Meningkatkan kemampuan kerjasama dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA kelas V SD N Sarikarya tahun 2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

(1)

viii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD N SARIKARYA TAHUN 2014/2015 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Oleh:

Anna Ventalensi NIM : 111134075 Universitas Sanata Dharma

Hasil observasi dan wawancara pada proses pembelajaran di SD N Sarikarya menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang telah diterapkan belum cukup membuat para siswa saling berinteraksi dengan baik dalam kelompok. Rendahnya tingkat kerjasama siswa juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Peneliti berasumsi kecenderungan tersebut menyebabkan kerjasama dan prestasi belajar siswa rendah. Dari asumsi tersebut maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dalam meningkatkan kemampuan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD N Sarikarya. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD N Sarikarya semester genap yang terdiri dari 34 siswa dan objek penelitian ini adalah meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar IPA. Siklus yang digunakan adalah siklus I dan pemantapan hasil refleksi dari siklus I dapat dilanjutkan dengan menggunakan siklus II. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner, observasi, wawancara untuk mengukur kerjasama dan tes tertulis atau soal evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Group

Investigation telah terlaksana; (2) Hasil ini di dapat dari kondisi awal rata-rata

skor kerjasama sebesar 52,94% (kurang baik) pada siklus I meningkat menjadi 78,78% ( baik) kemudian pada siklus II meningkat menjadi 94,11% (sangat baik). (3) Penggunaan model kooperatif tipe Group Investigasionmeningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal siswa yang mencapai KKM, pada kondisi awal sebesar46,42% pada siklus Imeningkat sebesar 51,51%, pada siklus II meningkat menjadi 91,17%. Pencapaian nilai rata-rata kelas pada kondisi awal yaitu sebesar 61,4 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 66,6 terakhir pada siklus II menjadi 76,1.

Kata kunci: kerjasama, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif tipe Group


(2)

ix

IMPROVING COOPERATION AND LEARNING ACHIEVEMENT SUBJECTS OF SCIENCE FOR STUDENT GRADE FIFTH OF PUBLIC ELEMENTARY SCHOOLS SARIKARYA YEAR 2014/2015 BY USING KIND

OF CLASSROOM COOPERATIVE TYPE GROUP INVESTIGATION

By: Anna Ventalensi Student Number : 111134075

Universitas Sanata Dharma

The result of observations and interview on the process of learning in SD N Sarikarya show that the process learning that have applied quite yet made students interact with both in the group. The low level of cooperation students also influences student learning achievements. Assume that tendency led to cooperation and the achievements of the students is low. That assumption then encouraged researchers to do research action class. This research is a Research class action that aims to find out the use of Cooperative learning model of type Group Investigation in improving the ability of learning and achievement of cooperation Science grade fifth in primary schools Sarikarya. The subject of research was the grade fifth in SD N Sarikarya even semester consists of 34 students and the object of this research is to enhance cooperation and learning achievements of the Science. The cycle is a cycle I and establishment of the results of the reflection of the cycle I can proceed by using the cycle II. Collection techniques on research using questionnaires, observation, interviews to measure cooperation and tests written or reserved evaluation to measure the learning achievements of students.

The results of this research indicated that: (1) improvement of cooperation and accomplishment of learning Cooperative learning model using Science type Group Investigation has been carried out; (2) this Results in initial conditions can be from an average score of cooperation 52,94% (less good) on the cycle I increased to 78,78% (good) then in cycle II increased to 94,11% (very good). (3) The use of the cooperative model type Group Investigasion improve student achievement. It can be seen from the initial conditions of students who reach the KKM, on initial conditions increased to 46,42% in cycle I increased by 51,51%, cycle II increased to 91,17%. The achievement of the average value of the class on the initial conditions of 61,4 later in the cycle I increased to 66,6 last cycle II becomes 76.1.

Keywords: cooperation , learning achievements , a model of learning cooperative type group investigation


(3)

i

BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD N SARIKARYA TAHUN 2014/2015 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Anna Ventalensi

111134075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv Karya ini akan kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus sebagai penopang dan sumber kekuatanku dalam hidup ini

Ayahku Yohanes Widodo Saputro dan Ibuku Agnes Sulastri yang selalu memberikan semangat, penguatan, doa serta kasih sayang untukku

Kakakku Regina Winda Retnosari yang selalu memberikan semangat , dukungan dan nasehat yang sangat membantu

Adikku Fransisca Trigiasmi dan Leo Wisnu Pamungkas yang memberikan semangat, serta selalu menyanyikan lagu-lagu yang dapat membuat semangat dalam mengerjakan skripsi ini

Terimakasih untuk Yohanes Hendi Setiawan yang tak henti memberikan dukungan dan semangat yang amat berarti

Bapak Drs. Paulus Wahana , M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan izin demi kelancaran meyusun skripsi ini

Ibu Eny Winarti,S.Pd.,M.Hum., Ph.D selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan waktu dan tenaga untuk membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini

Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah membantu untuk kelancaran penyusunan skripsi ini

Sahabat-sahabatku Gita, Cory, Tiwi, Mas Blek, Saly, Abil, Maria, Arin, Danang, Amah, Om Marsel, Tyas,Andi, Tiva, Fica, Yoyok yang selalu memberikan senyuman terbaik mereka, menemaniku dikala susah maupun senang, dan selalu memberikan semangat untukku

Mas Deon, Mas Akbar, Mas Indra, Silvester, Nunikdan teman-teman kelas F, teman-teman Wulung Crew’s serta teman-teman PGSD angkatan 2011 yang namanya tidak bisa disebutkan satu-persatu


(7)

v

MOTTO

“LIFE MUST GO ON”

Jika Salah, Perbaiki

Jika Gagal, Coba Lagi

Tapi

Jika Kamu Menyerah, Semuanya Selesai

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa

Dengan penuh Kepercayaan, Kamu akan menerimanya.

(Matius 21:27)


(8)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,13 Agustus 2015 Peneliti,


(9)

vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Anna Ventalensi

Nomor Mahasiswa : 111134075

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya saya yang berjudul :

Meningkatkan Kemampuan Kerjasama dan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas V SD N Sarikarya Tahun 2014/2015 dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada sayaselama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Yang menyatakan


(10)

viii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD N SARIKARYA TAHUN 2014/2015 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Oleh:

Anna Ventalensi NIM : 111134075 Universitas Sanata Dharma

Hasil observasi dan wawancara pada proses pembelajaran di SD N Sarikarya menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang telah diterapkan belum cukup membuat para siswa saling berinteraksi dengan baik dalam kelompok. Rendahnya tingkat kerjasama siswa juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Peneliti berasumsi kecenderungan tersebut menyebabkan kerjasama dan prestasi belajar siswa rendah. Dari asumsi tersebut maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dalam meningkatkan kemampuan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD N Sarikarya. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD N Sarikarya semester genap yang terdiri dari 34 siswa dan objek penelitian ini adalah meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar IPA. Siklus yang digunakan adalah siklus I dan pemantapan hasil refleksi dari siklus I dapat dilanjutkan dengan menggunakan siklus II. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner, observasi, wawancara untuk mengukur kerjasama dan tes tertulis atau soal evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Group

Investigation telah terlaksana; (2) Hasil ini di dapat dari kondisi awal rata-rata

skor kerjasama sebesar 52,94% (kurang baik) pada siklus I meningkat menjadi 78,78% ( baik) kemudian pada siklus II meningkat menjadi 94,11% (sangat baik). (3) Penggunaan model kooperatif tipe Group Investigasionmeningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal siswa yang mencapai KKM, pada kondisi awal sebesar46,42% pada siklus Imeningkat sebesar 51,51%, pada siklus II meningkat menjadi 91,17%. Pencapaian nilai rata-rata kelas pada kondisi awal yaitu sebesar 61,4 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 66,6 terakhir pada siklus II menjadi 76,1.

Kata kunci: kerjasama, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif tipe Group


(11)

ix

IMPROVING COOPERATION AND LEARNING ACHIEVEMENT SUBJECTS OF SCIENCE FOR STUDENT GRADE FIFTH OF PUBLIC ELEMENTARY SCHOOLS SARIKARYA YEAR 2014/2015 BY USING KIND

OF CLASSROOM COOPERATIVE TYPE GROUP INVESTIGATION

By: Anna Ventalensi Student Number : 111134075

Universitas Sanata Dharma

The result of observations and interview on the process of learning in SD N Sarikarya show that the process learning that have applied quite yet made students interact with both in the group. The low level of cooperation students also influences student learning achievements. Assume that tendency led to cooperation and the achievements of the students is low. That assumption then encouraged researchers to do research action class. This research is a Research class action that aims to find out the use of Cooperative learning model of type Group Investigation in improving the ability of learning and achievement of cooperation Science grade fifth in primary schools Sarikarya. The subject of research was the grade fifth in SD N Sarikarya even semester consists of 34 students and the object of this research is to enhance cooperation and learning achievements of the Science. The cycle is a cycle I and establishment of the results of the reflection of the cycle I can proceed by using the cycle II. Collection techniques on research using questionnaires, observation, interviews to measure cooperation and tests written or reserved evaluation to measure the learning achievements of students.

The results of this research indicated that: (1) improvement of cooperation and accomplishment of learning Cooperative learning model using Science type Group Investigation has been carried out; (2) this Results in initial conditions can be from an average score of cooperation 52,94% (less good) on the cycle I increased to 78,78% (good) then in cycle II increased to 94,11% (very good). (3) The use of the cooperative model type Group Investigasion improve student achievement. It can be seen from the initial conditions of students who reach the KKM, on initial conditions increased to 46,42% in cycle I increased by 51,51%, cycle II increased to 91,17%. The achievement of the average value of the class on the initial conditions of 61,4 later in the cycle I increased to 66,6 last cycle II becomes 76.1.

Keywords: cooperation , learning achievements , a model of learning cooperative type group investigation


(12)

x

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa, atas berkat dan rahmat yang diberikanNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana (S-1) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta SJ.,SS.,BST.,M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

3. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I. 4. Ibu Eny Winarti, S.Pd.,M.Hum.,Ph.D. selaku dosen pembimbing II.

5. Keluargaku yang aku cintai, Ayahku Yohanes Widodo Saputro dan Ibuku Agnes Sulastri yang selalu mendoakan aku, memberikan semangat, motivasi dan bimbingannya untukku.

6. Kakaku Regina Winda R.S dan kedua Adikku Fransisca Trigiasmi dan Leo Wisnu Pamungkas yang selalu memberikan semangat dan senyuman manis mereka

7. Teman-teman PGSD Angkatan 2011


(13)

xi

aku dapat bertahan sampai saat ini Gita, Cory, Tiwi, Mas Blek, Codot, Danang, Abil, Maria, Saly, Arin, Nunik, Lusi, Pipi, Ajeng

10. Bapak Jaka Triyana, S.Pd.SD. Selaku Kepala Sekolah SD N Sarikarya 11. Bapak Danang Harya Saputra, S.Pd. Selaku wali kelas V SD N Sarikarya

yang telah memberikan tenaga dan dukungan guna membantu berjalannya Penelitian Tindakan Kelas ini.

12. Ibu Maria Melani Ika, S.Pd.,M.Pd. selaku validator yang sudah membantu memberikan validasi untuk instrumen saya

13. Semua pihak yang telah membantu saya dan namanya tidak disebutkan satu-persatu

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, meskipun penulis berusaha semaksimal mungkin. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Penulis


(14)

xi

HALAMAN

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv

HALAMAN MOTTO………...………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……… vii

ABSTRAK………... viii

ABSTRACT ……… ix

KATA PENGANTAR………... x

DAFTAR ISI………. xi

DAFTAR TABEL………. xv

DAFTAR GAMBAR……… xviii

DAFTAR LAMPIRAN………. xx

BAB I : PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah……… 2

B. Batasan masalah……… 6

C. Rumusan Masalah………. 7


(15)

xii

F. Manfaat Penelitian………. 10

BAB II: LANDASAN TEORI……….. 12

A. Kajian pustaka……… 12

1. Kerjasama………... 12

2. Prestasi Belajar………... 18

3. Model Pembelajaran Kooperatif……….. 22

4. Model Pembeljaran Kooperatif Tipe Group Investigation……….. 23

5. Ilmu Pengetahuan Alam……….. 28

6. Siswa Sekolah Dasar Kelas V……….. 30

B. Penelitian yang Relevan………... 31

C. Kerangka Berpikir……….. 34

D. Hipotesis Tindakan……… 35

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN………... 37

A. Jenis Penelitian………... 37

B. Setting Penelitian……… 39

C. Rencana Tindakan………. 40

D. Indikator Keberhasilan dan Pengukurannya……….. 46

E. Teknik Pengumpulan Data……… 47

F. Instrumen Pengumpulan Data……… 50

G. Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran………... 68

H. Teknik Analisa Data……….. 97


(16)

xiii

A. Gambaran Umum Penelitian Tindakan Kelas……… 102

B. Hasil Penelitian……….. 125

1. Kualitas Proses………. 125

2. Kualitas Hasil……….. 137

C. Pembahasan ……….. 143

BAB V : KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN……… 203

A. Kesimpulan ………... 203

B. Keterbatasan ………. 206

C. Saran ………. 207

DAFTAR PUSTAKA……… 208


(17)

xv

Tabel III.I Indikator Keberhasilan Penelitian……… 47

Tabel III.2 Pedoman wawancara untuk Guru……… 49

Tabel III.3 Instrumen Pengumpulan Data………. 51

Tabel III.4 Instrumen Kerjasama……….. 53

Tabel III.5 Kisi-kisi Kuesioner Kerjasama………... 55

Tabel III.6 Instrumen Observasi/Pengamatan……….. 56

Tabel III.7 Rubrik Penilaian Instrumen Observasi/Pengamatan……….. 54

Tabel III.8 Pedoman Penskoran Hasil Observasi………. 57

Tabel III.9 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I……….. 58

Tabel III.10 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus II……….. 59

Tabel III.11 Rubrik Penilaian LKS 1 siklus I Pengertian Cahaya………. 61

Tabel III.12 Rubrik Penilaian LKS 1 siklus I Sifat-sifat cahaya……… 62

Tabel III.13 Rubrik Penilaian LKS 1 siklus I Cahaya dapat merambat lurus……… 63

Tabel III.14 Rubrik Penilaian LKS 2 Siklus I Cahaya dapat menembus benda bening…… 64

Tabel III.15 Rubrik Penilaian LKS 2 Siklus I Cahaya dapat dibiaskan………. 64

Tabel III.16 Rubrik Penilaian LKS 1 Siklus II cermin datar……….. 65

Tabel III.17 Rubrik Penilaian LKS 1 Siklus II cermin cembung……….. 66

Tabel III.18 Rubrik Penilaian LKS siklus II cermin cekung………. 66

Tabel III.19 Rubrik Penilaian LKS Siklus II cahaya dapat diuraikan……… 67

Tabel III.20 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kerjasama……… 70

Tabel III.21 Instrumen Kerjasama Setelah Validasi……… 71


(18)

xvi

Tabel III.24 Hasil Validasi Silabus Siklus II oleh Ahli……… 77

Tabel III.25 Hasil Validasi RPP Siklus I oleh Ahli………. 79

Tabel III.26 Hasil Validasi RPP Siklus II oleh ahli………. 80

Tabel III.27 Hasil validasi LKS Siklus I oleh Ahli………. 81

Tabel III.28 Hasil Validasi LKS Siklus II oleh Ahli……… 82

Tabel III.29 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I……….. 83

Tabel III.30 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I setelah Validitas……….. 85

Tabel III.31 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus II………... 87

Tabel III.32 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II setelah Validitas………... 88

Tabel III.33 Koefesien Reliabilitas……….. 90

Tabel III.34 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner kerjasama ………. 91

Tabel III.35 Kriteria Indeks Kesukaran……… 92

Tabel III.36 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I……….... 92

Tabel III.37 Kisi-kisi Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I……….. 93

Tabel III.38 Hasil perhitungan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II………... 95

Tabel III.39 Kisi-kisi Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II………. 96

Tabel III.40 Rentang Skor dan Kriteria Kerjasama……….. 97

Tabel III.41 Jadwal Penelitian……….. 101

Tabel IV.1 Data hasil observasi Pertemuan 1 Siklus I..……….. 108

Tabel IV.2 Data hasil observasi Pertemuan 2 Siklus I..……….. 110

Tabel IV.3 Ketercapaian Siklus I…………...……….. 114


(19)

xvii

Tabel IV.6 Data hasil observasi Pertemuan 2 Siklus I……….. 124

Tabel IV.7 Hasil Analisis Kuesioner Kerjasama…..………. 127

Tabel IV.8 Data hasil kerjasama Siklus I……….. 128

Tabel IV.9 Data hasil kerjasama Siklus II………. 131

Tabel IV.10 Rangkuman Data Kerjasama….………. 136

Tabel IV.11Hasil akhir Siklus I………..………. 138

Tabel IV.12 Hasil akhir Siklus II…………...……….. 140

Tabel IV.13 Rangkuman Hasil Nilai Akhir Siklus I dan Siklus II……….. 142


(20)

xviii

Gambar III.1 Model Siklus PTK menurut Kemmis dan Taggart……….. 38

Gambar IV.1 Kegiatan awal Pembelajaran Guru dan Siswa Siklus I ……….. 147

Gambar IV.2 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid dalam kelompok Siklus I……….. 148

Gambar IV.3 Merencanakan Investigasi di dalam kelompok siklus I……….. 149

Gambar IV.4 Kerjasama Siswa dalam kelompok siklus I……… 151

Gambar IV.5 Siswa Melaksanakan Investigasi……… 153

Gambar IV. 6 Hasil Kuesioner Kerjasama Siswa Siklus I(1)……….. 155

Gambar IV.7 Hasil Kuesioner Kerjasama Siswa Siklus I (2)……….. 170

Gambar IV.8 Hasil LKS Siswa Siklus I Pertemuan 1 (1)……… 173

Gambar IV.9 Hasil LKS Siklus I Pertemuan 1 (2)……….. 174

Gambar IV.10 Hasil LKS Siklus I Pertemuan 2 (1)………. 175

Gambar IV.11 Hasil LKS Siklus I Pertemuan 2 (2)………. 176

Gambar IV.12 Hasil Refleksi Siklus I Pertemuan 1 (1)……… 177

Gambar IV.13 Hasil Refleksi Siklus I Pertemuan 2 (2)……… 178

Gambar IV.14 Pembagian Kelompok Siklus II oleh Guru Kelas……….. 181

Gambar IV.15 Aktivitas Siswa dalam Kelompok………. 182

Gambar IV.16 Mempresentasikan Laporan Akhir Bersama Kelompok………... 185

Gambar IV.17 Hasil Kuesioner Siswa Siklus II (1)……….. 187

Gambar IV.18 Hasil Kuesioner Siswa Siklus II (2)……….. 189

Gambar IV.19 Hasil LKS Siklus II Pertemuan 1 (1)……… 192

Gambar IV.20 Hasil LKS Siswa Siklus II Pertemuan 1 (2)………. 193


(21)

xix

Gambar IV.23 Refleksi Siswa Siklus II (1)………. 197

Gambar IV.24 Refleksi Siswa Siklus II (2)……….. 198

Gambar IV.25 Grafik Pencapaian Indikator Kerjasama……… 200

Gambar IV.26 Grafik Pencapaian Indikator Siswa Lulus KKM……….. 201


(22)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a Silabus Siklus I……… 212

Lampiran 1b Silabus Siklus II………. 214

Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……….. 216 Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II………. 224 Lampiran 3 Daftar Hasil Kuesioner Kondisi Awal……….. 232 Lampiran 4 Daftar Hasil Ujian Tengah Semester………. 235

Lampiran 5 Lembar Observasi………..………. 236

Lampiran 6 Lembar Kuesioner……….. 238

Lampiran 7a Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I………. 241 Lampiran 7b Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II……… 245 Lampiran 8a Soal Evaluasi Siklus I………..……….. 249

Lampiran 8b Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I……….……….. 252

Lampiran 9a Soal Evaluasi Siklus II……… 255 Lampiran 9b Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ………. 258 Lampiran 10a Hasil Perhitungan Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran

Soal Evaluasi akhir siklus dengan menggunakan aplikasi TAP Siklus I ……… 262 Lampiran 10b Hasil Perhitungan Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran

Soal Evaluasi akhir siklus dengan menggunakan aplikasi TAP Siklus II ………….………… 268 Lampiran 11 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran……….………... 272 Lampiran 12 Hasil Validasi Lembar Kuesioner………. 284 Lampiran 13 Hasil Perhitungan Skor Observasi…….……… 285


(23)

xxi

Lampiran 14b Hasil Perhitungan Observasi Siklus II……….. 290 Lampiran 15a Hasil Perhitungan kuesioner Siklus I………. 293 Lampiran 15b Hasil Perhitungan Kuesioner Siklus II……….. 296 Lampiran 16a Sampel Hasil Soal Evaluasi Siklus I………. 299 Lampiran 16b Sampel Hasil Evaluasi Siklus II……… 302

Lampiran 17a Sampel Hasil LKS Siklus I……… 305

Lampiran 17b Sampel Hasil LKS Siklus II……….. 313 Lampiran 18a Sampel Hasil kuesioner Siklus I……….. 322 Lampiran 18b Sampel Hasil kuesioner Siklus II……….. 325

Lampiran 19 Surat Izin Penelitian………. 328

Lampiran 20 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………. 329 Lampiran 21 Foto-foto Kegiatan Penelitian……… 330


(24)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab 1 pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang masalah berisi data awal dan hasil temuan di lapangan tentang proses kerjasama dan prestasi belajar IPA di kelas V SD N Sarikarya. Bagian batasan masalah berisi fokus target penelitian yaitu tentang kerjasama dan prestasi belajar. Bagian tujuan penelitian berisi target penelitian yang difokuskan pada Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model, Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dan dibatasi pada variabel kerjasama dan prestasi belajar IPA. Bagian rumusan masalah berisi tentang pertannyaan yang dimaksudkan untuk memberikan kejelasan bahwa kita akan memecahkan masalah yang akan ditanyakan itu. Bagian tujuan penelitian membahas tentang apa yang sebenarnya ingin peneliti hasilkan dari penelitian yang dilakukan. Bagian batasan pengertian berisi tentang beberapa istilah yang perlu disepakati bersama agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Bagian yang terakhir adalah menfaat penelitian, manfaat penelitian berisi tentang untuk siapa hasil penelitian ini bermanfaat dan apa saja manfaatnya.


(25)

A. Latar Belakang Masalah

Sulistyorini (2007:39) menuliskan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengertian yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dari sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang kejadian bersifat kebendaan dan didasarkan atas hasil observasi, eksperimen dan induksi (Iskandar, 2001 :17).

Menurut Slameto (2010:2), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagian hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Suparno (1997:6), belajar sebagai proses menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pemahamannya dapat dikembangkan. Pengertian belajar seperti ini memberikan petunjuk bahwa fungsi pokok dalam belajar itu adalah menyediakan kondisi yang kondusif, sedangkan yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah siswanya, dalam upaya “menemukan dan memecahkan masalah” ( Majid, 2005:135). Pemecahan masalah tentunya dapat diselesaikan dengan berbagai macam solusi, masalah yang


(26)

timbul terkadang berkaitan dengan mata pelajaran yang terkait dalam pembelajaran contohnya pelajaran IPA. Dalam pembelajaran IPA, sedikit banyak pemberian materi dalam pembelajaran tersebut berkaitan dengan aktivitas kelompok dan menitikberatkan pada kerjasama antar individu (Arends,2001: 349), sehingga menurut Samatowa (2011:3) akan lebih baik jika pelajaran IPA dilaksanakan pada saat pembelajaran tersebut dapat mendekatkan siswa untuk mengenal lingkungan sekitarnya melalui kegiatan percobaan dan pengamatan.

Menurut Arief (2004: 129) Kerjasama adalah hubungan timbal balik antara seseorang dengan orang yang lain sehingga timbul interaksi antar keduanya atau lebih. Pada zaman sekarang anak terkadang sulit untuk melakukan kerjasama, karena kemauan dan gaya belajar masing-masing siswa berbeda. Dalam mencapai efektivitas dan produktivitas sebuah kelompok atau tim kerja, diperlukan suasana yang solid dan kondusif untuk memungkinkan terjadinya proses kerjasama di antara sesama anggotanya dalam mencapai tujuan kelompok (Hartinah,2009:50-51). Pembelajaran di dalam kelas terkadang memang sulit untuk di kondusifkan, terutama pada mata pelajaran tertentu. Salah satu contoh dalam mata pelajaran IPA banyak materi yang mengharuskan para siswa untuk saling bekerjasama. Kurangnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa karena tidak terlibat secara utuh baik secara fisik maupun mental dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal-hal tersebut maka terbentuklah


(27)

model-model pembelajaran yang inovatif, salah satu contohnya adalah model-model pembelajaran kooperatif dengan tipe investigasi kelompok (Group

Investigation) atau GI ( Sharan, 1994: 80).

Peneliti melakukan pengamatan pertama pada saat observasi sekolah yang akan dijadikan tempat untuk PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) di SD N Sarikarya. Pada saat itu mahasiswa PPL berkesempatan untuk memperkenalkan diri di tiap kelas, kesempatan tersebut digunakan peneliti untuk melakukan pengamatan. Pada awal pertemuan peneliti dengan para siswa sudah terlihat situasi kelas tidak kondusif, sebagian siswa tidak bisa diajak untuk bekerjasama, hal tersebut terlihat ketika peneliti dan rekan-rekan PPL sedang memperkenalkan diri, tiba-tiba ada siswa yang mondar-mandir mengganggu teman yang lainnya sehingga timbul kegaduhan di kelas. Pengamatan yang kedua dilakukan peneliti pada saat PPL. Pada saat PPL berlangsung, peneliti diberi kesempatan untuk bergantian mengajar, peneliti mengajar di kelas V. Peneliti mengajar mata pelajaran IPA, kemudian peneliti membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok, hal ini dimaksudkan agar siswa dapat berbaur dan bekerjasama dengan baik. Setelah pembagian kelompok para siswa mulai merasa tidak nyaman dengan kelompoknya karena mereka merasa tidak bisa berbaur satu sama lain, tugas yang dikerjakan pun tidak maksimal karena tidak ada komunikasi yang baik antar anggota kelompok, setiap anggota kelompok juga tidak saling mendukung satu sama lain sehingga pekerjaan kelompok menjadi terbengkalai, selain itu rasa


(28)

tanggung jawab siswa sangat minim, terlihat sampah yang berserakan di bawah meja dan tidak dibuang di kotak sampah yang telah disediakan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara oleh peneliti terhadap wali kelas V dan salah satu perwakilan siswa kelas V, diketahui bahwa siswa kelas V di SD N Sarikarya masih sulit untuk melakukan kerjasama, khususnya kerjasama dalam kelompok. Dalam mata pelajaran IPA guru terkadang sulit untuk menerangkan materi karena dalam mata pelajaran IPA mengharuskan para siswa untuk praktik langsung dalam kelompoknya sedangkan siswa kelas V cenderung tidak dapat berbaur. Maka dari itu siswa sulit untuk berkonsentrasi sehingga prestasi mereka juga menjadi menurun.

Gambaran nilai yang diperoleh dari nilai ulangan 28 siswa kelas IV semester genap tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa KKM pelajaran IPA adalah 64, nilai tertinggi siswa adalah 72, nilai terendah siswa 45 dan nilai rata-rata siswa yaitu 61,4. Siswa yang nilainya mencapai KKM sebanyak 46,4% dan siswa yang nilainya belum mencapai KKM sejumlah 53,6%. Dari hasil tersebut diketahui bahwa presentase siswa yang belum mencapai KKM lebih banyak daripada siswa yang mencapai KKM, maka perlu adanya perlakuan baru guna peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil topik proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group


(29)

prestasi belajar IPA di tingkat Sekolah Dasar. Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini dapat mengajarkan kemandirian siswa khususnya dalam mengasah kemampuan interaksi sosial dan intelektual karena merupakan cara yang digunakan siswa untuk mengolah lagi pengetahuan personal mereka di hadapan pengetahuan baru yang di dapatkan oleh kelompok, selama berlangsungnya penyelidikan, siswa dibimbing untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam memecahkan masalah-masalah yang akan mereka selidiki berdasarkan keingintahuan, pengetahuan dan perasaan mereka, investigasi kelompok dapat meningkatkan minat pribadi mereka untuk mencari informasi yang mereka perlukan.Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation diharapkan dapat menjadikan peserta didik sebagai sumber

pembelajaran dan pengetahuan. Dengan kata lain, peneliti ingin mengingkatkan kerjasama dan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Dan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD N Sarikarya Tahun 2014/2015 Dengan Menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation”. B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti memperhatikan masalah yang telah disebutkan di atas maka batasan masalah yang akan diteliti adalah penelitian dilakukan kepada murid kelas V SD N Sarikarya tahun ajaran 2014/2015, penelitian dikhususkan pada mata pelajaran IPA , materi


(30)

Cahaya yaitu pengertian dan sifat-sifat cahaya, Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model, Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe GI.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dalam meningkatkan kemampuan kerjasama dan prestasi

belajar siswa dalam mata pelajaran IPA kelas V SD N Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

GroupInvestigation dapat meningkatkan kemampuan kerjasama siswa

dalam mata pelajaran IPA kelas V SD N Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015?

3. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata

pelajaran IPA kelas V SD N Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015? D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan oleh penelit i maka tujuan penelitian ini:

1. Mengetahui peningkatan kemampuan kerjasama dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA kelas V SD N Sarikarya dengan


(31)

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation.

2. Mengetahui adanya peningkatan kemampuan kerjasama siswa dalam mata pelajaran IPA kelas V SD N Sarikarya dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation.

3. Mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA kelas V SD N Sarikarya dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation.

E. Batasan Pengertian

Dalam penelitian ini, terdapat berbagai istilah yang perlu disepakati bersama agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kerjasama

Kerjasama adalah aktivitas atau interaksi belajar siswa yang hanya dibatasi pada partisipasi aktif dan upaya untuk berkomunikasi dengan orang lain, yang dapat menimbulkan keinginan untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain antar siswa. Dalam proses pembelajaran, kerjasama dapat terbentuk pada saat siswa sedang bekerja dalam kelompok, hal tersebut dapat dibuktikan ketika siswa berdiskusi dan berkomunikasi aktif dengan teman satu kelompok.


(32)

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti proses pembelajaran. Penilaian prestasi belajar dapat menggunakan soal tes evaluasi dan saat siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa. Nilai yang diukur adalah siswa yang telah lulus KKM dan rata-rata nilai kelas. 3. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

IPA merupakan ilmu yang mempelajari alam beserta aktivitasnya, mengamati benda tak hidup dan yang hidup, mengamati makhluk hidup, menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain. Materi yang dipelajari di dalam pemebelajaran IPA ada berbagai macam, alah satunya adalah cahaya. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata. Sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat diuraikan.

4. Model Kooperatif tipe Group Investigation

Model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation adalah model pembelajaran yang mengutamakan pada kreativitas siswa, langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran yang menggunakan model Kooperatif tipe GI adalah 1) Mengidentifiksi topik dan mengatur siswa dalam kelompok, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok beranggotakan 5-6 orang.


(33)

Dalam kelompok anggota saling bertukar informasi sehingga kelompok dapat dengan mudah bersosialisasi dan bekerjasama. 2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari, setiap ketua kelompok bertugas untuk mengawasi dan membagi tugas kelompok kepada para anggotanya. 3) Melaksanakan Investigasi, siswa mengumpulkan informasi tentang topik yang telah di dapat. 4) Menyiapakan laporan akhir, tiap kelompok mempunyai tanggung jawab dalam menyiapkan laporan akhir. 5) Mempresentasikan laporan akhir, perwakilan kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi mereka. 6) Evaluasi, guru dan siswa saling mengevaluasi hasil dari diskusi dan presentasi kelompok.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan praktis yang diuraikan sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan yang baru dan bermanfaat bagi pembaca, sehingga banyak orang tertarik untuk mempraktikkan apa yang telah dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan judul “meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa kelas V mata pelajaran IPA dengan menggunakan model kooperatif tipe GI.”


(34)

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Proses penelitian ini dapat menjadi referensi guru dalam mengolah kekreativitasannya dalam mengajar. Guru dapat menarik perhatian siswa agar siswa dapat bekerjasama sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya dalam mata pelajaran IPA. b. Bagi siswa

Dalam proses penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk saling bekerjasama di dalam kelompok sehingga timbul rasa percaya diri. Dari rasa kepercayaan diri tersebut maka prestasi belajar siswapun akan terpacu untuk ditingkatkan.

c. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui cara meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan melakukan observasi dari hasil kuesioner dan hasil tes yang telah diberikan kepada para siswa.


(35)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis tindakan. Pada bagian kajian pustaka berisi uraian-uraian teori-teori yang dikelompokkan dibagi menjadi dua kelompok. Teori pertama membahas kemampuan bekerjasama dan prestasi belajar siswa sedangkan teori yang kedua membahas tentang model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Bagian penelitian yang relevan memuat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Bagian kerangka berfikir berisi jalan pikiran peneliti mengenai penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe GI dalam meningkatkan kemampuan bekerjasama dan prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa SD kelas V SD N Sarikarya. Selanjutnya pada bagian hipotesis tindakan berisi dugaan sementara atas hasil penelitian yang dilakukan.

A. Kajian Pustaka 1. Kerjasama

Dalam kerjasama akan dibahas mengenai pengertian kerjasama, penggelompokkan teknik dalam kerja kelompok, keuntungan dan kelemahan penggunaan teknik kerja kelompok dan indikator kerjasama dalam belajar.


(36)

a. Pengertian Kerjasama

Kerjasama menurut Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 2008:682), diartikan sebagai melakukan suatu kegiatan yang ditangani oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Dalam mencapai efektivitas dan produktivitas sebuah kelompok atau tim kerja, diperlukan suasana yang solid dan kondusif untuk memungkinkan terjadinya proses kerjasama di antara sesama anggotanya dalam mencapai tujuan kelompok (Hartinah, 2009:50-51). Oleh karena itu, perlu diadakan kerjasama dengan kekuatan yang diperkirakan mungkin akan timbul. Kerjasama tersebut dapat didasarkan atas hak, kewajiban dan tanggungjawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan. Menurut Nurhidayati (2010:25) kerjasama merupakan keinginan untuk bekerjasama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok.

Jadi, kerjasama merupakan interaksi antara satu dengan yang lain dalam mencapai kesepakatan bersama. Kerjasama dapat dilakukan oleh setiap orang dan dimana saja, tetapi harus dalam konteks yang baik, karena jika kerjasama dilakukan untuk hal-hal yang tidak baik maka akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

b. Pengelompokkan teknik kerja kelompok

Menurut Roestiyah (2001:15-17) adapun pengelompokkan itu didasarkan pada:


(37)

a) Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya

Agar penggunaanya dapat lebih efisien dan efektif, maka perlu dibentuk kelompok-kelompok kecil. Dengan pembagian kelompok mereka dapat memanfaatkan alat-alat yang terbatas itu sebaik mungkin, tanpa saling menunggu giliran.

b) Kemampuan belajar siswa

Dalam satu kelas kemampuan belajar siswa tidak sama. Maka dari itu dengan adanya perbedaan kemampuan belajar itu, maka perlu dibentuk kelompok menurut kemampuan belajar masing-masing, agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuanya.

c) Minat khusus

Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu dikembangkan, tetapi tidak menutup kemungkinan ada anak yang minat khususnya sama, sehingga memungkinkan dibentuknya kelompok, agar mereka dapat dibina dan mengembangkannya.

d) Memperbesar partisipasi siswa

Di suatu sekolah terdapat siswa dalam satu kelas dengan jumlah yang besar dan jumlah jam pelajaran yang terbatas sehingga dalam jam pelajaran yang sedang berlangsung sukar sekali untuk guru mengikutsertakan setiap murid dalam kegiatan itu. Oleh karena itu, guru membagi siswa dalam


(38)

beberapa kelompok, sehingga banyak kemungkinan setiap siswa ikut serta melaksanakan dan memecahkan masalah. e) Pembagian tugas atau pekerjaan

Bila seorang guru menghadapi suatu masalah yang meliputi berbagai persoalan, maka guru perlu membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk membahas masing-masing persoalan pada kelompok tersebut. Dengan demikian masing-masing kelompok harus membahas tugas yang diberikan.

f) Kerjasama yang efektif

Dalam kelompok siswa harus bisa bekerjasama, mampu menyesuaikan diri, menyeimbangkan pikiran/pendapat atau tenaga untuk kepentingan bersama, sehingga mencapai suatu tujuan untuk bersama pula.

c. Kelebihan dan kelemahan penggunaan teknik kerja kelompok Adapun kelebihan penggunaan teknik kerja kelompok menurut Roestiyah (2001:17) adalah sebagai berikut:

a) Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

b) Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.


(39)

c) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi

d) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhan belajar

e) Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi

f) Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, dan saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama.

Teknik kerja kelompok juga memiliki kelemahan, menurut Roestiyah (2001:17) sebagai berikut:

a) Kerja kelompok hanya melibatkan siswa yang pandai berbicara dan memimpin saja, sedangkan yang lain masih perlu pengarahan

b) Menuntut siswa belajar dalam tempat duduk berbeda-beda dan gaya belajar yang berbeda pula

c) Keberhasilan strategi kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri


(40)

d. Indikator Kerjasama dalam Belajar

Indikator kerjasama menurut Nurhidayati (2010:26) antara lain, setiap anggota kelompok mampu mengungkapkan harapan positif, setiap anggota kelompok mampu berkomunikasi secara positif, dan setiap anggota kelompok membangun semangat dalam kelompok. Menurut Riyanto dan Martinus (2008: 21) syarat kelompok kerja yang efektif antara lain; adanya sikap saling percaya, adanya sikap saling mendukung, adanya komunikasi yang terbuka, menerima suatu konflik sebagai hal wajar, dan saling menghormati keunikan masing-masing.

Indikator harapan positif meliputi melaksanakan keputusan kelompok;mengetahui tujuan kegiatan; sesama anggota kelompok merupakan teman belajar; kelompok akan berhasil menyelesaikan tugas; anggota kelompok saling memberikan pujian; anggota kelompok saling memberikan semangat;dan setiap anggota kelompok mendapatkan tugas sesuai kemampuan. Sedangkan indikator berkomunikasi positif meliputi : percaya diri saat berpendapat; berpendapat dengan skarela; mendengarkan pendapat teman; menaggapi pendapat teman; menanyakan hal yang belum jelas dalam kegiatan; menjawab pertanyaan teman; mempertahankan pendapat dengan bukti yang kuat; dan memberikan kesempatan kepada anggota kelompok yang akan berpendapat.


(41)

Oleh sebab itu, peneliti memutuskan untuk membuat indikator kerjasamayaitu berkmunikasi dengan baik dalam kelompok, saling mendukung (memberi semangat) dalam kerja kelompok, tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok. 2. Prestasi Belajar

Pada pembahasan prestasi belajar ada dua hal yang akan dibahas yaitu pengertian belajar dan prestasi belajar.

a. Pengertian Belajar

Berbagai ahli mendefinisikan belajar sesuai aliran filsafat yang dianutnya, antara lain sebagai berikut :

Hilgard.E (1992:3), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan.Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan sebagainya.

Selanjutnya Trianto (2009:16) mengatakan belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.

Dengan kata lain, belajar adalah suatu proses mencari atau menggali informasi atau pengetahuan yang baru yang belum


(42)

pernah di dapatkan sehingga dapat mengalami perubahan perilaku yang berguna bagi dirinya.

b. Pengertian Prestasi belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:895) prestasi didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Prestasi dapat diperoleh jika seseorang telah melakukan atau mengerjakan sesuatu.

Prestasi atau hasil belajar menurut pendapat Sukmadinata (2005:160), merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik (Sunal, 1993:94). Di sekolah, hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat untuk mengukur prestasi/hasil belajar disebut tes prestasi belajar atau achievement

test yang disusun oleh guru atau dosen yang mengajar mata kuliah

yang bersangkutan.

Selanjutnya, Marimba (1978: 143) mengatakan bahwa hasil adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat diukur. Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor


(43)

dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu adalah pengertian dari hasil belajar menurut (Nawawi 1981:100).

Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menguraikan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkannya dalam konteks pembelajaran melalui usaha dalam mencapainya. Peneliti membatasi prestasi belajar yang diteliti hanya sampai pada prestasi belajar kognitif. Dalam penelitian ini hasil akhir yang telah dicapi adalah adanya peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD N Sarikarya melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Slameto (2010:54) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut :

1) Faktor-faktor intern dari dalam individu a) Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan akan mempengaruhi proses belajar seseorang jika kesehatan seseorang terganggu, akibatnya akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk jika badan terasa lelah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Sedangkan siswa yang mengalami cacat tubuh hendaknya belajar pada lembaga pendidikan khusus atau


(44)

diusahakan menggunakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatanya.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis tentunya merupakan faktor utama dari dalam yang menentukan intensitas belajar seseorang. Jika faktor dari luar mendukung tapi faktor psikologisnya tidak mendukung maka faktor dari luar tersebut pengaruhnya tidak akan signifikan. Faktor psikologisnya meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

c) Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan dibedakan menjadi kelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani ditandai dengan kondisi tubuh yang mulai lemah dan cenderung ingin beristirahat. Kelelahan rohani dapat dilihat seperti timbulnya rasa bosan sehingga dorongan untuk menghasilkan sesuatu itu hilang. Keduanya sangat mempengaruhi belajar seseorang karena jika kedua hal tersebut terjadi maka hasil yang harus dicapai dalam belajar akan sulit untuk dicapai.

