Optimasi Penetapan Kadar Parasetamol dan Natrium Fenobarbital

fenobarbiturat memiliki waktu retensi yang lebih cepat, karena sebagian analit kemungkinan masih berada dalam bentuk garam ion yang lebih menyukai fase gerak, sehingga menyebabkan pemisahannya dengan parasetamol tidak sempurna. Berdasarkan tabel IV, pada komposisi fase gerak 90 : 10, kedua kecepatan alir yang dioptimasi memberikan hasil yang memenuhi persyaratan resolusi 1,5. Akan tetapi kecepatan alir yang dipilih adalah 1,5 mlmenit. Alasan pemilihan ini adalah karena kecepatan alir 1,5 mlmenit memiliki tingkat reprodusibilitas yang lebih baik daripada kecepatan alir 1 mlmenit, hal ini terlihat pada besarnya standar deviasi dari resolusi yang dihasilkan dari tiga kali replikasi. Selain itu, waktu retensi asam fenobarbiturat lebih pendek pada kecepatan alir 1,5 mlmenit dibanding kecepatan alir 1 mlmenit karena adanya tekanan yang lebih besar pada kolom. Hal ini sangat penting untuk efisiensi waktu kerja dalam analisis. Dengan demikian, selanjutnya analisis campuran parasetamol dan natrium fenobarbital dengan metode KCKT menggunakan fase gerak metanol : buffer fosfat pH 3,2 dengan perbandingan 90 : 10 dan kecepatan alir 1,5 mlmenit.

E. Optimasi Penetapan Kadar Parasetamol dan Natrium Fenobarbital

dengan KCKT Fase Terbalik Pembuatan kurva baku parasetamol dan natrium fenobarbital untuk penetapan kadar dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Persamaan kurva baku yang diperoleh menyatakan hubungan yang linier antara konsentrasi analit dengan AUC Area Under the Curve yang dihasilkan. Parameter linearitas yang digunakan adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI koefisien korelasi r, yang menunjukkan korelasi atau hubungan antara konsentrasi dengan AUC. Dari ketiga replikasi kurva baku yang diperoleh, kemudian dipilih satu kurva yang kemudian akan digunakan untuk analisis kuantitatif senyawa tersebut. Pemilihan kurva baku didasarkan pada nilai r- nya yang lebih besar dari r tabel untuk lima data dengan derajat bebas db = 3 yaitu sebesar 0,878 taraf kepercayaan 95. Data persamaan kurva baku yang diperoleh dari parasetamol dan natrium fenobarbital dapat dilihat pada tabel-tabel berikut. Tabel V. Data kurva baku parasetamol Replikasi I Replikasi II Replikasi III C mgml AUC C mgml AUC C mgml AUC 0,0704 0,1408 0,2112 0,2816 0,352 2104400 3945868 5711632 7613654 9308203 0,0701 0,1402 0,2104 0,2805 0,3506 2000887 3787538 5610533 7495138 8583764 0,0704 0,1408 0,2111 0,2815 0,3519 1928215 3708519 5286410 7387241 9252065 A B r 314133,8 25675272,73 0,9998 A B r 434227,73 24060393,01 0,9963 A B r 13735,68 26043167,19 0,9990 Keterangan = merupakan data kurva baku parasetamol yang digunakan Tabel VI. Data kurva baku natrium fenobarbital Replikasi I Replikasi II Replikasi III C mgml AUC C mgml AUC C mgml AUC 1,019 1,24 1,506 1,77 2,2144 2915335 3123870 3837280 4636561 5981528 1,013 1,233 1,498 1,76 2,2028 2554248 3372032 4211253 4892742 6047231 1,0166 1,24 1,503 1,77 2,21 2948199 3597697 3961215 4905167 6166657 A B r -19515372 2657257,45 0,991 A B r -253550,44 2899421,05 0,997 A B r 172807,72 2676481,52 0,993 Keterangan = merupakan data kurva baku natrium fenobarbital yang digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel V, data kurva baku yang digunakan untuk parasetamol adalah replikasi I. Karena koefisien korelasi r yang diperoleh merupakan yang paling tinggi dibanding replikasi yang lain. Kurva baku tersebut memenuhi persyaratan linearitas karena memiliki nilai r 0,99 Anonim c , 2004. Berdasarkan tabel VI, data kurva baku yang digunakan untuk natrium fenobarbital adalah replikasi II. Karena koefisien korelasi r yang diperoleh juga merupakan yang paling tinggi dibanding replikasi yang lain dan memenuhi persyaratan linearitas dengan nilai r 0,99 Anonim c , 2004. Dengan demikian persamaan kurva baku yang digunakan untuk analisis kuantitatif parasetamol adalah y = 25675272,73 x + 314133,88 dan persamaan kurva baku yang digunakan untuk analisis kuantitatif natrium fenobarbital adalah y = 2899421,05 x – 253550,44. Analisis kuantitatif dilakukan pada sampel yang mengandung campuran parasetamol dan natrium fenobarbital dengan perbandingan 11 : 1 166,7 mg parasetamol dan 15 mg natrium fenobarbital. Perbandingan ini disesuaikan dengan perbandingan parasetamol dan natrium fenobarbital dalam sampel di Rumah Sakit X. Konsentrasi natrium fenobarbital dalam sampel adalah 1,5 mgml, sedangkan konsentrasi parasetamol dalam sampel adalah 16,67 mgml. Karena perbedaan konsentrasi kedua senyawa yang sangat besar, maka pada penelitian ini parasetamol dan asam fenobarbiturat tidak dapat diamati kromatogramnya secara bersamaan. Cara yang dilakukan adalah sampel tanpa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengenceran disuntikkan ke dalam kolom terlebih dahulu untuk mengamati kromatogram asam fenobarbiturat dengan attenuasi 7. Contoh kromatogram sampel asam fenobarbiturat dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 17. Kromatogram sampel asam fenobarbiturat replikasi 3 Pada kromatrogram tersebut asam fenobarbiturat memiliki waktu retensi 8,583 menit, waktu retensi ini sama dengan waktu retensi kromatogram asam fenobarbiturat baku seperti terlihat pada tabel VII dengan demikian dapat dipastikan bahwa kromatogram tersebut adalah kromatogram asam fenobarbiturat . Tabel VII. Data waktu retensi t R masing -masing senyawa baku dan sampel Senyawa t R baku menit t R sampel menit Parasetamol 3,236 3,100 Asam fenobarbiturat 8,525 8,583 Pada gambar 17, terlihat bahwa kromatogram parasetamol tidak dapat terbaca karena peaknya terlalu tinggi. Maka untuk mendapatkan kromatogram parasetamol dilakukan pengenceran sebanyak 80 kali terhadap sampel yang sama, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sampai diperoleh parasetamol dengan konsentrasi 0,21 mgml, kemudian disuntikkan ke dalam kolom dengan attenuasi 9 menggunakan kondisi KCKT komposisi fase gerak serta kecepatan alir yang sama dengan sampel sebelum diencerkan. Kromatogram parasetamol yang tampak setelah dilakukan pengenceran sampel dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 18. Kromatogram sampel parasetamol replikasi 3 Berdasarkan kromatogram tersebut waktu retensi kromatogram sampel parasetamol adalah 3, 100 menit, yang sama dengan waktu retensi parasetamol baku sesuai dengan data pada tabel VII. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa kromatogram tersebut benar-benar merupakan kromatogram parasetamol. Selanjutnya analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung kadar parasetamol dan natrium fenobarbital dalam sampel menggunakan persamaan kurva baku yang diperoleh. Dari 6 kali replikasi, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel VIII. Data kadar parasetamol dan natrium fenobarbital dalam sampel Parasetamol Natrium fenobarbital Sampel AUC Kadar mgml AUC Kadar mgml 1 2 3 4 5 6 5658262 5745480 5914806 5829954 5682401 5581771 16,65 16,92 17,45 17,18 16,73 16,42 4225605 4033752 4044411 3952644 4048479 4114875 1,55 1,48 1,48 1,45 1,48 1,51 X 16,89 X 1,49 SD 0,37 SD 0,034 KV 2,2 KV 2,3 Berdasarkan data tersebut, kadar parasetamol dan natrium fenobarbital dalam sampel secara berturut-turut adalah 16,89+0,37 mgml dan 1,49+0,034 mgml. Kesahihan hasil yang diperoleh tersebut dapat diketahui dengan melakukan validasi metode penetapan kadar.

F. Validasi Metode Penetapan Kadar Parasetamol dan Natrium

Dokumen yang terkait

Optimasi pemisahan dan penetapan kadar campuran parasetamol dan natrium fenobartial dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 127

Validasi penetapan kadar campuran parasetamol, propifenazon, dan kafein dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik...[abstrak tidak bisa diupload] - USD Repository

0 3 130

ANALISIS CAMPURAN PARASETAMOL, PROPIFENAZON DAN KAFEIN DALAM TABLET DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

0 1 111

PENETAPAN KADAR CAMPURAN HIDROKORTISON ASETAT DAN KLORAMFENIKOL DALAM SEDIAAN KRIM TOPIKAL MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK SKRIPSI

0 0 100

Optimasi pemisahan campuran hidrokortison asetat dan kloramfenikol dalam krim merek X menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 146

Skripsi Berjudul OPTIMASI DAN VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASPARTAM DALAM MINUMAN SERBUK BERAROMA SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

0 1 130

Optimasi pemisahan campuran parasetamol dan ibuprofen dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

1 2 119

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN DENGAN PERBANDINGAN 7:4 MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

1 2 123

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN DALAM TABLET MERK “X” DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK SKRIPSI

0 2 110

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KUERSETIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) FASE TERBALIK DALAM TEH HIJAU

0 2 146