dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu adalah pengertian dari hasil belajar menurut Nawawi 1981:100.
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menguraikan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan seseorang dalam
mencapai sesuatu yang diinginkannya dalam konteks pembelajaran melalui usaha dalam mencapainya. Peneliti membatasi prestasi
belajar yang diteliti hanya sampai pada prestasi belajar kognitif. Dalam penelitian ini hasil akhir yang telah dicapi adalah adanya
peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD N Sarikarya melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Slameto 2010:54 mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut :
1 Faktor-faktor intern dari dalam individu
a Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan akan mempengaruhi proses belajar seseorang jika
kesehatan seseorang terganggu, akibatnya akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk jika badan terasa lelah,
kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Sedangkan siswa yang mengalami cacat
tubuh hendaknya belajar pada lembaga pendidikan khusus atau
diusahakan menggunakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatanya.
b Faktor Psikologis
Faktor psikologis tentunya merupakan faktor utama dari dalam yang menentukan intensitas belajar seseorang. Jika faktor dari luar
mendukung tapi faktor psikologisnya tidak mendukung maka faktor dari luar tersebut pengaruhnya tidak akan signifikan. Faktor
psikologisnya meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
c Faktor Kelelahan
Faktor kelelahan dibedakan menjadi kelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani ditandai dengan kondisi tubuh
yang mulai lemah dan cenderung ingin beristirahat. Kelelahan rohani dapat dilihat seperti timbulnya rasa bosan sehingga
dorongan untuk menghasilkan sesuatu itu hilang. Keduanya sangat mempengaruhi belajar seseorang karena jika kedua hal tersebut
terjadi maka hasil yang harus dicapai dalam belajar akan sulit untuk dicapai.
2 Faktor Ekstern
a Faktor keluarga
Keluarga adalah lingkungan yang paling dekat dengan siswa. Segala sesuatu yang terjadi dalam keluarga sangat berpengaruh
terhadap belajar siswa, mulai dari cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua hingga latar belakang kebudayaan.
b Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa antara lain adalah metode mengajar guru, kurikulum yang digunakan sekolah,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin atau aturan sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran,
dan lain-lain. c
Faktor masyarakat Faktor masyarakat adalah faktor ekstern yang mempengaruhi
belajar siswa yang lainnya. Faktor masyarakat berpengaruh karena setiap siswaorang pasti hidup di masyarakat dan terlihat dalam
masyarakat. Media massa, teman bergaul, kegiatan atau bentuk kehidupan masyarakat adalah unsur-unsur yang ada dalam
masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa. 3.
Model Pembelajaran Kooperatif
Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau
membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana
keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat
diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana
kebersamaan di antara sesama anggota kelompok Solihatin dan Rahardjo,2007:4
Selanjutnya menurut Suprijono 2013:54, pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Menurut pendapat Lie 2008:29, model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur
dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan
prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar-benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.
4.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
Pada pembahasan model kooperatif tipe Group Investigation akan membahas tentang dua hal yaitu penertian model pembelajaran
kooperatif tipe GI, karekteristik model pembelajaran tipe GI dan tahapan dalam Group Investigation.
a. Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation