Fase gerak Definisi dan instrumentasi KCKT

Gambar 3. Peralatan KCKT Kazakevich dan Nair, 1996 Tiga variabel utama yang harus diperhatikan untuk proses pemisahan dan analisis menggunakan KCKT, yaitu :

a. Fase gerak

Pemisahan dengan fase gerak tunggal disebut elusi isokratik, sedangkan elusi gradien menggunakan dua fase gerak dengan berbagai perubahan komposisi. Suatu KCKT yang baik seharusnya mempunyai lebih dari dua penampung fase gerak. Fase gerak dialirkan ke botol penyampur pada berbagai laju aliran. Sebagian besar pompa KCKT mempunyai keluaran tekanan 70-400 atm, dan mampu menghasilkan aliran sampai 20 mlmenit. Sampel dimasukkan dalam sistem injeksi dengan penyuntik hiperdermik. Sampel sejumlah 2-100 µl dapat ditampung dalam sistem injeksinya Khopkar, 1990. Fase gerak untuk analisis secara KCKT harus murni untuk mencegah adanya peak pengganggu yang dapat tumpang tindih dengan peak analit, tidak bereaksi atau mempengaruhi kolom, dapat melarutkan analit, memiliki titik didih 20- 50 o C di atas temperatur kolom, viskositasnya rendah tidak lebih dari 50 cP dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memungkinkan untuk memperoleh kembali analit dengan mudah jika diperlukan, tidak mudah terbakar dan toksisitasnya rendah, memiliki harga yang wajar Skoog, Holler, dan Nieman, 1985. Fase gerak KCKT juga harus bebas dari gas yang terlarut karena dapat mempengaruhi respon detektor sehingga memuculkan sinyal palsu dan akan mempengaruhi kolom Gritter, Bobbit, Schwarting, 1985. Maka peralatan degassing diperlukan untuk menghilangkan gas yang terlarut di dalam fase gerak Dean, 1995. Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah campuran larutan buffer dengan metanol atau campuran air dengan asetonitril Rohman dan Gandjar, 2007. Variasi retensi analit untuk pemisahan yang optimum dicapai dengan mengubah komposisi fase gerak. Snyder mendefinisikan parameter solvent strength, e o , sebagai energi adsorbsi per unit area dari adsorbent. Kenaikan nilai e o berbanding lurus dengan kenaikan nilai log k’. Semakin besar solvent strength maka kekuatan fase gerak untuk mengelusi semakin besar dan menyebabkan semakin kecilnya nilai k’ faktor pemisahan untuk kurva analit. Dengan demikian, fase gerak dapat dipilih dengan mencocokkan polaritas relatif dari fase gerak dengan komponen sampel Willard, Merrit, Dean, dan Settle, 1988. Kepolaran pelarut merupakan ukuran kekuatan pelarut untuk mengelusi suatu senyawa. Kepolaran pelarut dinyatakan dalam bentuk P’ indeks polaritas. Besarnya polaritas campuran pelarut dapat dihitung dengan persamaan berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI n n n i camp P P P P P ..... 2 2 1 1 1 Φ + Φ + Φ = Φ = ∑ = 2 dengan F merupakan fraksi pelarut dalam campuran dan n adalah jenis pelarut yang digunakan Skoog et al., 1985. Berikut ini merupakan beberapa nilai indeks polaritas dari beberapa pelarut yang sering digunakan. Tabel I. Nilai indeks polaritas pelarut Nilai Eluotropik Solvent Indeks Polaritas Alumina C 18 Silika UV Cut off nm Heksan 0,1 0,01 - 0,00 195 Sikloheksan 0,2 0,04 - - 200 Toluen 2,4 0,29 - 0,22 284 Tetrahidrofuran 4,0 0,45 3,7 0,53 212 Etil asetat 4,4 0,58 - 0,48 256 Aseton 5,1 0,56 8,8 0,53 330 Metanol 5,1 0,95 1,0 0,7 205 Asetonitril 5,8 0,65 3,1 0,52 190 Dimetilformamida 6,4 - 7,6 - 268 Dimetilsulfoksida 7,2 0,62 - - 268 Air 10,2 - - - 190 Snyder, Kirkland dan Glajh, 1997. Tabel di atas menunj ukkan bahwa semakin besar nilai eluotropik dari suatu pelarut maka semakin mudah untuk mengelusi analit. Sedangkan semakin besar indeks polaritas pelarut maka semakin polar pelarut tersebut Snyder et al., 1997. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Fase diam

Dokumen yang terkait

Optimasi pemisahan dan penetapan kadar campuran parasetamol dan natrium fenobartial dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 127

Validasi penetapan kadar campuran parasetamol, propifenazon, dan kafein dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik...[abstrak tidak bisa diupload] - USD Repository

0 3 130

ANALISIS CAMPURAN PARASETAMOL, PROPIFENAZON DAN KAFEIN DALAM TABLET DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

0 1 111

PENETAPAN KADAR CAMPURAN HIDROKORTISON ASETAT DAN KLORAMFENIKOL DALAM SEDIAAN KRIM TOPIKAL MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK SKRIPSI

0 0 100

Optimasi pemisahan campuran hidrokortison asetat dan kloramfenikol dalam krim merek X menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 146

Skripsi Berjudul OPTIMASI DAN VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASPARTAM DALAM MINUMAN SERBUK BERAROMA SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

0 1 130

Optimasi pemisahan campuran parasetamol dan ibuprofen dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

1 2 119

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN DENGAN PERBANDINGAN 7:4 MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

1 2 123

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN DALAM TABLET MERK “X” DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK SKRIPSI

0 2 110

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KUERSETIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) FASE TERBALIK DALAM TEH HIJAU

0 2 146