Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika dengan diagnosis dan pengajaran remedial : studi kasus siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

(1)

ABSTRAK

Yoanna Krisnawati (NIM: 111414040). 2015. Upaya untuk Mengatasi Kesulitan Belajar

Matematika dengan Diagnosis dan Pengajaran Remedial : Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi, Program Studi

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) letak kesulitan belajar matematika yang dialami oleh subjek, (2) penyebab kesulitan belajar matematika tersebut, dan (3) dampak pengajaran remedial yang telah dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialamai oleh subjek penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang bersifat eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan didukung dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dari penelitian ini adalah dua orang siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang mengalami kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar matematika tersebut hanya dibatasi pada topik persamaan garis lurus, sistem persamaan linear dua variabel dan teorema Pythagoras. Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami oleh kedua subjek penelitian menggunakan prosedur diagnosis dan pengajaran remedial menurut Entang (1984). Prosedur tesebut terdiri dari empat tahap utama yaitu penentuan subjek penelitian, penentuan letak dan faktor penyebab kesulitan belajar siswa, penanganan kesulitan belajar siswa menggunakan pengajaran remedial, dan evaluasi untuk mengetahui dampak pelaksanaan pengajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan letak kesulitan belajar yang dialami oleh S1 dan S2 pada topik persamaan garis lurus terletak pada: bentuk persamaan garis lurus, menggambar grafik garis lurus, pengertian gradien, menentukan nilai gradien dan menentukan persamaan garis lurus. Lalu pada topik sistem persamaan linear dua variabel, kesulitan belajar S1 dan S2 terletak pada pengertian persamaan dan sistem persamaan linear dua variabel, serta menentukan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel menggunakan beberapa metode. Khusus untuk S2, dia juga masih belum menguasai persamaan linear satu variabel. Pada topik teorema Pythagoras, letak kesulitan belajar S1 terletak pada rumus Pythagoras, menentukan panjang salah satu sisi pada segitiga siku-siku, perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku dengan sudut khusus, dan menggunakan teorema Pythagoras pada bangun datar. Sedangkan untuk S2, terletak pada menentukan rumus Pythagoras dan perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku dengan sudut khusus. Faktor yang menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada subjek S1 disebabkan oleh kebiasaan hanya menghafal rumus-rumus matematika yang ada tanpa melakukan latihan soal. Selain itu, subjek S1 juga mudah terpengaruh dengan teman ketika pembelajaran, sehingga konsentrasinya terganggu. Terdapat pula pengetahuan dasar yang tidak dipahami. Subjek S2 memiliki faktor penyebab yang hampir sama dengan subjek S1, dia memiliki kebiasaan belajar matematika hanya dengan membaca, dan kecenderungan malas melakukan hitungan, sehingga belajar matematika yang dilaksanakan tidak efektif. Faktor teman sepermainan membuatnya tidak dapat fokus dalam pembelajaran. Terdapat pula pengetahuan dasar yang tidak dikuasai oleh subjek S2. Pelaksaaan pengajaran remedial yang disesuaikan dengan karakteristik setiap subjek penelitian, memiliki dampak positif terhadap hasil belajar mereka. Hal ini ditunjukkan dengan hasil tes evaluasi tahap pertama dan kedua. Pada tes evaluasi tahap pertama S1 dan S2 secara berturut-turut mampu menjawab 15 dan 13 nomor dari 16 nomor soal yang diberikan. Sedangkan pada tes evaluasi tahap 2, kedua subjek dapat menjawab semua soal dengan tepat. Instrumen


(2)

yang digunakan pada tahap kedua ini sama dengan instrumen tes penelaahan status dengan jumlah soal 15.


(3)

ABSTRACT

Yoanna Krisnawati (Student number: 111414040). 2015. Efforts to Overcome the

Difficulties in Learning Mathematics by Using Diagnosis and Remedial Teaching: A Case Study of Grade VIII Students of SMP Maria Immaculata Yogyakarta in the Academic Year of 2014/2015. Undergraduate Thesis, Mathematics and Science Education Study Program,

Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research was conducted in order to find out: (1) the difficulties in learning mathematics that were experienced by the students, (2) the causes of mathematics learning difficulties, and (3) the impact of remedial teaching that had been implemented as a way to overcome the difficulties of learning mathematics that had been experienced by the students.

This research was an explorative case study using qualitative approach that was also supported by quantitative approach. The subjects of this study were two students of grade eight of SMP Maria Immaculata School Yogyakarta in the academic year of 2014/2015 who had difficulty in learning mathematics. The difficulties in learning mathematics were restricted to the topics of straight line equations, systems of linear equations of two variables and the theorem of Pythagoras. Based on the method described by Entang (1984), the method that was used to overcome the difficulties in learning mathematics that was experienced by both students consisted of diagnosis procedures and remedial teaching. The procedure consists of four main stages, namely the determination of the research subjects, the determination of the location and the causes of student learning difficulties, the way to handle students learning difficulties by applying remedial teaching, and evaluation to determine the impact of the implementation of remedial teaching to students learning difficulties.

The results showed that the location of the learning difficulties experienced by S1 and S2 was on the topic of straight line equation laid in the equation form a straight line, in the drawing of a straight line, in the meaning of the gradient, in determining the value of the gradient, and in determining the equation of a straight line. Moreover, in the topic of system of linear equations of two variables, learning difficulties of S1 and S2 laid in the understanding about the linear equations of two variables and systems of linear equations of two variables, and also in determining the solution of a system of linear equations in two variables using several methods. Specifically for S2, he still had not mastered the concept of one variable linear equation. In the topic of Pythagorean Theorem, the learning difficulties of S1 was located in the Pythagorean formula; in determining the length of one side of the right-angled triangle, and in the ratio of the sides of a right triangle with specific angles, and in using the Pythagorean Theorem on plane figures. As for the S2, the difficulties laid in determining the Pythagorean formula and in the comparison of the sides of a right triangle with specific angles. The factors that caused the emergence of learning difficulties in the subject S1 was a habit of simply memorizing mathematical formulas that exist without doing the exercises. Moreover, S1 was also easily influenced by friends while learning, so the concentration was easily distracted. There was also the basic knowledge that was not understood. The S2 had a causative factor that was almost the


(4)

same as the S1; he had a habit of just reading the formulas, and the tendency to be lazy to do the calculations so that the learning of mathematics was not effective. The factors of playmates made them unable to focus in learning. There was also a basic knowledge that was not mastered by S2. The implementation of remedial teaching that was adjusted to the characteristics of each students of the study had a positive impact on their learning outcomes. This is indicated by the results of the evaluation of the first and second tests. In the first stage of the evaluative tests, S1 was able to answer 15 questions and S2 were able to answer 13 questions from 16 questions given. While in the second stage of evaluative tests, both students could answer all the questions correctly. The test that was used in the second stage was the same as the test for status assessment.


(5)

i

UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN DIAGNOSIS DAN PENGAJARAN REMEDIAL :

STUDI KASUS SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh: YOANNA KRISNAWATI

NIM : 111414040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(6)

ii S K R I P S I

UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN DIAGNOSIS DAN PENGAJARAN REMEDIAL :

STUDI KASUS SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Oleh:

YOANNA KRISNAWATI NIM : 111414040

Telah disetujui oleh:

Pembimbing


(7)

iii S K R I P S I

UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN DIAGNOSIS DAN PENGAJARAN REMEDIAL :

STUDI KASUS SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Dipersiapkan dan ditulis oleh Yoanna Krisnawati

NIM : 111414040

Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Penguji Pada tanggal 25 Juni 2015

dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ... Sekretaris : Chatarina Enny Murwaningtyas, M.Si. ...

Anggota : Prof. Dr. St. Suwarsono ...

Anggota : Veronica Fitri Rianasari, M.Sc. ...

Anggota : A. Yudhi Anggoro, M.Si. ...

Yogyakarta, 25 Juni 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan


(8)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Jesus Always Gives His Hands To Me”

Karya Tulis ini kupersembahkan Untuk:

♥ Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalau menopangku.

♥ Para malaikat di Surga dan leluhurku.

♥ Bapakku Stepanus Purnama dan Ibuku Maria Christa Cahyaningsih.

♥ Kakak Pertamaku, Ethymuis Tanto Nugroho,A.Md. & istri, Frida Jati Ayu Susiloningsih,S.T.

♥Kakak Keduaku, Vincentius Dwijo Jadmiko,A,Md. & istri, Agustina Yarti,S.E.

♥Adikku, Robertus Roy Bimarendra.

♥ Ponakanku, Mikael Erlangga Jati Nugroho & Benedictus Jordan Ganendra.

♥ Seluruh sanak saudaraku.

♥ Sayangku, Aan Dwi Saputra,S.Pd.


(9)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Juni 2015 Penulis


(10)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yoanna Krisnawati

Nomor Mahasiswa : 111414040

Demi perkembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN DIAGNOSIS DAN PENGAJARAN REMEDIAL :

STUDI KASUS SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya maupun memberikan royalti pada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 25 Juni 2015

Yang menyatakan


(11)

vii ABSTRAK

Yoanna Krisnawati (NIM: 111414040). 2015. Upaya untuk Mengatasi

Kesulitan Belajar Matematika dengan Diagnosis dan Pengajaran Remedial : Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) letak kesulitan belajar matematika yang dialami oleh subjek, (2) penyebab kesulitan belajar matematika tersebut, dan (3) dampak pengajaran remedial yang telah dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialamai oleh subjek penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang bersifat eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan didukung dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dari penelitian ini adalah dua orang siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang mengalami kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar matematika tersebut hanya dibatasi pada topik persamaan garis lurus, sistem persamaan linear dua variabel dan teorema Pythagoras. Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami oleh kedua subjek penelitian menggunakan prosedur diagnosis dan pengajaran remedial menurut Entang (1984). Prosedur tesebut terdiri dari empat tahap utama yaitu penentuan subjek penelitian, penentuan letak dan faktor penyebab kesulitan belajar siswa, penanganan kesulitan belajar siswa menggunakan pengajaran remedial, dan evaluasi untuk mengetahui dampak pelaksanaan pengajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan letak kesulitan belajar yang dialami oleh S1 dan S2 pada topik persamaan garis lurus terletak pada: bentuk persamaan garis lurus, menggambar grafik garis lurus, pengertian gradien, menentukan nilai gradien dan menentukan persamaan garis lurus. Lalu pada topik sistem persamaan linear dua variabel, kesulitan belajar S1 dan S2 terletak pada pengertian persamaan dan sistem persamaan linear dua variabel, serta menentukan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel menggunakan beberapa metode. Khusus untuk S2, dia juga masih belum menguasai persamaan linear satu variabel. Pada topik teorema Pythagoras, letak kesulitan belajar S1 terletak pada rumus Pythagoras, menentukan panjang salah satu sisi pada segitiga siku-siku, perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku dengan sudut khusus, dan menggunakan teorema Pythagoras pada bangun datar. Sedangkan untuk S2, terletak pada menentukan rumus Pythagoras dan perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku dengan sudut khusus. Faktor yang menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada subjek S1 disebabkan oleh kebiasaan hanya menghafal rumus-rumus matematika yang ada tanpa melakukan latihan soal. Selain itu, subjek S1 juga mudah terpengaruh dengan teman ketika pembelajaran, sehingga konsentrasinya terganggu. Terdapat pula pengetahuan dasar yang tidak dipahami. Subjek S2 memiliki faktor penyebab yang hampir sama dengan subjek S1, dia memiliki


(12)

viii

kebiasaan belajar matematika hanya dengan membaca, dan kecenderungan malas melakukan hitungan, sehingga belajar matematika yang dilaksanakan tidak efektif. Faktor teman sepermainan membuatnya tidak dapat fokus dalam pembelajaran. Terdapat pula pengetahuan dasar yang tidak dikuasai oleh subjek S2. Pelaksaaan pengajaran remedial yang disesuaikan dengan karakteristik setiap subjek penelitian, memiliki dampak positif terhadap hasil belajar mereka. Hal ini ditunjukkan dengan hasil tes evaluasi tahap pertama dan kedua. Pada tes evaluasi tahap pertama S1 dan S2 secara berturut-turut mampu menjawab 15 dan 13 nomor dari 16 nomor soal yang diberikan. Sedangkan pada tes evaluasi tahap 2, kedua subjek dapat menjawab semua soal dengan tepat. Instrumen yang digunakan pada tahap kedua ini sama dengan instrumen tes penelaahan status dengan jumlah soal 15.


(13)

ix

ABSTRACT

Yoanna Krisnawati (Student number: 111414040). 2015. Efforts to Overcome

the Difficulties in Learning Mathematics by Using Diagnosis and Remedial Teaching: A Case Study of Grade VIII Students of SMP Maria Immaculata Yogyakarta in the Academic Year of 2014/2015. Undergraduate Thesis,

Mathematics and Science Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research was conducted in order to find out: (1) the difficulties in learning mathematics that were experienced by the students, (2) the causes of mathematics learning difficulties, and (3) the impact of remedial teaching that had been implemented as a way to overcome the difficulties of learning mathematics that had been experienced by the students.

This research was an explorative case study using qualitative approach that was also supported by quantitative approach. The subjects of this study were two students of grade eight of SMP Maria Immaculata School Yogyakarta in the academic year of 2014/2015 who had difficulty in learning mathematics. The difficulties in learning mathematics were restricted to the topics of straight line equations, systems of linear equations of two variables and the theorem of Pythagoras. Based on the method described by Entang (1984), the method that was used to overcome the difficulties in learning mathematics that was experienced by both students consisted of diagnosis procedures and remedial teaching. The procedure consists of four main stages, namely the determination of the research subjects, the determination of the location and the causes of student learning difficulties, the way to handle students learning difficulties by applying remedial teaching, and evaluation to determine the impact of the implementation of remedial teaching to students learning difficulties.

The results showed that the location of the learning difficulties experienced by S1 and S2 was on the topic of straight line equation laid in the equation form a straight line, in the drawing of a straight line, in the meaning of the gradient, in determining the value of the gradient, and in determining the equation of a straight line. Moreover, in the topic of system of linear equations of two variables, learning difficulties of S1 and S2 laid in the understanding about the linear equations of two variables and systems of linear equations of two variables, and also in determining the solution of a system of linear equations in two variables using several methods. Specifically for S2, he still had not mastered the concept of one variable linear equation. In the topic of Pythagorean Theorem, the learning difficulties of S1 was located in the Pythagorean formula; in determining the length of one side of the right-angled triangle, and in the ratio of the sides of a right triangle with specific angles, and in using the Pythagorean


(14)

x

Theorem on plane figures. As for the S2, the difficulties laid in determining the Pythagorean formula and in the comparison of the sides of a right triangle with specific angles. The factors that caused the emergence of learning difficulties in the subject S1 was a habit of simply memorizing mathematical formulas that exist without doing the exercises. Moreover, S1 was also easily influenced by friends while learning, so the concentration was easily distracted. There was also the basic knowledge that was not understood. The S2 had a causative factor that was almost the same as the S1; he had a habit of just reading the formulas, and the tendency to be lazy to do the calculations so that the learning of mathematics was not effective. The factors of playmates made them unable to focus in learning. There was also a basic knowledge that was not mastered by S2. The implementation of remedial teaching that was adjusted to the characteristics of each students of the study had a positive impact on their learning outcomes. This is indicated by the results of the evaluation of the first and second tests. In the first stage of the evaluative tests, S1 was able to answer 15 questions and S2 were able to answer 13 questions from 16 questions given. While in the second stage of evaluative tests, both students could answer all the questions correctly. The test that was used in the second stage was the same as the test for status assessment.


(15)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kupersembahkan kepada Tuhan Yesus, atas segala penyertaan, tuntunan, campur tangan, dan cinta kasih-Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skipsi ini dengan baik. Tidak lupa pula penulis sampaikan banyak terima kasih kepada bapak, ibu, dan kakak-kakak atas cinta dan dukungan yang begitu besar serta perjuangan yang besar pula untuk memenuhi segala kebutuhan finansial yang diperlukan. Penyusunan skripsi ini tentu saja tidak dapat terselesaikan tanpa campur tangan mereka semua.

Skripsi ini, disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Univeritas Sanata Dharma. Maka dari itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika;

2. Ibu Veronica Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik; 3. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing skripsi. Terima

kasih atas segala arahan, bimbingan, dan waktu yang telah diberikan;

4. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma, atas segala pelayanan selama di Universitas Sanata Dharma;

5. Suster Kepala SMP Maria Immaculata Yogyakarta, atas izin dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut;


(16)

xii

6. Ibu J. Erni Mutiani, S.Pd., yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian; 7. Adik-adikku, Ruth dan Nafta, atas kerjasama yang baik selama pelaksanaan

penelitian, serta atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk berdinamika bersama;

8. Bapak dan ibu, yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat, kasih sayang dan segala perjuangan yang tak ternilai untuk membantu penulis dalam bentuk apapun demi terselesaikannya penulisan skripsi ini;

9. Kakak pertamaku, Mas Tanto dan istrinya, Mbak Susi, atas dukungan, doa, semangat, arahan dan kasih sayang, sehingga penulis dapat selalu termotivasi untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini;

10.Kakak keduaku, Mas Koko dan istrinya, Mbak Tina, untuk perjuangan yang telah diberikan guna membantu penulis memenuhi kebutuhan finansial yang diperlukan. Terima kasih pula atas semangat, doa, arahan dan kasih sayang yang selalu diberikan;

11.Adikku, yang membuat penulis memiliki motivasi untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini;

12.Mas Aan Dwi Saputra, S.Pd. yang tak lelah memberikan arahan kepada penulis untuk melaksanakan segala rencana dan strategi dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih, karena telah memberikan dukungan lewat cinta yang begitu besar, sehingga penulis tak pernah lelah untuk melakukan yang terbaik demi orang-orang yang ada disekitar penulis;


(17)

xiii

13.Teman-teman dan sahabat, Aloysia Riadita Crhistiani, Prapti Mahayuningsih, Putu Diah Pramita Dewi, dan Yuliana Pebri Heriawati, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk terus semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih pula karena berkenan selalu mendengarkan keluh kesah penulis serta memberikan saran-saran yang bermanfaat;

14.Dek Retno, yang telah membantu penulis dalam mendokumentasikan kegiatan uji coba tes penelaahan status;

15.Mbak Yudhitha, yang telah membantu dalam penulisan abstrak bahasa inggris;

16.Teman-teman kost putri Wisma Surya, atas segala dukungan dan dorongannya, serta diskusi berkaitan dengan isi skripsi ini;

17.Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap, skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan untuk kepentingan penelitian selanjutnya.

Yogyakarta, 25 Juni 2015 Penulis


(18)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Pembatasan untuk Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian ... 6

F. Batasan Istilah ... 7

G. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Landasan Teori ... 10

1. Belajar ... 10

2. Matematika ... 11

3. Belajar Matematika... 12


(19)

xv

5. Diagnosis Kesulitan Belajar ... 14

6. Langkah-Langkah dalam Proses Diagnosis dan Pemecahan Masalah 15 7. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar ... 17

8. Tes Diagnostik ... 24

9. Prosedur Remidiasi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar ... 26

10. Studi Kasus ... 29

11. Persamaan Garis Lurus ... 30

12. Sitem Persamaan Linear Dua Variabel ... 32

13. Teorema Pythagoras ... 34

B. Kerangka Berpikir ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Subjek Penelitian ... 39

C. Objek Penelitian ... 39

D. Variabel Penelitian ... 39

E. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39

F. Bentuk Data ... 40

G. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ... 41

1. Metode Pengumpulan Data ... 41

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 44

H. Teknis Analisis Data ... 56

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 60

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN .... 66

A. Profil Sekolah ... 66


(20)

xvi

1. Observasi... 66

2. Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... 67

3. Tes Penelaahan Status ... 68

4. Wawancara dengan Guru Mata pelajaran dan Wali Kelas ... 68

5. Tes Diagnostik ... 69

6. Wawancara Dengan Subjek Penelitian ... 70

7. Pengajaran Remedial ... 71

8. Evaluasi ... 74

C. Hasil Penenelitian ... 75

1. Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... 75

2. Tes Penelaahan Status ... 76

3. Wawancara dengan Guru Mata pelajaran dan Wali Kelas ... 77

4. Tes Diagnostik ... 81

5. Wawancara dengan Subjek Penelitian ... 81

6. Evaluasi ... 85

D. Pembahasan ... 85

1. Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... 85

2. Identifikasi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar ... 88

3. Melokalisasikan Letak Kesulitan (Permasalahan) ... 89

4. Lokalisasi Jenis Faktor dan Sifat yang Menyebabkan Mereka Mengalami berbagai Kesulitan ... 99

5. Perkiraan Kemungkinan Bantuan yang akan Diberikan ... 100

6. Penetapan Cara Mengatasi Kesulitan Belajar (masih berupa rencana) ... 101


(21)

xvii

8. Evaluasi Pelaksanaan Diagnosis dan Pengajaran Remedial ... 120

E. Kelemahan Penelitian ... 142

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 143

A. Kesimpulan ... 143

B. Saran ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 148


(22)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi soal tes penelaahan status ... 45 Tabel 2 Jadwal Observasi ... 67 Tabel 3 Hasil Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... 75 Tabel 4 Hasil Tes Penelaahna Status ... 76 Tabel 5 Menentukan Subjek Penelitian ... 77 Tabel 6 Upaya Menentukan Letak Kesulitan Belajar Subjek Penelitian ... 78 Tabel 7 Upaya Menentukan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar yang Dialami

Subjek Penelitian ... 78 Tabel 8 Wawancara Wali Kelas ... 79 Tabel 9 Wawancara dengan S1... 81 Tabel 10 Wawancara dengan S2... 83 Tabel 11 Validitas Soal Tes Penelaahan Status Berdasarkan Hasil Uji Coba di

Kelas 8E SMP Maria Immaculata Yogyakarta... 85 Tabel 12 Perbaikan Soal dengan Validitas Rendah atau Sangat Rendah ... 86 Tabel 13 Hasil Tes Penelaahan Status Kedua Subjek Penelitian ... 89 Tabel 14 Kisi-kisi Soal Tes Diagnostik untuk S1 ... 90 Tabel 15 Analisis Hasil Tes Diagnostik S1 ... 92 Tabel 16 Analisis Hasil Tes Diagnostik S2 ... 96 Tabel 17 Analisis Catatan mengenai Proses Belajar Subjek Penelitian ... 99 Tabel 18 Faktor Penyebab Kesulitan Belajar yang Dialami Subjek Penelitian ... 99 Tabel 19 Perbandingan Hasil Tes Diagnostik dan Tes Evaluasi Tahap Pertama

untuk S1 ... 121 Tabel 20 Perbandingan Hasil Tes Diagnostik dan Tes Evaluasi Tahap Pertama

untuk S2 ... 132 Tabel 21 Tujuan-tujuan Pembelajaran yang Belum Tercapai dan Telah


(23)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jawaban S1 No. 2a ... 93 Gambar 2. Jawaban S1 No. 2b ... 93 Gambar 3. Jawaban S1 No. 2c ... 93 Gambar 4. Jawaban S1 No. 2d ... 93 Gambar 5. Jawaban S1 No. 5 ... 94 Gambar 6. Cara S1 menentukan titik potong terhadap masing-masing sumbu ... 94 Gambar 7. Jawaban S1 No. 12 ... 95 Gambar 8. Jawaban S1 No. 13 ... 95 Gambar 9. Jawaban S1 No. 16 ... 95 Gambar 10. Jawaban S1 No. 17 ... 95 Gambar 11. Jawaban S2 No. 1 ... 96 Gambar 12. Jawaban S2 No. 4 ... 96 Gambar 13. Jawaban S2 No. 7 ... 96 Gambar 14. Jawaban S2 No. 12 ... 97 Gambar 15. Jawaban S2 No. 13 ... 97 Gambar 16. Jawaban S2 No. 14 ... 97 Gambar 17. Jawaban S2 No. 16 ... 97 Gambar 18. Jawaban S2 No. 17 ... 98 Gambar 19. Jawaban S2 No. 19 ... 98 Gambar 20. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.1 pada Tes Diagnostik ... 121 Gambar 21. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 121 Gambar 22. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Diagnostik ... 122 Gambar 23. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Evaluasi 1 ... 122 Gambar 24. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Diagnostik ... 122 Gambar 25. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Diagnostik ... 122 Gambar 26. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Diagnostik ... 123 Gambar 27. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.3 pada Tes Diagnostik ... 123 Gambar 28. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.3 pada Tes Evaluasi 1 ... 123 Gambar 29. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.1 pada Tes Diagnostik ... 123


(24)

xx

Gambar 30. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.2 pada Tes Diagnostik ... 124 Gambar 31. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.2 pada Tes Evaluasi 1 ... 124 Gambar 32. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.3 pada Tes Diagnostik ... 124 Gambar 33. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.4 pada Tes Diagnostik ... 125 Gambar 34. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.4 pada Tes Evaluasi 1 ... 125 Gambar 35. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.5 pada Tes Diagnostik ... 125 Gambar 36. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.5 pada Tes Evaluasi 1 ... 125 Gambar 37. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Diagnostik ... 126 Gambar 38. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 126 Gambar 39. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Diagnostik ... 126 Gambar 40. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 126 Gambar 41. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Diagnostik ... 127 Gambar 42. Jawaban S1 untuk tujuan 2.1.1 pada Tes Diagnostik ... 127 Gambar 43. Jawaban S1 untuk tujuan 2.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 127 Gambar 44. Jawaban S1 untuk tujuan 2.1.2 pada Tes Diagnostik ... 127 Gambar 45. Jawaban S1 untuk tujuan 2.2.1 pada Tes Diagnostik ... 128 Gambar 46. Jawaban S1 untuk tujuan 2.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 128 Gambar 47. Jawaban S1 untuk tujuan 4.1.1 pada Tes Diagnostik ... 128 Gambar 48. Jawaban S1 untuk tujuan 4.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 128 Gambar 49. Jawaban S1 untuk tujuan 4.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 129 Gambar 50. Jawaban S1 untuk tujuan 5.1.1 pada Tes Diagnostik ... 129 Gambar 51. Jawaban S1 untuk tujuan 5.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 129 Gambar 52. Jawaban S1 untuk tujuan 5.2.1 pada Tes Diagnostik ... 129 Gambar 53. Jawaban S1 untuk tujuan 5.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 129 Gambar 54. Jawaban S1 untuk tujuan 6.1.1 pada Tes Diagnostik ... 130 Gambar 55. Jawaban S1 untuk tujuan 6.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 130 Gambar 56. Jawaban S1 untuk tujuan 6.1.2 pada Tes Diagnostik ... 130 Gambar 57. Jawaban S1 untuk tujuan 6.2.1 pada Tes Diagnostik ... 131 Gambar 58. Jawaban S1 untuk tujuan 6.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 131 Gambar 59. Jawaban S1 untuk tujuan 6.2.2 pada Tes Diagnostik ... 131 Gambar 60. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.1 pada Tes Diagnostik ... 132


(25)

xxi

Gambar 61. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 132 Gambar 62. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Evaluasi 1 ... 133 Gambar 63. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.3 pada Tes Diagnostik ... 133 Gambar 64. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.3 pada Tes Evaluasi 1 ... 133 Gambar 65. Jawaban S2 untuk tujuan 1.2.2 pada Tes Evaluasi 1 ... 133 Gambar 66. Jawaban S2 untuk tujuan 1.2.4 pada Tes Diagnostik ... 134 Gambar 67. Jawaban S2 untuk tujuan 1.2.4 pada Tes Evaluasi 1 ... 134 Gambar 68. Jawaban S2 untuk tujuan 1.2.5 pada Tes Evaluasi 1 ... 134 Gambar 69. Jawaban S2 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 135 Gambar 70. Jawaban S2 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 135 Gambar 71. Jawaban S2 untuk tujuan 2.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 136 Gambar 72. Jawaban S2 untuk tujuan 2.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 136 Gambar 73. Jawaban S2 untuk tujuan 2.2.1 pada Tes Diagnostik ... 136 Gambar 74. Jawaban S2 untuk tujuan 4.1.1 pada Tes Diagnostik ... 137 Gambar 75. Jawaban S2 untuk tujuan 4.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 137 Gambar 76. Jawaban S1 untuk tujuan 4.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 137 Gambar 77. Jawaban S2 untuk tujuan 5.1.1 pada Tes Diagnostik ... 138 Gambar 78. Jawaban S2 untuk tujuan 5.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 138 Gambar 79. Jawaban S2 untuk tujuan 5.2.1 pada Tes Diagnostik ... 138 Gambar 80. Jawaban S2 untuk tujuan 5.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 138 Gambar 81. Jawaban S2 untuk tujuan 6.1.1 pada Tes Diagnostik ... 138 Gambar 82. Jawaban S2 untuk tujuan 6.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 138 Gambar 83. Jawaban S2 untuk tujuan 6.1.2 pada Tes Diagnostik ... 139 Gambar 84. Jawaban S2 untuk tujuan 6.2.1 pada Tes Diagnostik ... 139 Gambar 85. Jawaban S2 untuk tujuan 6.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 139 Gambar 86. Jawaban S2 untuk tujuan 6.2.2 pada Tes Diagnostik ... 139


(26)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1. Soal Uji Coba Tes Penelaahan Status (yang juga digunakan sebagai soal evaluasi 2) ... Lampiran 1 A.2. Soal Tes Penelaahan status ... Lampiran 4 A.3. Soal Tes Diagnostik ... Lampiran 7 A.4. Soal Evaluasi 1 ... Lampiran 9

Lampiran B

B.1. Hasil Tes Penelaahan Status untuk S1 ... Lampiran 12 B.2. Hasil Tes Diagnostik untuk S1 ... Lampiran 15 B.3. Hasil Pengajaran Remedial untuk S1 ... Lampiran 18 B.4. Hasil Tes Evaluasi 1 untuk S1 ... Lampiran 32 B.5. Hasil Tes Evaluasi 2 untuk S1 ... Lampiran 35

Lampiran C

C.1. Hasil Tes Penelaahan Status untuk S2 ... Lampiran 39 C.2. Hasil Tes Diagnostik untuk S2 ... Lampiran 42 C.3. Hasil Pengajaran Remedial untuk S2 ... Lampiran 45 C.4. Hasil Tes Evaluasi 1 untuk S2 ... Lampiran 54 C.5. Hasil Tes Evaluasi 2 untuk S2 ... Lampiran 60

Lampiran D

D.1. Foto-foto Pelaksanaan Penelitian ... Lampiran 64 D.2. Presensi Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... Lampiran 66 D.3. Presensi Tes Penelaahan Status ... Lampiran 67

Lampiran E

E.1. Surat Ijin Penelitian ... Lampiran 69 E.2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... Lampiran 71


(27)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap lembaga pasti memiliki kendala atau permasalahan masing-masing dalam mencapai tujuannya. Begitu pula dengan lembaga pendidikan, yaitu sekolah. Sekolah juga memiliki berbagai macam kendala dan permasalahan dalam mencapai tujuannya, baik untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya maupun untuk mencapai tujuan sekolah pada khususnya. Salah satu kendala atau permasalahan yang dialami oleh sekolah yaitu, kesulitan belajar yang terjadi pada siswa.

Kesulitan belajar merupakan suatu faktor yang sangat mengganggu siswa dalam mencapai tujuan sekolah dan pendidikan. Apabila siswa sebagai subjek pendidikan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, maka sekolah sebagai tempat siswa belajar tidak dapat melaksanakan perannya dengan baik. Hal ini akan sangat berdampak pada proses pencapaian tujuan pendidikan yang telah direncanakan.

Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa harus diatasi supaya kendala tesebut tidak semakin mempersulit kondisi siswa. Terdapat berbagai jenis dan penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Burton dalam Entang (1984:13-14) mengelompokkan faktor penyebab


(28)

kesulitan belajar menjadi dua kelompok, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa dan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara lain, kelemahan secara fisik, mental, emosional, kelemahan yang disebabkan karena kebiasaan yang salah, serta tidak adanya keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa misalnya, dikarenakan kurikulum pendidikan yang sering berubah, proses pembelajaran yang kurang sesuai, terlalu banyak kegiatan siswa diluar pelajaran, dan sebagainya.

Berbagai macam faktor kesulitan belajar tersebut memungkinkan adanya perbedaaan penanganan bagi setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar. Penanganan kesulitan belajar disesuaikan dengan kondisi dan letak permasalahan serta penyebab kesulitan yang dialami oleh siswa. Tujuan dari penanganan kesulitan belajar siswa yaitu, supaya siswa tidak lagi memiliki kendala yang berarti dalam proses mencapai tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya.

Berdasarkan pengalaman penulis pada saat melaksanakan beberapa obervasi, kesulitan belajar masih sering dialami oleh siswa pada mata pelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan melalui rata-rata nilai matematika yang diperoleh oleh siswa pada suatu sekolah dalam ulangan akhir semester masih tergolong rendah. Selain itu, nilai rata-rata siswa pada beberapa ulangan harian juga masih banyak yang kurang memuaskan. Tidak sedikit pula terdapat siswa yang belum mencapai nilai


(29)

ketuntasan minimum. Padahal salah satu alat ukur tingkat keberhasilan kegiatan pembelajaran dilihat dari banyaknya siswa yang dapat mencapai nilai ketuntasan minimum tersebut. Hal lainnya adalah rentang nilai tertinggi dan terendah masih sangat jauh, bahkan jumlah siswa yang dapat mencapai nilai ketuntasan minimum jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum dapat mencapai nilai ketuntasan minimum tersebut. Hal ini semakin kuat menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika. Kondisi serupa juga terlihat di kelas VIII F SMP Maria Immacaula Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi, masih banyak siswa yang belum dapat mencapai nilai ketuntasan minimum pada mata pelajaran matematika. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan upaya mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa di kelas tersebut.

Di dalam matematika, banyak konsep dan materi pembelajaran yang sangat berkaitan. Bahkan banyak pula konsep yang mendasari materi lainnya. Oleh karena itu, pemantauan terhadap tingkat pemahaman siswa sangat diperlukan. Apabila terdapat siswa yang mulai mengalami kesulitan dalam memahami materi, guru diharapkan dapat membantu siswa tersebut dalam menangani kesulitannya secara cepat dan tepat. Harapannya kesulitan yang dialami tidak mengganggu pemahaman mereka pada materi ditingkat yang lebih tinggi. Kegiatan semacam ini diharapkan mampu


(30)

membantu siswa berkembang sesuai dengan tingkatan pemahaman mereka dan kelompok umurnya.

Diagnosis dan remediasi kesulitan belajar siswa merupakan salah satu metode sebagai upaya yang bertujuan untuk membantu siswa menangani kesulitan belajar mereka. Kesulitan belajar siswa, khususnya pada pembelajaran matematika harus diatasi supaya siswa dapat mencapai tujuan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Selain itu, siswa dapat memanfaatkan pemahaman konsep dalam diri mereka untuk menyelesaikan permasalahan pada bidang yang lainnya. Dengan pelaksanan diagnosis dan pengajaran remedial, penulis berharap kesulitan belajar khususnya dalam pembelajaran matematika yang dialami oleh siswa dapat teratasi. Oleh karena itu, tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan berikut :

1. Kesulitan belajar siswa menjadi salah satu penghambat pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan.

2. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa sangat beragam, sehingga membutuhkan penanganan yang belum tentu sama.


(31)

4. Masih banyaknya siswa yang belum dapat mencapai nilai ketuntasan minimum pada mata pelajaran matematika.

5. Kesulitan belajar matematika dialami pula oleh sebagian siswa di kelas VIII F SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

6. Kesulitan belajar pada pembelajaran matematika dapat mempersulit siswa dalam memahami materi lain di tingkat yang lebih tinggi.

7. Kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika membutuhkan penanganan sejak awal, supaya tidak mengganggu proses pembelajaran selanjutnya.

C. Rumusan Masalah

1. Dimanakah letak kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika yang dialami oleh dua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015?

2. Apa penyebab kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika yang dialami oleh dua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015?

3. Bagaimanakah dampak dari tindakan remediasi yang dilaksanakan dalam upaya mengatasi kesulitan belajar dua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam pembelajaran matematika?


(32)

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui letak kesulitan belajar dalam pembalajaran matematika yang dialami oleh dua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

2. Mengetahui penyebab kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika yang dialami oleh dua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

3. Mengetahui dampak dari tindakan remediasi yang dilaksanakan dalam upaya mengatasi kesulitan belajar dua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam pembelajaran matematika.

E. Pembatasan untuk Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini akan dibatasi pada upaya mengatasi kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang tidak disebabkan karena kelemahan fisik atau psikologis. Upaya mengatasi kesulitan belajar tersebut dengan menggunakan prosedur diagnosis kesulitan belajar dan pengajaran remedial menurut Entang (1984:19-32). Kesulitan belajar siswa hanya dibatasi pada tiga topik pada mata pelajaran matematika kelas VIII. Ketiga topik tersebut adalah Persamaan Garis Lurus, Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, dan Teorema Pythagoras. Subjek untuk penelitian ini dibatasi hanya pada dua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015, yaitu dua siswa yang mendapatkan skor terendah dalam tes penelaahan status dan penyebab


(33)

kesulitan belajar matematikanya bukan karena kelemahan fisik atau adanya gangguan psikologis.

F. Batasan Istilah

1. Diagnosis

Upaya untuk menemukan letak dan faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, dengan cara yang sistematis dan berdasarkan pada gejala-gejala yang nampak. Gejala tersebut dapat berupa rendahnya prestasi belajar siswa, siswa tidak memiliki gairah belajar, kurang motivasi dalam mengerjakan tugas, dan sebagainya. 2. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar diartikan sebagai kendala atau hambatan yang dialami siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa tidak dapat berkembang dengan optimal dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial merupakan upaya peneliti untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang materi pembelajaran yang menjadi letak kesulitan belajarnya, dan disesuaikan dengan karakteristik masing-masing subjek penelitian.

4. Studi Kasus

Studi kasus adalah metode penelitian yang dilakukan secata intensif dan mendetail terhadap suatu kasus, yang bisa berupa peristiwa, lingkungan dan situasi tertentu yang memungkinkan untuk


(34)

mengungkapkan atau memahami suatu hal. Karena sifatnya yang mendetail itu, studi kasus (pada umumnya) menghasilkan gambaran yang longitudinal.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

Penelitian ini bermanfaat sebagai upaya untuk menyelesaikan atau mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya, sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan lebih mudah. Siswa juga dapat mengetahui letak dan penyebab kesulitan yang dihadapinya, sehingga dia dapat melakukan pencegahan secara mandiri supaya kesulitan yang sama tidak terulang.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang kemungkinan cara menyelesaikan kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, guru mungkin dapat mengadopsi prosedur upaya penyembuhan kesulitan bejajar dalam pembelajaran matematika apabila menemui kasus yang hampir sama. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi guru dalam menghadapi subjek penelitian yang bersangkutan pada pembelajaran matematika yang dilaksanakan.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada sekolah tentang berbagai macam faktor penyebab kesulitan belajar yang


(35)

dialami siswa. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi sekolah untuk menciptakan suasana kondusif bagi siswa-siswanya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan peneliti tentang berbagai macam kendala atau hambatan belajar yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti dapat belajar menjadi guru yang dapat menyelesaikan kesulitan belajar siswanya, terutama dalam pembelajaran matematika.


(36)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori 1. Belajar

Menurut Siregar (2010:3), belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Siregar (2010:3) juga mengatakan salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Sedangkan ciri-ciri belajar menurut Siregar (2010:5-6) adalah sebagai berikut:

a. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), b. Maupun nilai dan sikap (afektif).

c. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan.

d. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.


(37)

e. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku atau munculnya kemampuan baru yang terjadi pada seseorang baik pada kemampuan kognitif, psikomotor, maupun afektif, dan perubahan tersebut tidak terjadi begitu saja, dan tidak mudah hilang.

2. Matematika

Menurut Riedesel, dalam Supatmono (2013) matematika adalah kumpulan kebenaran dan aturan, matematika bukanlah sekedar berhitung. Matematika merupakan sebuah bahasa, kegiatan pembangkitan masalah dan pemecahan masalah, kegiatan menemukan dan mempelajari pola serta hubungan. Sedangkan menurut Suwarsono, dalam Supatmono (2013) matematika adalah ilmu yang memiliki sifat khas yaitu; objek bersifat abstrak, menggunakan lambang-lambang yang tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan proses berpikir yang dibatasi oleh aturan-aturan yang ketat.

Berdasarkan penjelasan tesebut, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang memiliki sifat khusus, mempelajari pola, serta hubungan menggunakan lambang-lambang dan memiliki aturan-aturan dalam pemecahan masalah.


(38)

3. Belajar Matematika

Berdasarkan pengertian belajar dan matematika yang telah dituliskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan belajar matematika adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan manusia untuk mendapatkan pengetahuan, dan keterampilan yang berkaitan dengan ilmu bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur untuk menyelesaikan operasi antar bilangan.

4. Kesulitan Belajar a. Pengertian

Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:46) memberikan tiga definisi untuk membatasi kesulitan belajar atau masalah belajar dalam arti luas.

Definisi pertama menyatakan bahwa masalah belajar ada apabila seorang siswa tidak dapat memenuhi harapan-harapan yang disyaratkan kepadanya oleh sekolah, baik harapan-harapan yang tercantum sebagai tujuan formal dari kurikulum maupun harapan-harapan yang ada di dalam pandangan atau anggapan dari para guru dan kepala sekolah.

Definisi kedua menyatakan bahwa suatu masalah belajar itu timbul jika seorang siswa jelas berada di bawah taraf perilaku dari sebagian besar teman-teman seusianya atau kelasnya, baik mata pelajaran formal dari kurikulum maupun dalam kebiasaan belajar dan perilaku sosial yang dianggap penting oleh guru.


(39)

Definisi ketiga dikatakan bahwa tidak hanya anak-anak yang hasil belajarnya jelas berada di bawah teman seusia kelasnya dianggap mempunyai kesulitan belajar, tetapi juga anak-anak yang dianggap mempunyai kemampuan tinggi (misalnya intelegensinya tinggi) sering dianggap juga sudah mempunyai kesulitan belajar kalau mereka hanya mencapai sama dengan rata-rata kelasnya dan tidak dapat mencapai taraf kemampuannya sendiri yang telah didugakan kepadanya.

Djamarah (2011:235) menyimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan, ataupun gangguan dalam belajar. Sedangkan, Syah (2008:194) merangkum bahwa kesulitan belajar dapat diketahui dari menurunnya kinerja akademik dan munculnya misbehavior siswa baik yang berkapasitas tinggi maupun yang berkapasitas rendah, karena faktor intern dan ekstern siswa. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu hambatan yang muncul dalam proses bejajar dan disebabkan karena berbagai macam faktor baik dari dalam maupun dari luar diri siswa, sehingga siswa tidak dapat berkembang dengan optimal dalam proses pembelajaran.

b. Faktor-faktor Penyebab

Menurut Syah (2008:235-236) faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat ditinjau dari sudut internal anak didik dan


(40)

eksternal anak didik. Faktor-faktor anak didik meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik anak didik, yakni:

1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/ intelegensi anak didik.

2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.

3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga)

Sedangkan faktor ensternal anak didik meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar anak didik. Faktor ini meliputi:

1) Lingkungan keluarga

2) Lingkungan perkampungan/ masyarakat 3) Lingkungan sekolah

5. Diagnosis Kesulitan Belajar

Entang (1984:10) menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan diagnosis kesulitan belajar merupakan segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan kemungkinan-kemungkinan mengatasinya, baik secara pencegahan (preventif), secara penyembuhan (kuratif) maupun secara pengembangan (developmental) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif dan selengkap mungkin.


(41)

Syah (2008:195) merangkum diagnosis ialah upaya untuk melakukan identifikasi terhadap fenomena yang menunjukkan adanya kesulitan belajar siswa.

6. Langkah-Langkah dalam Proses Diagnosis dan Pemecahan Masalah

Seorang penyuluh atau guru yang akan membantu mengatasi kesulitan belajar siswa, memerlukan diagnosis letak kesulitan atau penyebab kesulitan yang dialami. Diagnosis kesulitan ini berguna sebagai landasan untuk melakukan penanganan yang tepat bagi siswa. Supaya diagnosa yang diberikan tepat, maka seorang penyeluh atau guru seharusnya merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah diagnosis yang sistematis. Secara garis besar menurut Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:35-37), langkah-langkah diagnosis tersebut terdiri dari tiga tahap, dan masing-masing tahap terdiri dari tiga langkah.

Tahap I : Penelaahan Status (status assessment)

Tahap ini merupakan tahap identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Penentuan siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar, dapat dilihat melalui tujuan pembelajaran yang seharunya dicapai dan tujuan pembelajaran yang saat ini dicapai oleh siswa. Semakin banyak tujuan yang belum tercapai maka semakin beratlah kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.

Menurut Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:35-36) pada tahap 1 ini, terdapat tiga langkah dan pada setiap langkahnya digambarkan dengan suatu pertanyaan pokok.


(42)

Langakah 1.1 menanyakan tentang tujuan khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. Langkah 1.2 menanyakan tentang teknik yang mungkin digunakan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran tersebut. Sedangkan langkah 1.3 menanyakan tentang pola atau bentuk perbedaan antara harapan dari penilaian yang dilakukan dengan respon atau sikap siswa terhadap penilaian tersebut.

Tahap II : Perkiraan Sebab

Tahap ini merupakan tahap memperkirakan letak atau memperkirakan sebab terjadinya kesulitan belajar pada diri siswa. Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:36) menyampaikan bahwa pertanyaan pokok dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui alasan adanya pola kekuatan dan kelemahan pada diri siswa. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap ini terdiri dari tiga langkah. Langkah 2.1 menanyakan tentang faktor penyebab munculnya kekurangan, seperti pada hasil tahap 1. Langkah 2.2 menanyakan tentang tindakan yang harus dilakukan untuk menentukan secara tepat faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa. Sementara itu, langkah 2.3 menanyakan tentang kesimpulan penyebab kesulitan belajar siswa.

Tahap 3 : Pemecahan kesulitan dan penilaiannya

Tahap ini merupakan tahap sebagai upaya untuk menghilangkan sebab kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Menurut Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:36), pertanyaan pokok dalam hal ini bertujuan


(43)

untuk menentukan cara yang tepat dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Menurut Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:37) langkah 3.1 menanyakan tentang teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Kemudian pada langkah 3.2 menanyakan tentang teknik penilaian yang harus digunakan guna menilai tingkat keberhasilan pemecahan kesulitan yang telah dilaksanakan. Sedangkan langkah 3.3 memiliki tujuan untuk mengetahui hasil penilaian terhadap cara memecahkan kesulitan belajar yang telah dilakukan dan bagaimana tindak lanjut yang akan dilaksanakan.

7. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar

Menurut Entang (1984:19-30), langkah-langkah pokok prosedur dan teknik diagnosis kesulitan belajar, adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar

Identifikasi ini bertujuan untuk menentukan siswa-siswa yang mengalami kesulitan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan supaya dapat mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan, yang pertama adalah menandai siswa dalam satu kelas atau dalam satu kelompok siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan cara membandingkan posisi peringkat dalam kelas dengan ketentuan minimal penguasaan materi yang telah ditetapkan sebelumnya (PAP). Menurut Entang (1984:19-20) langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan menggunakan PAP, yaitu sebagai berikut:


(44)

1) Menetapkan angka nilai kualifikasi minimal sebagai batas lulus. 2) Membandingakan prestasi setiap siswa dengan angka batas

lulus, dan mencari siswa yang nilai prestasinya dibawah nilai ketentuan minimal.

3) Himpunlah semua siswa yang angka nilai prestasinya dibawah angka batas lulus.

4) Jika prioritas layanan ditujukan kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan yang paling berat, maka siswa yang memiliki selisih terbesar antara nilainya dan nilai batas minimal, merupakan siswa yang mengalami kesulitan terberat.

Entang (1984:22) menyampikan alternatif kedua untuk menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu menggunakan norm referenced. Teknik untuk melaksanakan alternatif ini, menurutnya adalah sebagai berikut:

1) Carilah atau hitunglah rata-rata kelas atau kelompok dengan mengoperasikan formula yang telah ditetapkan, yaitu jumlah nilai atau nilai berbobot keseluruhan dibagi dengan jumlah anggota atau populasi kelas.

2) Tandailah siswa yang angka nilai prestasinya berada di bawah rata-rata prestasi kelasnya.

3) Kalau mau diadakan proritas layanan bimbingannya, maka buatlah rangkingnya.


(45)

Alternatif lainnya menurut Entang (1984:23-24), yaitu dengan menggunakan catatan observasi kelas atau laporan proses kegiatan belajarnya.

1) Penggunaan catatan waktu belajar efektif

Pencatatan berapa waktu efektif yang dapat digunakan oleh siswa dalam memecahkan soal atau mengerjakan tugas tetentu, menjadi sangat berharga karena dapat menggambarkan siapa siswa yang selalu menyelesaikan soal dengan lebih cepat atau siswa yang selalu terlambat.

2) Penggunaan catatan kehadiran (presensi) dan ketidakhadiran (absensi)

Frekuensi ketidakhadiran dapat menjadi indikator untuk menandai siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan relevansi antara frekuensi ketidakhadiran dengan kualifikasi prestasi siswa.

3) Penggunaan catatan partisipasi (participation chart)

Dalam bidang studi tertentu yang mengutamakan penguasaan keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi sosial dalam menyumbangkan pikiran, menyanggah, menjawab dengan argumentasi tertentu, catatan partisipasi siswa dalam kelompok sangat diperlukan. Catatan ini digunakan supaya kita memperoleh gambaran seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh siswa dalam kelompok.


(46)

4) Penggunaan catatan dan bagan sosiometri.

Pada waktu-waktu tertentu, terkadang siswa diminta untuk bekerja dalam kelompok. Salah satu kondisi yang mungkin terjadi adalah terdapat siswa yang banyak disenangi sehingga banyak dipilih sebagai teman dalam kerja kelompok atau sebaliknya terdapat pula siswa yang tidak banyak disenangi sehingga sangat jarang yang memilih, bahkan tidak ada yang memilih siswa tersebut menjadi anggota kelompok mereka. Siswa yang banyak tidak disenangi mungkin akan merasa minder dan tidak percaya diri dalam menyampaikan pendapat atau berdinamika. Situasi ini bisa menyebabkan menurunnya semangat belajar yang kemudian dapat memunculkan kesulitan belajar.

Itulah alternatif langkah-langkah yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

b. Melokalisasikan Letak Kesulitan (Permasalahan)

Setelah menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah menentukan letak kesulitan belajar tersebut. Hal-hal yang perlu ditelaah ialah :

1) Mendekati kesulitan belajar pada bidang studi tertentu.

Dengan jalan membandingkan nilai prestasi individu dalam setiap mata pelajaran yang diikuti, maka kita dapat menentukan


(47)

pada mata pelajaran manakah siswa mengalami prestasi paling rendah atau mengalami kesulitan belajar.

2) Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bahan ruang lingkup bahan pelajaran manakah kesulitan terjadi.

Untuk mengetahui kawasan tujuan belajar yang dianggap paling mengalami kesulitan, maka diperlukan tes diagnostik.

3) Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar.

Hasil Analisis terhadap catatan-catatan keterlambatan penyesuaian tugas/ soal, ketidakhadiran, kurang aktif dalam partisipasi, kurang penyesuaian sosial, sudah cukup jelas menunjukkan posisi siswa dari kasus-kasus yang bersangkutan. c. Lokalisasi Jenis Faktor dan Sifat yang Menyebabkan Mereka

Mengalami Kesulitan

Secara garis besar faktor kesulitan dapat timbul dari dua hal, yaitu:

1) Faktor internal

a) Kelemahan mental, faktor kecerdasan, intelegensi, atau kecakapan/ bakat khusus tertentu yang dapat diketahui melalui tes tertentu.

b) Kelemahan fisik, panca indra, syaraf, kecacatan, karena sakit, dan sebagainya.


(48)

d) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan pelajaran-pelajaran tetentu.

e) Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang dibutuhkan untuk memahami bahan lebih lanjut.

2) Faktor eksternal

a) Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untuk aktif antisifatif.

b) Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.

c) Ketidakseragaman pola dan standar administrasi. d) Beban studi yang terlampau berat.

e) Metode mengajar yang kurang memadai. f) Sering pindah sekolah.

g) Kurangnya alat dan sumber belajar untuk kegiatan belajar mengajar.

h) Situasi rumah yang kurang mendorong untuk melakukan aktivitas belajar.

Untuk dapat mengenal faktor-faktor di atas, maka diperlukan beberapa cara dan alat. Cara dan alat tersebut antara lain:

1) Tes kecerdasan 2) Tes bakat khusus

3) Skala sikap baik yang sudah standar maupun yang secara sederhana dibuat oleh guru


(49)

5) Wawancara dengan siswa yang bersangkutan

6) Mengadakan observasi yang intensif baik di dalam maupun diluar kelas

7) Wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang tua atau teman-temannya bila diperlukan.

d. Perkiraan kemungkinan

Setelah melakukan beberapa catatan tentang kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, maka kita dapat memperkirakan:

1) Apakah siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau tidak.

2) Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa tersebut.

3) Kapan dan dimana pertolongan itu dapat diberikan. 4) Siapa yang dapat memberikan pertolongan.

5) Bagaimana cara menolong siswa agar dapat dilaksanakan dengan efektif

6) Siapa sajakah yang harus dilibatkan dalam menolong siswa tersebut.

e. Penetapan kemungkinan cara mengatasinya

Langkah kelima ini merupakan langkah menyusun rencana atau alternatif rencana yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa. Rencana penyembuhan yang dilakukan hendaknya mengandung hal-hal berikut ini:


(50)

1) Cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan yang dialami oleh siswa.

2) Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang. f. Tindak lanjut

Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan melakukan pengajaran remedial yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan. Kegiatan ini dapat berupa:

1) Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pengajaran remedial.

2) Membagi tugas dan peranan orang-orang tertentu dalam memberikan bantuan kepada siswa.

3) Senantiasa melakukan check dan recheck kemajuan siswa baik pemahaman mereka terhadapap bantuan yang diberikan, maupun mengecek tepat guna program remedial yang dilakukan untuk setiap saat diadakan revisi dan improvisasi.

4) Mentransfer atau mengirimkan siswa yang menurut perkiraan tidak mungkin lagi ditolong karena diluar kemampuan guru atau penyuluh.

8. Tes Diagnostik

Menurut Suwarto (2013: 114) pengertian tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan (miskonsepsi) pada topik tertentu dan mendapatkan masukan tentang respons siswa untuk memperbaiki kelemahannya. Dalam buku Suwarto (2013: 116) ada enam


(51)

pendekatan penaksiran diagnostik terkait dengan masalah pembelajaran menurut Nitko dan Boorkhart, yaitu:

a. Pendekatan profil kekuatan dan kelemahan kemampuan pada suatu bidang;

b. Pendekatan mengidentifikasi kekurangan pengetahuan prasyarat; c. Pendekatan mengidentifikasi target-target pembelajaran yang tidak

dikuasai;

d. Pendekatan pengidentifikasian kesalahan siswa;

e. Pendekatan mengidentifikasi struktur pengetahuan siswa;

f. Pendekatan mengidentifikasi kompetensi untuk menyelesaikan soal cerita;

Dari keeman pendekatan tersebut, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan letak kesulitan belajar subjek adalah pendekatan ketiga yaitu pendekatan mengidentifikasi target-target pembelajaran yang tidak dikuasai. Pendekatan ini memusatkan pada target-target yang harus dikuasai dari tujuan-tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tujuan dari target ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai target-target dan tujuan-tujuan pembelajaran yang sudah dikuasai dan belum dikuasai oleh subjek. Langkah-langkah untuk melaksanakan tes diagnostik pada pendekatan ini menurut Nitko dan Brookhart dalam Suwarto (2013:120) meliputi:

a. Mengenal dan menulis target-target pembelajaran yang merupakan hasil pembelajaran;


(52)

b. Untuk setiap target pembelajaran buatlah soal-soal yang mewakili; c. Reviewlah soal yang telah dibuat, jika memungkinkan mintalah guru

lain untuk mereview;

d. Berikan label lulus untuk setiap target pembelajaran yang telah dikuasai, dan tidak lulus untuk setiap target yang belum dikuasai; e. Tandailah taget-taget pembelajaran yang belum dikuasai;

9. Prosedur Remidiasi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar a. Pengajaran Remedial

Menurut Entang (1984:31) pengajaran remedial merupakan langkah lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan belajar. Dalam melaksanakan kegiatan pengajaran remedial seorang guru dituntut untuk :

1) Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan.

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar memperoleh gambaran yang lebih dalam lagi tentang siswa dengan permasalahan yang dihadapinya.

2) Alternatif tindakan.

Setelah mendapatkan gambaran yang lengkap tentang siswa, barulah direncakan alternatif tindakan yang harus dilakukan. Alternatif ini dapat berupa tindakan sebagai berikut:

a) Siswa disuruh mengulangi bahan yang telah diberikan dengan memberikan petunjuk antara lain:


(53)

i) Tentang berbagai istilah yang harus dipahami yang terdapat dalam bahan bacaan.

ii) Menandai dan menunjukan bagian-bagian yang dianggap penting dan merupakan kelemahan bagi siswa yang bersangkutan.

iii) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud mengarahkan siswa dalam mempelajari bahan tertentu. iv) Memberikan dorongan dan semangat untuk belajar. v) Menyediakan bahan lain yang bisa dibaca agar

mempermudah pemahaman terhadap bahan yang sedang dipelajari.

vi) Menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan siswa bila mendapat kesulitan.

b) Siswa disuruh mencoba alternatif kegitan lain yang setara dengan kegiatan belajar mengajar yang sudah ditempuhnya dan mempunyai tujuan yang sama baik yang sifatnya instruksional maupun efek pengiring. Guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang:

i) Kegiatan apa yang harus dikerjakan siswa

ii) Bahan apa yang menunjang kegiatan yang sedang dilakukan.


(54)

iv) Pertanyaan apa yang harus diajukan untuk lebih memusatkan perhatian terhadap masalah.

v) Cara yang sebaiknya untuk menguasai bahan tersebut, vi) dan sebagainya.

c) Bila kesulitan belajar siswa yang bersangkutan bukan semata-mata keusulitan dalam belajar akan tetapi disebabkan juga karena hal lain seperti kesulitan belajar karena berlatar belakang sikap negatif terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar, kebiasaan belajar yang salah atau masalah lain dalam hubungan dengan orang tua, teman sebayanya dan sebagainya, maka:

i) Kepada siswa tersebut harus terlebih dahulu diberikan pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang bersifat psikoterapi

ii) Jika masalah ini sudah dapat diatasi barulah dilaksanakan pengajaran remedial seperti pada butir a) dan b).

3) Evaluasi pengajaran Remedial

Pada akhir kegiatan remedial hendaknya dilakukan evaluasi kembali sampai sejauh mana pengajaran remedial yang dilakukan dapat meningkatkan prestasi siswa. Tujuan paling utama adalah dipenuhinya kriteria keberhasilan minimal sebesar 75 % taraf penguasaan.


(55)

b. Pendekatan pengajaran Remedial

Ada tiga pendekatan yang dipergunakan dalam pengajaran remedial menurut Entang (1984: 32-33), yaitu:

1) Pendekatan pencegahan (preventive)

Pendekatan pencegahan dilakukan untuk mencegah terjadinya kesulitan belajar dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini dilakukan karena guru memiliki perkiraan bahwa seorang siswa mungkin akan mengalami kesulitan pada bagian-bagian tertentu, sehingga pencegahan tersebut dilakukan.

2) Pendekatan penyembuhan (curative)

Pendekatan penyembuhan dilakukan atau diberikan kepada siswa yang sudah dipastikan mengalami kesulitan belajar.

3) Pendekatan perkembangan (developmental)

Pendekatan ini menuntut guru untuk memonitor terus menerus siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

10.Studi Kasus

Basuki dalam Prastowo (2014: 129) mengatakan bahwa studi kasus merupakan kajian mendalam tentang suatu individu, suatu peristiwa, lingkungan, atau situasi tertentu yang memungkinkan peneliti untuk mengungkapkan atau memahami sesuatu individu, lingkungan atau peristiwa yang bersangkutan dengan secara mendalam.


(56)

11.Persamaan Garis Lurus

a. Bentuk Pesamaan Garis Lurus

Persamaan garis marupakan persamaan linear yang mengandung satu atau dua variabel. Bentuk umum persamaan garis ada dua macam yaitu eksplisit dan implisit. Bentuk eksplisit adalah

atau , dengan adalah koefisien dari yang disebut gradien dan adalah konstanta. Sedangkan bentuk implisit adalah atau , dengan dan adalah bilangan real serta dan tidak kedua-duanya sama dengan nol. Oleh Karena itu, gradien garis yang persamaannya berbentuk

atau adalah koefisien dari . Sedangkan gradien untuk garis yang persamaannya berbentuk implisit dapat

ditentukan dengan . b. Menggambar Grafik Garis Lurus

1) Garis yang Persamaannya Berbentuk

Garis yang persamaannya merupakan garis yang melalui titik dengan gradien .

2) Garis yang Persamaannya Berbentuk

Menurut Sukino (2007:100) langkah untuk dapat menggambar garis yang persamaannya adalah sebagai berikut:

Pertama, tentukan dua titik yang terletak pada garis tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan titik potong garis


(57)

dengan sumbu dan sumbu . Titik potong dengan sumbu , maka dan titik potong dengan sumbu , maka . Kedua, hubungkan kedua titik tersebut, dan garis yang terbentuk merupakan garis yang dicari.

3) Garis yang Persamaannya Berbentuk

Menurut Sukino (2007:102), untuk menggambar garis yang persamaannya mula-mula harus ditentukan titik potong garis dengan sumbu dan sumbu . Titik potong

terhadap sumbu , maka sehingga . Lalu untuk titik potong terhadap sumbu , maka sehingga diperoleh

Oleh karena itu, diperoleh dua titik yaitu dan

. c. Pengertian Gradien

Gradien suatu garis adalah bilangan yang menunjukkan kemiringan suatu garis terhadap sumbu . Gradien suatu garis bernilai positif apabila garis tersebut condong ke kanan. Sebaliknya, gradien garis bernilai negatif apabila garisnya condong kekiri.

d. Menentukan Gradien Garis

1) Gradien suatu garis yang melalui pusat dan titik , dapat ditentukan dengan membandingkan komponen dan


(58)

2) Gradien garis yang melalui titik dan dapat ditentukan dengan

.

e. Membuat Persamaan Garis Lurus

1) Persamaan garis yang melalui satu titik dan diketahui gradiennya dapat ditentukan dengan rumus

2) Persamaan garis yang melalui dua titik dan dapat ditentukan dengan rumus

.

12.Sitem Persamaan Linear Dua Variabel

a. Pengertian persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang mengandung dua variabel. Persamaan linear dua variabel ini dapat ditulis dalam bentuk .

b. Sistem persamaan linear dua variabel adalah dua persamaan linear

dua variabel yang dihubungkan dengan kata “dan”, untuk

menentukan himpunan penyelesaian yaitu, pasangan nilai dan yang memenuhi kedua persamaan tersebut secara bersamaan.

c. Himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa metode. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut:

1) Metode grafik

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua viabel


(59)

menggunakan metode grafik menurut Sukino (2007:142) adalah sebagai berikut:

Langkah pertama, siapkanlah sistem koordinat Cartesius beserta skalanya.

Langkah kedua, lukislah grafik dari masing-masing persamaan linear dua variabel pada sistem koordinat Cartesius yang sama.

Langkah ketiga, berdasarkan grafik tersebut, perhatikanlah titik potong antara kedua garis lurus. Koordinat titik potong dari kedua garis itu merupakan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel yang bersangkutan.

2) Metode Subtitusi

Menurut Budhiarti (2012:60), metode subtitusi artinya menggantikan suatu variabel dengan variabel lain dari suatu persamaan, kemudian mensubtitusikannya pada persamaan yang lain.

3) Metode Eliminasi

Menurut Budhiarti (2012:60), cara untuk menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi adalah dengan mengeliminasi (menghilangkan) salah satu variabel dari sistem persamaan tersebut. Misalnya variabel yang digunakan adalah dan , maka untuk menentukan nilai , variabel harus


(60)

dihilangkan dan begitu sebaliknya. Sebelum mengeliminasi salah satu variabel tersebut, kita harus menyamakan koefisien dari variabel yang akan dihilangkan.

4) Metode Eliminasi dan Subtitusi

Metode ini merupakan metode gabungan dari metode subtitusi dan eliminasi. Oleh karena itu, untuk menentukan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua varibel menggunakan metode ini, pertama digunakan metode elimanasi dan hasilnya kemudian disubtitusikan ke salah satu persamaan yang ada.

13.Teorema Pythagoras

a. Rumus Pythagoras

Berdasarkan gambar di atas diperoleh hubungan sebagai berikut:


(61)

b. Perbandingan Sisi-sisi pada Segitiga Siku-siku dengan Sudut Khusus 1) Sudut

Berdasarkan gambar tersebut, sehingga diperoleh perbandingan

sebagai berikut: √ 2) Sudut dan

Perbandingan dari segitiga siku-siku di atas adalah sebagai

berikut: √

B. Kerangka Berpikir

Letak kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika yang dialami oleh setiap siswa sangatlah beragam. Kesulitan belajar tersebut dapat terletak pada cara siswa memahami materi pembelajaran, cara mereka dalam menyelesaikan suatu permasalahan, dalam menggunakan rumus-rumus, dan lain sebagainya. Keberagaman letak kesulitan belajar dalam pembelajaran


(62)

matematika yang dialami oleh siswa atau subjek penelitian tentunya memerlukan perbedaan perlakuan dalam mengatasinya. Tentu saja terdapat perbedaan penyebab pula, sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan letak kesulitan yang berbeda, tidak dapat diperlakukan dengan cara yang sama dalam mengatasinya.

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika memiliki berbagai macam penyebab. Penyebab kesulitan belajar tersebut dapat datang dari dalam atau luar diri siswa. Penyebab yang datang dari dalam diri siswa contohnya karena intelegensi yang kurang, gangguan fisik atau psikis, dan sebagainya. Sedangkan penyebab kesulitan yang datang dari luar dapat berupa gangguan lingkungan belajar, tuntutan kepada siswa yang berlebihan, atau lain sebagainya. Keberagaman penyebab kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran matematika ini dapat pula terjadi pada siswa-siswa yang memiliki letak kesulitan belajar sama.

Keberagaman letak dan penyebab kesulitan belajar siswa mengharuskan penyuluh atau guru untuk menentukan terlebih dahulu letak dan penyebab kesulitan belajar tersebut. Untuk dapat menentukan letak kesulitan dan penyebabnya, guru sangat memerlukan kegiatan diagnosis. Kegiatan diagnosis ini dilakukan supaya letak dan penyebab kesulitan yang dialami oleh seorang siswa diketahui secara pasti dan tepat. Dengan demikian, guru dapat menentukan langkah untuk membantu siswa mengatasi kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika yang dialaminya.


(63)

Salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran matematika adalah dengan mengadakan pengajaran remedial. Pengajaran remedial ini, merupakan kegiatan yang diberikan kepada siswa dengan menyesuaikan letak dan penyebab kesulitan belajar yang dialaminya. Artinya teknis dan macam kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran remedial, harus sesuai dengan letak dan penyebab kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Harapannya, dengan kegiatan pengajaran Remedial ini siswa dapat terbantu dan kesulian yang sama tidak terulang dalam dirinya. Salah satu contoh kegiatan pengajaran remedial yaitu dengan mengulang kembali materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa.


(64)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai upaya untuk membantu mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami oleh subjek penelitian dengan menggunakan diagnosis kesulitan belajar dan pengajaran remedial. Oleh karena itu, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus yang bersifat eksploratif dengan pendekatan kualitatif yang didukung oleh pendekata kuantitatif, sebab peneliti perlu mengetahui secara mendalam permasalahan siswa dan memberikan pengajaran remedial sebagai upaya mengatasi kesulitan yang dialami. Dimana dalam proses ini hasil-hasil yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif perlu digunakan. Di dalam kasus ini, permasalahan yang dihadapi adalah kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika yang dialami oleh siswa atau subjek penelitian. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, privasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2009:6). Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menjabarkan setiap tindakan atau peristiwa yang muncul dalam penelitian, serta mempertimbangkan setiap aspek yang berkaitan.


(65)

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 2 orang siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang telah dipilih berdasarkan hasil tes penelaahan status serta berdasarkan informasi dari guru dan wali kelas. Siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian adalah siswa yang memperoleh peringkat dua terendah.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika yang dialami oleh 2 orang siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kesulitan belajar yang dialami oleh subjek penelitian dan treatment yang diberikan dalam pengajaran remedial sebagai upaya untuk mengobati kesulitan belajar tersebut.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar yang dimiliki subjek penelitian.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian


(66)

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Maria Immaculata Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2014/2015.

F. Bentuk Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes penelaahan status, tes diagnostik, wawancara dengan subjek penelitian, guru dan wali kelas, serta pelaksanaan pengajaran remedial yang dilaksankan. Data dari tes penelaahan status digunakan oleh peneliti untuk menentukan subjek penelitian, yaitu diambil sebanyak 2 orang siswa. Penentuan subjek penelitian ini dipilih dengan berdasarkan pada peringkat terendah. Untuk semakin memperkuat alasan peneliti dalam menentukan subjek penelitian, peneliti juga mencari informasi dari guru atau wali kelas berkaitan dengan subjek penelitian yang akan dipilih.

Data dari hasil wawancara, akan digunakan dalam berbagai keperluan. Wawancara yang akan dilakukan juga berbagai macam, yaitu wawancara dengan subjek penelitian, dengan guru mata pelajaran matematika, dan wawancara dengan wali kelas. Data hasil wawancara ini digunakan dalam upaya menentukan letak serta penyebab kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika yang dialami oleh subjek penelitian. Secara tidak langsung, informasi yang diperoleh dari hasil wawancara merupakan salah satu aspek pendukung penentuan letak dan penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh subjek penelitian. Kemudian, kesimpulan yang diperoleh dari hasil tes


(67)

diagnostik dan wawancara akan digunakan untuk menentukan teknis kegiatan pengajaran remedial.

Data pada pelaksanaan pengajaran remedial akan digunakan untuk menganalisis dampak pengajaran remedial tersebut terhadap kesulitan belajar yang dialami oleh subjek penelitian dalam pembelajaran matematika. Apakah tindakan yang diberikan pada kegiatan pengajaran remedial dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajarnya atau sebaliknya, yaitu tindakan tersebut tidak memberikan pengaruh apapun pada siswa. Jika demikian, peneliti perlu memberikan saran lebih lanjut terkait dengan alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi kesulitan belajar tesebut.

G. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tes Penelaahan status

Tes penelaahan status diberikan kepada semua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata dalam satu rombongan belajar yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan izin dari kepala sekolah dan guru mata pelajaran. Instrumen dari tes ini akan diuji cobakan terlebih dahulu terhadap kelas lain dengan guru mata pelajaran yang sama. Ketika kegiatan tes dilaksanakan setiap siswa dilarang menggunakan alat bantu hitung, alat komunikasi, dan berdiskusi dengan sesama. Hal ini dilakukan, supaya hasil tes dan data yang diperoleh dapat


(1)

Lampiran | 66


(2)

Lampiran | 67


(3)

LAMPIRAN E

E.1. Surat Ijin Penelitian


(4)

Lampiran | 69


(5)

(6)

Lampiran | 71