk  dapat  memahami,  perlu  terlebih  dahulu  mengetahui  atau mengenal.
Pemahaman  dapat dibedakan ke dalam tiga kategori. 1
Tingkat  terendah  adalah  pemahaman  terjemahan,  mulai  dari terjemahan  dalam arti yang  sebenarnya.
2 Tingkat  kedua  adalah  pemahaman  penafsiran,  yakni  menghubungkan
bagian-bagian  terdahulu  dengan  yang  diketahui  berikutnya,  atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghubungkan  beberapa  bagian  dari  grafik  dengan  kejadian, membedakan  yang  pokok  dan yang  bukan  pokok.
3 Pemahaman  tingkat  ketiga  atau  tingkat  tertinggi  adalah  pemahaman
ekstrapolasi.  Dengan  ekstrapolasi  diharapkan  seseorang  mampu melihat  dibalik  yang  tertulis,  dapat  membuat  ramalan  tentang
konsekuensi  atau  dapat  memperluas  persepsi  dalam  arti  waktu, dimensi, kasus,  ataupun  masalahnya.
c. Tipe hasil belajar: Aplikasi
Aplikasi  adalah  penggunaan    abstraksi  pada  situasi  kongkret  atau  situasi khusus.  Menerapkan  abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.
d. Tipe hasil belajar: Analisis
Analisis  adalah  usaha  memilah  suatu  integritas  menjadi  unsur-unsur  atau bagian-bagian  sehingga  jelas  hierarkinya  dana  tau  susunannya.  Analisis
merupakan  kecakapan  yang  kompleks,  yang  memanfaatkan  kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya.
e. Tipe hasil belajar: Sintesis
Sintesis  adalah  penyatuan  unsur-unsur  atau  bagian-bagian  ke  dalam bentuk  menyeluruh.
f. Tipe hasil belajar: Evaluasi
Evaluasi  adalah  pemberian  keputusan  tentang  nilai  sesuatu  yang  mungkin dilihat  dari  segi  tujuan,  gagasan,  cara  kerja,  pemecahan,  metode,  materil,
dll. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Ranah afektif
Ranah  afektif  berkenaan  dengan  sikap  dan  nilai.  Ada  beberapa  jenis  kategori ranah  afektif  sebagai  hasil  belajar.  Kategorinya  dimulai  dari  tingkat  yang
dasar atau sederhana sampai tingkat  yang  kompleks. a.
Receivingattending,  yakni  semacam  kepekaan  dalam  menerima rangsangan  stimulasi  dari  luar  yang  datang  kepada  siswa  dalam  bentuk
masalah, situasi, gejala, dll. b.
Responding  atau  jawaban,  yakni  reaksi  yang  diberikan  oleh  seseorang terhadap stimulasi yang  datang  dari luar.
c. Valuing  penilaian  berkenaan  dengan  nilai  dan  kepercayaan  terhadap
gejala atau stimulus  tadi. d.
Organisasi,  yakni  pengembangan  dari  nilai  ke  dalam  satu  sistem organisasi,  termasuk  hubungan  satu  nilai  dengan  nilai  lain,  pemantapan,
dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. e.
Karakteristik  nilai  atau  internalisasi  nilai,  yakni  keterpaduan  semua sistem  nilai  yang  telah  dimiliki  seseorang,  yang  mempengaruhi  pola
kepribadian dan tingkah  lakunya. 3.
Ranah psikomotoris Hasil  belajar  psikomotoris  tampak  dalam  bentuk  keterampilan  skill  dan
kemampuan  bertindak individu. Ada enam  tingkatan  keterampilan,  yakni: a.
Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang  tidak sabar; b.
Keterampilan pada gerakan-gerakan  dasar; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI