gerak dengan memanfaatkan perbedaan kecil sifat-sifat fisik komponen-komponen yang yang hendak dipisahkan Mulja dan Suharman, 1995.
Kromatografi dapat dibagi menjadi lima jenis berdasarkan mekanisme pemisahannya yaitu kromatografi partisi, kromatografi adsorbsi, kromatografi
pertukaran ion, kromatografi pasangan ion, kromatografi eksklusi dan kromatografi afinitas Harris, 1999.
3. Kromatografi Partisi
Prinsip kromatografi partisi didasarkan pada partisi analit di antara dua fase yang tidak saling campur, karena adanya perbedaan koefisien distribusi dari masing-
masing senyawa Johnson dan Stevenson, 1978. Sebagai fase gerak adalah campuran metanol atau asetonitril dengan air atau dengan larutan buffer. Untuk
analit yang bersifat asam atau basa lemah, peranan pH sangat penting karena jika pH fase gerak tidak diatur maka analit akan mengalami ionisasi. Terbentuknya spesies
yang terionisasi ini menyebabkan ikatannya dengan fase diam menjadi lemah dibanding jika analit dalam bentuk spesies yang tidak terionisasi, karena spesies yang
terionisasi akan terelusi lebih cepat Rohman dan Gandjar, 2007. Kecepatan migrasi analit dalam fase diam ditentukan oleh perbandingan
distribusinya D yang bergantung pada afinitas relatif analit pada fase diam dan fase gerak. Dalam kromatografi, D didefinisikan sebagai perbandingan konsentrasi analit
dalam fase diam C
s
dan dalam fase gerak C
m
Rohman dan Gandjar, 2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
m s
C C
D =
3 Penggunaan temperatur kolom hanya beberapa derajat di bawah temperatur
kamar akan meningkatkan reprodusibilitas waktu retensi dan meningkatkan presisi analisis kuantitatif. Permukaan silika pada kolom memiliki gugus silanol Si-OH
sampai 8 µmol per meter persegi. Gugus silanol akan mengalami disosiasi menjadi bermuatan negatif Si-O
-
pada pH di atas 3. Gugus Si-O
-
akan mengikat gugus amin terprotonasi secara kuat dan menyebabkan tailing. Kromatografi partisi
menggunakan fase diam silika yang ditempeli gugus secara kovalen pada permukaannya Harris, 1999. Gugus yang ditempelkan pada silanol tersebut pada
umumnya adalah hidrokarbon rantai panjang sehingga fase gerak umumnya lebih polar dari fase diam Skoog et al., 1988. Reaksi yang terjadi secara umum adalah
sebagai berikut :
Si OH
+ ClSi
CH
3
CH
3
R
- HCl
Si O
Si CH
3
CH
3
R
Gambar 5. Reaksi silanisasi
Harris, 1999
Pada pembuatan kolom oktadesilsilan –R merupakan rantai CH
2
17-CH
3
gugus oktadesil Harris, 1999. Hasil reaksi yang diperoleh disebut dengan silika fase terikat yang stabil terhadap hidrolisis karena terbentuk ikatan-ikatan siloksan
Si-O-Si Rohman dan Gandjar, 2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Pemisahan puncak dalam kromatografi