memiliki tingkat keasaman yang cukup untuk mengubah natrium fenobarbital menjadi asam fenobarbiturat, sesuai dengan metode yang telah dilakukan Lunn dan
Schmuff 1997. Metanol digunakan sebagai salah satu campuran fase gerak pada penelitian
ini karena kelarutan parasetamol dan natrium fenobarbital yang baik dalam metanol, selain itu metanol memiliki viskositas yang rendah 0,54 cP, sehingga penggunaan
metanol dapat mengurangi tekanan pada kolom dan meningkatkan efisiensi kolom untuk memisahkan parasetamol dan natrium fenobarbital.
Campuran fase gerak metanol dan buffer fosfat pH 3,2 bersifat polar, sedangkan fase diam yang digunakan adalah kolom oktadesilsilan C
18
yang bersifat nonpolar sehingga sistem kromatografi yang digunakan adalah kromatografi partisi
fase terbalik.
B. Pembuatan Larutan Baku
Larutan baku dibuat dalam konsentrasi tertentu dengan menggunakan pelarut campuran metanol p.a dan buffer fosfat pH 3,2. Pelarut tersebut memenuhi
syarat pelarut yang dapat digunakan dalam sistem KCKT yaitu memiliki kemurnian yang tinggi, dapat bercampur dengan fase gerak serta mudah terelusi.
Parasetamol dan natrium fenobarbital sulit larut dalam buffer fosfat pH 3,2 maka sejumlah tertentu parasetamol dan natrium fenobarbital dilarutkan terlebih
dahulu dengan metanol p.a didasarkan pada kelarutan kedua senyawa tersebut dalam metanol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Larutan baku parasetamol dan natrium fenobarbital dibuat dalam 5 seri konsentrasi. Untuk parasetamol konsentrasinya 0,07 mgml, 0,14 mgml, 0,21 mgml,
0,28 mgml dan 0,35 mgml. Sedangkan untuk natrium fenobarbital konsentrasinya 1 mgml, 1,25 mgml, 1,5 mgml, 1,75 mgml dan 2,2 mgml.
Pemilihan seri larutan baku ini didasarkan pada perbandingan konsentrasi parasetamol dan natrium fenobarbital dalam sampel yaitu 11 : 1 16,67 mgml : 1,5
mgml. Secara teoritis probabilitas transisi elektron parasetamol lebih besar dibanding asam fenobarbiturat. Dengan demikian parasetamol akan memiliki daya
serap molar yang lebih besar dibanding natrium fenobarbital. Berdasarkan alasan tersebut maka dilakukan pengenceran sebanyak + 80 kali terhadap konsentrasi
parasetamol 16,67 mgml dalam sampel hingga mencapai konsentrasi 0,21 mgml supaya respon absorbansinya tidak jauh berbeda dengan natrium fenobarbital.
Dengan demikian masing- masing konsentrasi sampel merupakan konsentrasi tengah dari kurva baku, hal ini bertujuan supaya persamaan kurva baku
yang diperoleh nantinya dapat digunakan untuk menetapkan kadar sampel.
C. Optimasi Penentuan Panjang Gelombang Pengamatan Parasetamol dan
Natrium Fenobarbital dengan Spektrofotometer UV
Penentuan panjang gelombang pengamatan bertujuan untuk menge tahui panjang gelombang di mana parasetamol dan natrium fenobarbital sama-sama
memberikan serapan yang optimal untuk dibaca pada KCKT. Untuk menentukan panjang gelombang pengamatan, perlu dilakukan scanning ?
maks
parasetamol dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
natrium fenobarbital menggunakan spektrofotometer UV, yang bertujuan untuk mengetahui panjang gelombang di mana parasetamol dan natrium fenobarbital dalam
pelarut metanol dan buffer fosfat pH 3,2 memberikan serapan yang maksimum saat dikenai sinar UV.
Penentuan ?
maks
dilakukan menggunakan 3 seri kadar dengan tujuan untuk meyakinkan hasil yang didapat benar-benar panjang gelombang serapan maksimum
dari senyawa tersebut. Sehingga nantinya ?
maks
dapat digunakan untuk analisis kualitatif senyawa tersebut dalam pelarut metanol dan buffer fosfat pH 3,2, karena
?
maks
bersifat khas untuk suatu senyawa. Penggunaan 3 seri kadar juga diperlukan untuk memastikan kebenaran senyawa yang digunakan, dengan membandingkan
panjang gelombang serapan maksimum yang diperoleh dengan panjang gelombang serapan maksimum dari literatur. Hal ini diperlukan karena parasetamol dan natrium
fenobarbital yang digunakan memiliki kualitas working standard. Pembacaan serapan dilakukan pada rentang panjang gelombang 200-300
nm karena berdasarkan literatur parasetamol dan natrium fenobarbital memiliki panjang gelombang serapan maksimum pada rentang tersebut.
Syarat suatu senyawa untuk dapat ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri ultraviolet harus memiliki gugus kromofor yang bertanggung jawab
dalam penyerapan radiasi ultraviolet. Baik parasetamol maupun natrium fenobarbital memiliki gugus kromofor yang merupakan ikatan rangkap yang memiliki elektron p
yang mudah tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi yaitu orbital p. Selain memiliki gugus kromofor, parasetamol dan natrium fenobarbital juga memiliki gugus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
auksokrom yang terikat langsung pada gugus kromofor. Gugus auksokrom merupakan suatu gugus yang memiliki pasangan elektron bebas pada orbital n yang
kemudian dapat berinteraksi dengan elektron p pada kromofor. Denga n demikian, gugus auksokrom ini berperan dalam pergeseran panjang gelombang dan intensitas
serapan maksimum dari parasetamol dan natrium fenobarbital. Gambar gugus kromofor dan auksokrom dari masing- masing senyawa dapat dilihat pada gambar
berikut.
OH HN
C O
CH
3
Gambar 6. Gugus kromofor dan auksokrom parasetamol Keterangan :
---------- = kromofor
---------- = auksokrom
NH H
N O
Na
O O
C
2
H
5
Gambar 7. Gugus kromofor dan auksokrom natrium fenobarbital Keterangan :
---------- = kromofor
---------- = auksokrom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam Farmakope Indonesia Edisi IV 1995 disebutkan bahwa pengujian panjang gelombang serapan maksimum mempunyai makna jika serapan maksimum
tersebut tepat atau dalam batas 2 nm dari panjang gelombang yang ditentukan. Spektrum serapan yang dihasilkan oleh parasetamol dan natrium fenobarbital dapat
dilihat pada gambar berikut.
Gambar 8. Spektrum serapan parasetamol ?
maks
= 245 nm Keterangan : A = konsentrasi 0,005 mgml; B = konsentrasi 0,007 mgml;
C = konsentrasi 0,009 mgml
Pada gambar tersebut terlihat bahwa ketiga seri kadar parasetamol yang dilarutkan dalam metanol dan buffer fosfat pH 3,2 semua memiliki serapan
maksimum pada panjang gelombang 245 nm. Menurut Clarke 1969, parasetamol dalam larutan asam memiliki serapan maksimum pada panjang gelombang 245 nm.
Dengan demikian pada penelitian ini panjang gelombang serapan maksimum parasetamol yang diperoleh sama dengan panjang gelombang serapan maksimum
parasetamol secara teoritis. Berarti dapat dipastikan bahwa senyawa tersebut adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
parasetamol karena memenuhi ketentuan yang disebutkan dalam Farmakope Indonesia Edisi IV.
Gambar 9. Spektrum serapan natrium fenobarbital ?
maks
= 236 nm Keterangan : A = konsentrasi 0,05 mgml; B = konsentrasi 0,07 mgml;
C = konsentrasi 0,09 mgml
Pada gambar tersebut terlihat bahwa ketiga seri kadar natrium fenobarbital dalam pelarut metanol dan buffer fosfat pH 3,2 yang diuji memiliki panjang
gelombang serapan maksimum 236 nm. Hal ini menunjukkan bahwa panjang gelombang 236 nm benar-benar merupakan panjang gelombang di mana natrium
fenobarbital memberikan serapan yang maksimum. Analisis dengan KCKT memerlukan suatu panjang gelombang di mana
kedua senyawa dapat memberikan absorbansi yang optimal untuk dibaca pada KCKT, yang dinamakan panjang gelombang pengamatan. Spektrum yang dihasilkan
dari parasetamol 0,009 mgml ditumpangtindihkan dengan spektrum natrium fenobarbital 0,09 mgml sehingga didapat gambar seperti berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 10. Gabungan spektrum serapan parasetamol A konsentrasi 0,009 mgml dan natrium fenobarbital B konsentrasi 0,09 mgml
Pada gambar 10 dapat terlihat bahwa pada perbandingan 1:10 natrium fenobarbital baru dapat memberikan absorbansi yang mirip dengan parasetamol.
Sehingga berdasarkan spektrum tumpang tindih tersebut, panjang gelombang pengamatan yang dipilih adalah 236 nm yang merupakan panjang gelombang
serapan maksimum dari natrium fenobarbital. Panjang gelombang ini dipilih supaya natrium fenobarbital dapat terdeteksi karena absorbansi natrium fenobarbital sangat
kecil dibandingkan parasetamol. Selain itu pada gambar 10 dapat terlihat juga bahwa parasetamol dapat memberikan absorbansi pada panjang gelombang 236 nm.
D. Optimasi Pemisahan Parasetamol dan Natrium Fenobarbital dengan