Visi dan Misi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya Kegiatan Operasional Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

42 Adapun target pemasaran produk yang dihasilkan oleh usaha kerajinan ini adalah para produsen pembuat parsel yang membutuhkan keranjang parsel dalam pembuatannya baik itu perorangan maupun usaha ritel. Dalam mengelola usaha kerajinan ini, pemilik tidak melakukan promosi besar-besaran terlebih karena produk yang dihasilkan tidak memiliki merek dagang dan hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mult selain meberikan potongan harga bagi yang melakukan pembelian produk secara partai besar.

4.1.2 Visi dan Misi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya mempunyai visi perusahaan. Adapun visi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya adalah menghasilkan produk yang berkualitas dan memperoleh keuntungan untuk mengembangkan usaha dengan lebih baik profesional dan maju. Adapun Misi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya antara lain: a. menciptakan produk kerajinan rotan dengan menggunakan bahan yang berkualitas b. mengutamaka kepuasan konsumen dengan mengutamaka kualitas produk bukan kuantitas c. melakukan quality control terhadap produk sebelum dipasarkan ke konsumen Adapun tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang dimana laba tersebut digunakan untuk mengembangkan usaha. Universitas Sumatera Utara 43

4.1.3 Kegiatan Operasional Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

Usaha kerajinan rotan beroperasi mulai dari jam 09.00WIB hingga 18.00 WIB. Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya memiliki pekerja sesuai dengan jumlah produksi karena sistem pekerja pada usaha kerajinan rotan ini adalah sistem borongan dan harian. Apabila jumlah permintaan cukup banyak, maka jumlah pekerja yang digunakan banyak dan sebaliknya apabila jumlah permintaan produk sedikit maka jumlah pekerja yang digunakan sedikit. Apabila tidak ada permintaan produk, maka pekerja akan diliburkan sambil menunggu permintaan kembali. Dalam bekerja, pekerja melakukan pekerjaan tidak di lokasi usaha kerajinan rotan tersebut melainkan dirumah masing-masing mengingat lokasi usaha kerajinan yang cukup kecil sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan produksi. Hal ini dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi pekerja, karena dapat bekerja tanpa meninggalkan pekerjaan rumah tangga dan menjaga anak bagi kaum ibu-ibu. Para pekerja datan ke lokasi usaha kerajinan rotan hanya untuk mengambil bahan baku rotan yang telah disediakan dan mengantar kembali hasil produksi mereka untuk siap dipasarkan. Kegiatan operasional tidak berjalan apabila tidak ada pesanan maupun pada hari minggu dan hari libur nasional. Dalam aktivitas ini, bapak G.Purba juga ikut turut serta memproduksi kerajinan rotan tersebut apabila terjadi permintaan yang cukup besar, tetapi apabila jumlah permintaan tidak banyak maka bapak G.Purba akan mengawas dan mengontrol kualitas kerajinan rotan yang dihasilkan. Universitas Sumatera Utara 44 Orang yang terpenting dalam kegiatan operasional adalah para pekerja karena pekerja yang mengelolah kayu rotan menjadi kerajinan rotan yang bernilai ekonomi yang dapat menghasilkan pendapatan dan laba usaha yang dapat digunakan sebagai modal operasinal maupun dalam mengembangkan usaha kerajinan ini. Dan tidak itu saja, para pekerja ini juga dapat memprediksi jumlah kayu rotan yang digunakan dalam membuat satu keranjang parsel atau produk kerajinan rotan lainnya. Dalam menjalankan operasional, bapak G.purba menjalankan usaha ini memiliki berbagai kendala seperti kendala dalam permodal sendiri karena terkendala perizinan dan persyaratan yang diminta pihak perbankan dalam permodalan. Sehingga berdampak terhadap jumlah produk yang dapat dapat dihasilkan. Tetapi hal ini disiasati dengan cara melakukan produksi apabila ada pesanan saja dan meminta uang muka sebesar 50 dari jumlah pesanan yang diberikan. Universitas Sumatera Utara 45

4.1.4 Struktur Organisasi Gambar 4.1

Dokumen yang terkait

Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

0 77 85

Implementasi Kredit Usaha Rakyat dalam Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Stabat

9 138 130

Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

2 62 130

Bank Perkreditan Rakyat Sebagai Sumber Pembiayaan Usaha Menengah Kecil Di PT BPR Tridana Percut Medan

0 32 88

Kajian Hukum Terhadap Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008

0 51 108

Peran Rentenir dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Mikro di Kabupaten Simalungun ( Studi Kasus : Pedagang di Pasar Kecamatan Raya)

10 112 98

Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Tanjung Balai)

3 52 95

Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah (Studi Kasus Di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi)

1 53 137

Usaha Kecil Menengah Merupakan Motor Pen

0 0 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

0 5 11