eksternal anak didik. Faktor-faktor anak didik meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik anak didik, yakni:
1 Yang bersifat kognitif ranah cipta, antara lain seperti
rendahnya kapasitas intelektual intelegensi anak didik. 2
Yang bersifat afektif ranah rasa, antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.
3 Yang bersifat psikomotor ranah karsa, antara lain seperti
terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran mata dan telinga
Sedangkan faktor ensternal anak didik meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas
belajar anak didik. Faktor ini meliputi: 1
Lingkungan keluarga 2
Lingkungan perkampungan masyarakat 3
Lingkungan sekolah
5. Diagnosis Kesulitan Belajar
Entang 1984:10 menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan diagnosis kesulitan belajar merupakan segala usaha yang dilakukan untuk
memahami dan menetapkan kemungkinan-kemungkinan mengatasinya, baik secara pencegahan preventif, secara penyembuhan kuratif
maupun secara pengembangan developmental berdasarkan data dan informasi yang seobyektif dan selengkap mungkin.
Syah 2008:195 merangkum diagnosis ialah upaya untuk melakukan identifikasi terhadap fenomena yang menunjukkan adanya
kesulitan belajar siswa.
6. Langkah-Langkah dalam Proses Diagnosis dan Pemecahan Masalah
Seorang penyuluh atau guru yang akan membantu mengatasi kesulitan belajar siswa, memerlukan diagnosis letak kesulitan atau
penyebab kesulitan yang dialami. Diagnosis kesulitan ini berguna sebagai landasan untuk melakukan penanganan yang tepat bagi siswa. Supaya
diagnosa yang diberikan tepat, maka seorang penyeluh atau guru seharusnya merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah diagnosis
yang sistematis. Secara garis besar menurut Partowisastro dan Hadisuprapto 1984:35-37, langkah-langkah diagnosis tersebut terdiri
dari tiga tahap, dan masing-masing tahap terdiri dari tiga langkah. Tahap I : Penelaahan Status status assessment
Tahap ini merupakan tahap identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Penentuan siswa-siswa yang mengalami kesulitan
belajar, dapat dilihat melalui tujuan pembelajaran yang seharunya dicapai dan tujuan pembelajaran yang saat ini dicapai oleh siswa. Semakin
banyak tujuan yang belum tercapai maka semakin beratlah kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
Menurut Partowisastro dan Hadisuprapto 1984:35-36 pada tahap 1 ini, terdapat tiga langkah dan pada setiap langkahnya
digambarkan dengan suatu pertanyaan pokok.
Langakah 1.1 menanyakan tentang tujuan khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. Langkah 1.2 menanyakan tentang teknik yang
mungkin digunakan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan- tujuan pembelajaran tersebut. Sedangkan langkah 1.3 menanyakan
tentang pola atau bentuk perbedaan antara harapan dari penilaian yang dilakukan dengan respon atau sikap siswa terhadap penilaian tersebut.
Tahap II : Perkiraan Sebab Tahap ini merupakan tahap memperkirakan letak atau
memperkirakan sebab terjadinya kesulitan belajar pada diri siswa. Partowisastro dan Hadisuprapto 1984:36 menyampaikan bahwa
pertanyaan pokok dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui alasan adanya pola kekuatan dan kelemahan pada diri siswa. Langkah-langkah
yang harus dilakukan pada tahap ini terdiri dari tiga langkah. Langkah 2.1 menanyakan tentang faktor penyebab munculnya kekurangan, seperti
pada hasil tahap 1. Langkah 2.2 menanyakan tentang tindakan yang harus dilakukan untuk menentukan secara tepat faktor penyebab kesulitan
belajar yang dialami siswa. Sementara itu, langkah 2.3 menanyakan tentang kesimpulan penyebab kesulitan belajar siswa.
Tahap 3 : Pemecahan kesulitan dan penilaiannya Tahap ini merupakan tahap sebagai upaya untuk menghilangkan
sebab kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Menurut Partowisastro dan Hadisuprapto 1984:36, pertanyaan pokok dalam hal ini bertujuan
untuk menentukan cara yang tepat dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Menurut Partowisastro dan Hadisuprapto 1984:37 langkah 3.1
menanyakan tentang teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Kemudian pada langkah 3.2
menanyakan tentang teknik penilaian yang harus digunakan guna menilai tingkat keberhasilan pemecahan kesulitan yang telah dilaksanakan.
Sedangkan langkah 3.3 memiliki tujuan untuk mengetahui hasil penilaian terhadap cara memecahkan kesulitan belajar yang telah dilakukan dan
bagaimana tindak lanjut yang akan dilaksanakan.
7. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar