Faktor Internal Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

53 menengah d. Banyaknya pesanan keranjang parsel terutama pada hari besar keagamaan c. Bahan baku yang rentan rusak ketika selama perjalanan d. Bahan baku yang disediakan pemasok terkadang tidak tepat waktu Sumber : data yang diolah peneliti, 2014

a. Faktor Internal Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

Faktor internal terdiri dari Kekuatan Strenght dan Kelemahan Weakness. Adapaun faktor internal tersebut adalah sebagai berikut 1. Kekuatan Strenght Merupakan faktor-faktor internal positif yang berperan terhadap keberlangsungan Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya untuk mencapai tujuannya. Adapun faktor-faktor kekuatan tersebut adalah sebagai berikut : a Produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang cukup baik dan sesuai dengan harga yang ditawarkan. Walaupun harga produk yang ditawarkan cukup mahal dibandingkan dengan harga yang ditawarkan competitor tetapi bahan baku rotan yang digunakan memiliki kualitas yang lebih baik sehingga para pembeli dan pelanggan tidak terpengaruh terhadap harga jual produk yang ditawarkan Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. Universitas Sumatera Utara 54 b Melayani pesanan produk kerajinan rotan berdasarkan model yang diinginkan pembeli. Pembeli dapat memesan produk baik keranjang parsel maupun produk kerajinan dengan model yang sesuai dengan pesanan konsumen sehingga konsumen dapat berkreasi dengan produk yang dipesan. Sehingga konsumen merasa model produk yang dimiliki tidak sama dengan pembeli lainnya. c Menyediakan layanan pengiriman barang pesanan delivery order kepada pembeli yang membeli produk kerajian rotan. Hal ini mempermudah pembeli dan pelanggan yang memesan di Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya yang dimana pembeli dan pelanggan yang tidak dapat datang langsung ke Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya ini untuk mengambil barang pesanan. d Menawarkan pilihan produk yang fleksibel baik berupa kualitas bahan baku yang digunakan maupun harga sehingga pembeli dapat memesan produk sesuai dengan budget yang dimilikinya. Hal ini mempermudah konsumen dalam memesan produk karena dapat menyesuaikan kualitas produk yang dipesan dengan jumlah budget yang dimiliki konsumen. Sehingga konsumen tidak terkendala biaya dalam membeli produk Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. e Harga yang bersaing sesuai dengan kualitas produk yang dihasilkan. Harga yang ditawarkan oleh Usaha Kerajinan Rotan Universitas Sumatera Utara 55 Swaka Karya sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan karena Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya mengutamaka kualitas walaupun mengorbankan harga jual yang lebih mahal dibandingkan dengan kompetitor sejenis. f Produk yang dihasilkan merupakan produk baru jadi sehingga kualitasnya terjamin. Produk Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya diproduksi apabila ada pesanan sehingga barang yang disediakan kepada pembeli merupakan barang baru dan bukan barang stok lama sehingga kualitas dari produk kerajinan tersebut tidak diragukan kualitasnya. Enam faktor kekuatan strenght tersebut yang akan dapat menciptakan Strategi SO Strengths Opportunities yang sering dikenal dengan istilah Strategi Pertumbuhan Agresif Growth Oriented Strategy dan Strategi ST Strengths Threats merupakan Strategi Diversifikasi baik produk maupun pasar. 2. Kelemahan Weakness Merupakan faktor-faktor internal yang berdampak negatif yang dapat merintangi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya untuk mencapai tujuannya. Adapun faktor-faktor kelemahan tersebut adalah sebagai berikut : a Jumlah produksi terbatas karena jumlah modal yang dimiliki tidak banyak. Hal ini berdampak kepada pendapatan Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya karena apabila ada pemesanan produk dalam jumlah Universitas Sumatera Utara 56 besar, Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya mengalami kesulitan dalam memenuhi pesanan tersebut sehingga harus meminjam kepada pihak lain untuk mengerjakan pesanan tersebut. b Manajemen usaha masih memakai sistem manajemen tradisional sederhana. Sistem manajemen belum terperinci dan belum memilik standar operasional yang jelas dan peraturan yang tegas seperti sistem pembukuan, sistem pencatatan pesanan yang tergolong sederhana. Hal ini berdampak pada sering perbedaan nilai uang pada buku catatan dengan uang yang ada sehingga terkadang jumlah pendapatan dan laba kurang dapat dipastikan dengan akurat. c Kurangnya promosi yang dilakukan oleh Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya untuk mendapatkan pembeli baru. Hal ini dapat berpengaruh terhadap jumlah pembeli, karena selama ini Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya hanya promosi secara sederhana seperti memberi potongan harga dan memberikan kartu nama kepada pelanggan. d Waktu produksi barang terkadang tidak tepat waktu. Hal ini menyebabkan pelangan menjadi kecewa karena keterlambatan dalam waktu memproduksi produk kerajinan rotan terutama jika pemesanan dalam jumlah besar. e Tidak memiliki barang contoh display sehingga konsumen kebingungan dalam memesan produk. Universitas Sumatera Utara 57 Hal ini terjadi karena pembeli hanya dapat melihat contoh produk melalui foto produk yang ada, sehingga konsumen kurang mengetahui bentuk asli dari kerajinan rotan yang akan diproduksi. Lima faktor kelemahan weakness tersebut akan dapat menciptakan Strategi WO Weaknesses Opportunities yang sering juga dikenal sebagai Strategi Turn-Around dan Strategi WT Weaknesses Threats yang merupakan Strategi Defensif bertahan.

b. Faktor Eksternal Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

Dokumen yang terkait

Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

0 77 85

Implementasi Kredit Usaha Rakyat dalam Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Stabat

9 138 130

Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

2 62 130

Bank Perkreditan Rakyat Sebagai Sumber Pembiayaan Usaha Menengah Kecil Di PT BPR Tridana Percut Medan

0 32 88

Kajian Hukum Terhadap Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008

0 51 108

Peran Rentenir dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Mikro di Kabupaten Simalungun ( Studi Kasus : Pedagang di Pasar Kecamatan Raya)

10 112 98

Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Tanjung Balai)

3 52 95

Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah (Studi Kasus Di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi)

1 53 137

Usaha Kecil Menengah Merupakan Motor Pen

0 0 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

0 5 11