2) Faktor Ekstern a) Faktor keluarga

Keluarga adalah lingkungan yang paling dekat dengan siswa. Segala sesuatu yang terjadi dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap belajar siswa, mulai dari cara orang tua mendidik, relasi


(45)

antar anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua hingga latar belakang kebudayaan.

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa antara lain adalah metode mengajar guru, kurikulum yang digunakan sekolah, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin atau aturan sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, dan lain-lain.

c) Faktor masyarakat

Faktor masyarakat adalah faktor ekstern yang mempengaruhi belajar siswa yang lainnya. Faktor masyarakat berpengaruh karena setiap siswa/orang pasti hidup di masyarakat dan terlihat dalam masyarakat. Media massa, teman bergaul, kegiatan atau bentuk kehidupan masyarakat adalah unsur-unsur yang ada dalam masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana


(46)

kebersamaan di antara sesama anggota kelompok (Solihatin dan Rahardjo,2007:4)

Selanjutnya menurut Suprijono (2013:54), pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.

Menurut pendapat Lie (2008:29), model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar-benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Pada pembahasan model kooperatif tipe Group Investigation akan membahas tentang dua hal yaitu penertian model pembelajaran kooperatif tipe GI, karekteristik model pembelajaran tipe GI dan tahapan dalam Group Investigation.

a. Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation

Demi mendukung pemahaman secara mendasar dan menyeluruh tentang Investigasi Kelompok (Group Investigation), maka berikut ini akan dipaparkan beberapa hasil pembahasan dan pandangan yang terkait dengan konsep ini:


(47)

Joyce, Weil dan Calhoun (2000;16) mengungkapkan bahwa model investigasi kelompok menawarkan agar dalam mengembangkan masalah moral dan sosial, siswa diorganisasikan dengan cara melakukan penelitian bersama atau “cooperative

inquiry” terhadap masalah-masalah sosial dan moral, maupun masalah akademis. Pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan mengetes hipotesis.

Killen (1998:146) memaparkan beberapa ciri esensial investigasi kelompok sebagai pendekatan pembelajaran adalah sebagai berikut, a) Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memiliki indenpendensi terhadap guru; b) Kegiatan-kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan; c) Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untuk mengumpulkan sejumlah data, menganalisisnya, dan mencapai beberapa kesimpulan. d) Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam belajar; e) Hasil-hasil dari penelitian siswa ditukarkan di antara seluruh siswa.

Dalam kajian yang mendalam tentang model investigasi kelompok ini, Joyce dan Weil (2000:53), menyimpulkan bahwa model investigasi kelompok memiliki kelebihan dan


(48)

komprehensivitas, di mana model ini memadukan penelitian akademik, integrasi sosial, dan proses belajar sosial. Model ini juga dapat digunakan dalam segala area subjek, dengan seluruh tingkatan usia.

b. Karakteritik Model Pembelajaran Group Investigation

Menurut Sharan 1992 (dalam Sharan, 2009: 1440) karakteristik unik Investigasi kelompok (Group Investigation) ada pada integrasi dari empat fitur dasar yaitu investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi instrinsik. Lebih lanjut Sharan (2009:145) menguraikan masing-masing sebagai berikut : a) Investigasi, Investigasi dimulai ketika guru memberikan soal yang agak sulit di kelas, siswa dapat membangun pengetahuan yang mereka peroleh bukan menerima apa yang telah diberikan guru kepada mereka b) Interaksi, interaksi di antara siswa penting bagi Investigasi kelompok. Ini adalah kendaraan yang dengannya siswa saling memberikan dorongan, saling mengembangkan gagasan satu sama lain, saling membantu untuk memfokuskan perhatian mereka terhadap tugas, dan bahkan saling mempertentangkan gagasan dengan menggunakan sudut pandang yang berseberangan.

Selanjutnya menurut Thelen, 1981 (dalam Sharan, 2009:147) Interaksi sosial dan intelektual merupakan cara yang digunakan siswa untuk mengolah lagi pengetahuan personal mereka di hadapan pengetahuan baru yang di dapatkan oleh


(49)

kelompok, selama berlangsungnya penyelidikan c) Penafsiran atas temuan-temuan yang telah mereka gabung merupakan proses negoisasi antara tiap-tiap pengetahuan pribadi siswa dengan gagasan dan informasi yang diberikan oleh anggota lain dalam kelompok itu dalam konteks ini, penafsiran merupakan proses sosial-intelektual yang sesungguhnya (Sharan,2009:147) d) Motivasi Intrinsik, dengan mengundang siswa untuk menghubungkan masalah-masalah yang akan mereka selidiki berdasarkan keingintahuan, pengetahuan dan perasaan mereka, investigasi kelompok meningkatkan minat pribadi mereka untuk mencari informasi yang mereka perlukan. Penyelidikan mereka dengan orang lain (Sharan, 2009: 148-149).

c. Tahapan dalam Group Investigation

Slavin (2008:220) menyebutkan bahwa dalam group investigation, para murid bekerja melalui enam tahap, yaitu :

Tahap 1 : Mengidentifikasi topik dan mengatur murid dalam kelompok

Pada tahap ini secara khusus ditujukan untuk masalah pengaturan dalam proses kerja kelompok. Guru mengajukan sejumlah subtopik dalam satu materi, para siswa mengidentifikasi dan memilih berbagai macam subtopik untuk dipelajari dalam kelompok yang telah dibentuk oleh guru. Guru membantu dan


(50)

mengumpulkan informasi dan memfasilitasi pengaturan tahap pembelajaran tersebut.

Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari

Setelah pembagian kelompok, para siswa memilih ketua kelompok untuk dapat mengatur anggota kelompok dan membagi tugas yang akan mereka investigasi. Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang akan mereka pelajari, bagaimana mereka mempelajari subtopik yang telah mereka dapatkan.

Tahap 3 : Melaksanakan Investigasi

Dalam tahap ini, tiap kelompok melaksanakan rencana yang telah mereka susun sebelumnya. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan menyintesis semua gagasan.

Tahap 4 : Menyiapkan Laporan Akhir

Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap pengumpulan data dan klarifikasi ke tahap dimana kelompok-kelompok yang ada melaporkan hasil investigasi mereka kepada seluruh kelas. Tiap anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari tugas meeka, lalu merencanakan


(51)

apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.

Tahap 5 : Mempresentasikan Laporan Akhir

Pada tahap mempresentasikan laporan akhir, para siswa dalam kelompok sudah menyiapkan presentasi yang menarik dari hasil diskusi mereka. Saat presentasi dimulai, anggota kelompok yang lainnya harus menjadi pendengar yang aktif. Para pendengar mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.

Tahap 6 : Evaluasi

Tahap terakhir adalah tahap evaluasi, para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka. Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

5. Ilmu Pengetahuan Alam

Pada pembahasan Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam maka ada dua hal yang akan dibahas yaitu pengertian IPA dan Fungsi dari pembelajaran IPA.


(52)

a. Pengertian IPA

Menurut Agus (2003:11), sains (science) diambil dari kata latinscientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real

Science is both product andprocess, inseparably Joint".

Sulistyorini (2007:39) menuliskan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengertian yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dari sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang kejadian bersifat kebendaan dan didasarkan atas hasil observasi, eksperimen dan induksi (Iskandar, 2001 :17).

Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa IPA merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai


(53)

pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Pada umumnya IPA didasarkan atas dasar observasi, eksperimen dan induksi.

b. Fungsi Pembelajaran IPA

Fungsi Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas (2004:15) sebagai berikut:

1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa. 2) Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.

3) Mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang melek IPA dan teknologi.

4) Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Siswa Sekolah Dasar Kelas V

Pembahasan siswa SD kelas V ini, meliputi pengertian siswa SD kelas V (lima)

1) Pengertian Siswa SD kelas V (lima)

Siswa Sekolah Dasar adalah mereka yang berusia 6-13 tahun yang telah mengalami beberapa perubahan seperti ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu mengklasifikasikan (mengelompokkan), menyusun, dan mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan, pada akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana (Syamsu 2004:178). Tugas- tugas


(54)

perkembangan yang hendak dicapai oleh siswa SD adalah a) menanamkan serta mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b) mengembangkan keterangan dasar dalam membaca, menulis, berhitung; c) mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari;d) belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya; e) belajar menjadi pribadi yang mandiri; f) mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial.

B. Penelitian-penelitian yang relevan

Peneliti menemukan beberapa penelitian yang ada kaitannya atau relevan dengan variabel penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut antara lain:

Hidayah (2012) mengemukakan penelitian yang berjudul Peningkatkan Hasil Belajar IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada siswa kelas IVB SD Negeri Gamol Balecatur Gamping Sleman.Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus tindakan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Negeri Gamol yang berjumlah 16 siswa yaitu 7 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan tes dan observasi.Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar tes dan


(55)

lembar observasi.Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang terdiri dari mengidentifikasi topik, mengatur siswa dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari, melakukan investigasi, membuat suatu laporan akhir, mempresentasikan serta mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan siswa kelas IVB SD Negeri Gamol dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa, baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotor siswa.

Menurut Devi (2012), permasalahan yang dikaji dalam penelitianyang berjudul Peningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Pokok Bahasan Menganalisis Peluang Usaha kelas XI.6 pada Program Keahlian Multi Media Semester 1 Tahun Pelajaran 2011 / 2012 SMK Kristen Salatiga ini adalah apakah dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Pokok Bahasan Menganalisis Peluang Usaha kelas XI.6 pada Program Keahlian Multi Media Semester 1 Tahun Pelajaran 2011 / 2012 SMK Kristen Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan, pokok bahasan Menganalisis Peluang Usaha dengan menggunakan model pembelajaran


(56)

kooperatif tipe Group Investigation di kelas XI.6 Program Keahlian Multi Media, semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 SMK Kristen Salatiga.

Keberhasilan proses yang dinyatakan berhasil bila rata-rata aktivitas belajar siswa sudah mencapai skor lebih dari atau sama dengan 80 % dan nilai Keaktifan siswa sudah mencapai skor lebih dari atau sama dengan empat atau kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran kewirausahaan pokok bahasan Menganalisis Peluang Usaha kelas XI.6 Program Keahlian Multi Media Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 SMK Kristen Salatiga.

Selanjutnya penelitian yang diteliti oleh Syamsuri (2003) dengan judul Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata PelajaranPerawatan dan Perbaikan Sistem Refregasi, mengemukakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model group investigation dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran perawatan dan perbaikan sistem refrigerasi. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik di SMK Negeri 1 Cimahi Program Studi Teknik Pendinginan Kelas XI TP A Tahun Ajaran 2009/2010.Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan tiga siklus penelitian, disetiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi KBM. Hasil penelitian model pembelajaran ini meningkatkan hasil belajar peserta didik menggunakan


(57)

perhitungan N–Gain dengan jumlah prosentase terbesar berada pada siklus

ke tiga sebesar 48,55 %, dan kategori ini termasuk pada kategori sedang. Selain terjadi peningkatan pada hasil belajar, model pembelajaran group

investigation ini membuat peserta didik menjadi lebih aktif dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Dari penelitian-penelitian tersebut maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa model pembelajaran dapat meningkatkan minat, motivasi atau prestasi siswa dalam belajar. Maka dari itu peneliti akan melanjutkan penelitian mengenai peningkatan kerjasama dan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan model kooperatif tipe GI.

C. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran dapat mendukung berhasilnya proses belajar mengajar. Saat ini proses dalam pembelajaran perlu diutamakan, mengapa diutamakan alasannya karena siswa memerlukan aktivitas pembelajaran yang inovatif untuk mengembangkan dan mengeksplor kemampuannya. Model pembelajaran inovatif ada bermacam-macam salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja kelompok untuk meningkatkan kerjasama antar siswa.

Model pembelajaran kooperatif sangat diperlukan untuk membuat siswa menjadi percaya diri dengan kemampuannya, selain itu juga kerjasama dapat terbentuk dari cara para siswa tersebut berinteraksi satu


(58)

sama lain. Peneliti akan mempelajari atau mengkaji tentang pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA identik dengan kerja kelompok dan praktek langsung. Tetapi terkadang terdapat siswa yang sulit untuk bekerja dalam kelompok.Untuk meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa maka peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe GI.

Peneliti akan menggunakan soal-soal dalam kelompok untuk mengetahui kerjasama dari siswa dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Ada pula setelah pemberian soal lalu peneliti menggunakan metode angket atau kuesioner untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa tentang materi IPA yang telah dipelajari. Peneliti akan mengumpulkan data sebanyak mungkin untuk memperkuat hasil penelitiannya. Penelitian akan dilakukan pada siswa kelas V SD N Sarikarya. Jumlah siswa mencukupi sebagai sampel penelitian.

D. Hipotesis Tindakan

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation ini mengajarkan siswa untuk melatih keterampilan komunikasi, kerjasama dan proses belajar kelompok yang baik. Kerjasama siswa dapat terbentuk pada saat siswa bekerja di dalam kelompok dan melakukan percobaan kelompok secara nyata, siswa menjadi aktif dalam kegiatan berkelompok dan mengadakan pemecahan suatu masalah dalam kelompok tersebut. Hal ini berpengaruh terhadap peningkatan kerjasama antar siswa dan dalam kelompok tersebut siswa mampu meningkatkan kerjasama. Dalam


(59)

kegiatan pembelajaran, siswa akan mengerjakan soal evaluasi dan siswa akan masuk ke dalam kelompok yang telah dipilih secara acak lalu melakukan percobaan kelompok dalam mata pelajaran IPA, kemudian diharapkan siswa akan menjadi antusias dalam belajar sehingga membuat prestasi belajar dalam mata pelajaran IPA kelas V tahun pelajaran 2014/2015 menjadi meningkat.


(60)

37 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bagian III berisi penjelasan mengenai metodologi penelitian yang menggambarkan langkah-langkah atau proses yang akan ditempuh dalam penelitian. Bagian ini mencakup jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, indikator keberhasilan dan pengukurannya, teknik pengumpulan data, validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.

A. Jenis Penelitian

Penelilitian ini merupakan penelitian yang menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Taggart . Penerapan model ini ditujukan untuk meneliti tingkat kerjasama dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Penelitian ini juga termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). Tujuan digunakan siklus ini adalah jika dalam pelaksanaan ditemukan adanya kekurangan, maka masih perlu diadakan perbaikan dan dapat dilanjutkan pada siklus selanjutnya sehingga target yang diinginkan dapat tercapai. Dalam model penelitian Kemmis dan Taggart terdapat empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus dapat dilihat pada Gambar III.1


(61)

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Gambar III.1 Siklus menurut Kemmis dan Taggart dalam

Suharkimi (2006:16)

Model tersebut menggambarkan bahwa penelitian diawali dari perencaaan, melakukan tindakan, melakukan pengamatan dan refleksi pada setiap siklusnya Arikunto (2008). Rencana tindakan yang dapat dilakukan adalah perencanaan PTK yaitu dengan cara pelaksanaan siklus 1, jika sudah diketahui ada kekurangan dalam siklus 1, maka dapat berlanjut dengan menggunakan siklus ke 2.

Perencanaan

Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Siklus 2

Refleksi Pelaksanaan

Observasi


(62)

Pada siklus 1 dilakukan kegiatan yang sudah dipersiapkan, jika pada siklus 1 menggunakan kegiatan yang ada maka pada siklus 2 juga menggunakan kegiatan yang sama dengan siklus 1. Dalam siklus 1 sering ditemukan berbagai hambatan atau kekurangan sehingga peneliti menggunakan siklus 2. Pada siklus 2, sudah terjadi perbaikan dalam kegiatan yang dilakukan, ini ditujukan agar kekurangan dan hambatan yang terjadi pada siklus 1 dapat tertutup dengan adanya perbaikan pada siklus 2. Jika hasil yang di dapat dalam siklus 2 kurang memuaskan atau masih terdapat kekurangan maka dapat dilanjutkan dengan siklus 3 dan seterusnya.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD N Sarikarya,yang terletak di Jl. Asemgede 48, Kragilan, Condong Catur, Depok Sleman, Yogyakarta khususnya dilakukan di kelas V. Peneliti memilih SD tersebut untuk penelitian dikarenakan SD yang bersangkutan terdapat obyek penelitian yang akan diteliti oleh peneliti, sehingga memudahkan peneliti untuk mengambil data penelitian. Dari hasil wawancara dengan wali kelas diketahui juga bahwa indeks prestasi IPA dan gaya belajar termasuk dengan sikap di kelas V menurun dan di bawah KKM. Selain itu, SD N Sarikarya juga letaknya strategis, tidak jauh dari tempat tinggal peneliti.


(63)

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel siswa kelas V SD Sarikarya. Siswa yang diperlukan adalah 34 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 14 perempuan. Usia siswa kelas V sekitar 10-11 tahun.

3. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah peningkatan kerjasama dan prestasi belajar siswa meliputi pemberian tes dan kerja kelompok dengan memilih topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil final, dan evaluasi pembelajaran IPA.

4. Waktu penelitian

Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama bulan Oktober 2014 sampai dengan Juni 2015. Penilitian dilaksanakan pada saat pembelajaran IPA dan berlangsung secara bertahap.

C. Rencana Tindakan

Rencana tindakan yang dapat dilakukan adalah perencanaan PTK yaitu dengan melakukan 2 siklus. Siklus yang ke-1 dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kerjasama dan prestasi siswa, kemudian dilakukan lagi siklus ke-2 untuk memperkuat hasil penelitian dari siklus yang ke -1. Pelaksanaan rencana tindakan adalah sebagai berikut :

Perencanaan atau persiapan yang peneliti lakukan adalah peneliti terlebih dahulu meminta izin untuk mengadakan penelitian di SD N Sarikarya yang terletak di Jl Asemgede 48, Kragilan, Condong Catur, kabupaten Sleman,Yogyakarta, obyek penelitian yang akan diteliti adalah


(64)

siswa kelas V tahun pelajaran 2014/2015. Langkah selanjutnya adalah membuat proposal dan diajukan kepada kepala sekolah setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah lalu peneliti melakukan wawancara, observasi kegiatan setelah semua dilakukan maka peneliti segera membuat perangkat pembelajaran. Semua data dari hasil studi dokumen, wawancara, dan observasi digunakan peneliti sebagai dasar untuk merumuskan masalah, menyusun hipotesis, dan menyusun rencana tindakan.

Rencana tindakan dilakukan dengan menggunakan beberapa siklus. Pada setiap siklus peneliti membuat silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian dan jika perlu menyiapkan alat peraga. Langkah awal yang peneliti lakukan dalam melakukan proses pembelajaran adalah menyusun silabus pembelajaran kemudian membuat RPP setelah RPP telah selesai dibuat lalu peneliti menyusun soal test tertulis dan lisan, jika perlu dalam membuat antusias para siswa maka menggunakan media pembelajaran juga akan menjadi lebih menarik. Setelah itu peneliti menyusun soal evaluasi dan memulai untuk observasi awal.

1. Rencana Setiap Siklus

Penelitian ini akan dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yang akan dilaksanakan selama 6 JP. Tahapan tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang akan diuraikan sebagai berikut:


(65)

SIKLUS I (6 JP)

a. Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada saat jam pelajaran IPA dan berlangsung dua kali pertemuan. Sebelum mengajar peneliti telah membuat RPP dan perangkat pembelajaran lainnya seperti silabus, LKS, kisi-kisi soal.Penelitian dikhususkan pada mata pelajaran IPA , materi tentang Cahaya yaitu pengertian dan sifat-sifat cahaya, Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model, Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe GI. b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan di kelas V adalah sebagai berikut pelaksanaan dilakukan dua kali pertemuan. Pelaksanaan dilakukan seperti yang telah tertulis di dalam RPP yang telah peneliti siapkan.Pada pertemuan pertama siswa mendengarkan penjelasan terlebih dahulu mengenai Pengertian dan sifat-sifat cahaya, lalu dibagi ke dalam kelompok menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe GI. Pada pertemuan kedua siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah disiapkan oleh peneliti. c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam berkelompok. Dalam hal ini peneliti harus mengamati dengan seksama, sehingga mendapatkan indikator dalam membuat kuesioner dan


(66)

melakukan observasi. Pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI, kemudian setelah pelajaran berakhir, setiap siswa akan dibagikan kuesioner untuk diisi. Selain itu juga pengamatan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam setiap langkah pembelajaran.Kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya.

d. Refleksi

Tahap refleksi, peneliti mengumpulkan data yang telah didapat yaitu data evaluasi belajar dan pengamatan yang dilakukan kemudian peneliti dapat menyimpulkan data yang telah di terima. Jika hasil yang diterima masih membutuhkan data yang lebih kuat maka peneliti dapat melanjutkan ke siklus berikutnya.Siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I.

SIKLUS II (6JP)

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus II dibuat untuk perbaikan proses pembelajaran yang akan berlangsung. Perbaikan tersebut antara lain membuat atau merevisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran IPA, bahan dan alat dalam melaksanakan pembelajaran. Perbedaan yang terdapat pada siklus II ini adalah dalam proses pembelajaran di kelas, peneliti menggunakan percobaan agar siswa lebih antusias dan diharapkan kontribusi atau kerjasa dalam kelompok akan


(67)

lebih baik. Materi yang digunakan adalah materi cahaya dan sifat-sifatnya tetapi dalam pembahasan yang berbeda. Pembahasan yang akan dibahas dalam kelompok adalah tentang sifat cahaya yang keeempat dan kelima yaitu cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan. Media yang digunakan pada pertemuan pertama siklus II yaitu sendok, cermin/kaca berukuran sedang. Media yang digunakan pada pertemuan kedua adalah kertas manila, kertas karton, kardus, pewarna dan benang. Dalam proses pembelajaran, peneliti juga menyiapkan lembar pengamatan atau observasi, membagikan kuesioner dan menyiapkan soal evaluasi untuk mengukur prestasi siswa dalam mencapai mata pelajaran IPA, serta membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS). Perangkat pembelajaran seperti RPP pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada Lampiran 24, materi pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 25, LKS pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada Lampiran 27.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus II, pelaksanaan tindakan dilakukan dalam 2 kali setiap pertemuan sama seperti siklus I, namun terdapat perbedaan dalam pelaksanaan pembelajarannya yaitu dalam proses mengerjakan LKS menggunakan percobaan sedangkan pada siklus I tidak menggunakan percobaan. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam penelitian guru kelas bertugas untuk mengajar dan peneliti bertugas untuk melakukan observasi bersama dengan ketiga rekannya. Pada


(1)

327


(2)

Surat Izin Penelitian Lampiran 19


(3)

329

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 20


(4)

Foto Kegiatan Penelitian

Guru sedang mengabsen siswa

Guru menerangkan materi pembelajaran

Siswa mengerjakan LKS dalam kelompok

Kerjasama siswa dalam kelompok

Keseriusan siswa saat mengerjakan LKS

Siswa mengerjakan soal evaluasi Lampiran 21


(5)

331

Siswa menyanyikan lagu

Pembagian kelompok siklus II

Siswa menggunakan media dalam kelompok

Presentasi perwakilan kelompok

Siswa membuat hasil karya dalam kelompok

Siswa mengisi kuesioner kerjasama


(6)

BIOGRAFI

Anna Ventalensi lahir di Pasuruan, 13 Desember 1992. Anak kedua dari 4 bersaudara dari Bapak Yohanes Widodo Saputra dan Ibu Agnes Sulastri. Tinggal di Kelaten, Penengahan, Lampung Selatan. Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD N 2 Pasuruan pada tahun 1999. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP N 1 Kalianda tahun 2005, setelah lulus penulis melanjutakan Pendidikan Menengah Atas di SMA Bruderan Purwokerto pada tahun 2008. Penulis ingin mengembangkan Pendidikan di Indonesia dengan memilih melanjutkan pendidikannya di Universitas Sanata Dharma dan mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Masa pendidikan selama 4 tahun di Sanata Dharma dan diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD N SARIKARYA TAHUN AJARAN 2014/2015 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe roundtable terhadap hasil belajar Matematika siswa jenjang analisis dan sintesis

3 31 178

Perbandingan hasil belajar kimia siswa antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS

2 6 151

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42

Upaya meningkatkan motivasi, kreativitas, dan prestasi belajar IPA dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 0 7

Upaya meningkatkan motivasi, kreativitas, dan prestasi belajar IPA dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 0 5